Ngopi Bareng Pembaca Media: Banyak PR Pj Bupati Bojonegoro Untuk Menuju Bojonegoro Lebih Baik
BOJONEGORO (RAKYATNESIA) – Habisnya masa jabatan Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah, Minggu, 24 September 2023, menjadi perhatian hampir seluruh masyarakat di wilayah Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur itu.
Banyak yang memberikan ucapan terima kasih atas kinerja dan memberikan apresiasinya, namun banyak juga yang berkomentar miring dan tak sungkan-sungkan untuk “mengolop-olok” seorang bupati wanita pertama di Bumi Angling Dharma tersebut.
Netizen Whatshapp (WA) Group Pembaca Media (PM) juga ambil bagian menggelar Ngopi bareng, Sabtu (24/9/2023) malam, di Caffe Kafekoe yang berada di Jalan Lisman, Bojonegoro, Jawa timur, dengan mengambil thema “Ngobrol Bojonegoro 5 tahun Yang lalu dan Ke depan yang lebih baik”.
Sukisno admin-1 WA Group Pembaca Media dalam paparannya saat ngopi bareng itu mengatakan bahwa Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah telah bekerja selama 5 tahun atau satu periode dalam memimpin Kabupaten Bojonegoro ini.
Lanjut Sukisno, bahwa Pasangan Bupati Bojonegoro DR Hj Anna Mu’awanah – Drs H Budi Irawanto,M.Pd atau yang biasa disebut Pasangan Anna – Wawan, telah melaksanakan 17 program prioritas sebagai realisasi dalam kampanyenya di Pilkada Bojonegoro 2028 silam itu.
Walaupun baru setahun Mas Wawan (Sapaan akrab Wakil Bupati Bojonegoro Budi Irawanto) sudah ditinggalkan oleh bupatinya. Namun, Bu Anna (panggilan akrab, Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah) bisa menahkodai Kabupaten Bojonegoro hingga masa akhir jabatannya itu.
“Saya membuka ngopi bareng ini, dengan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya terhadap Bu Anna yang telah membangun Bojonegoro dengan berbagai sarana dan prasarana yang ada. Mulai dari pembangunan jalan, jembatan, Penerangan jalan umum (PJU), membangun drainase dan trotoar Kota hingga pembangunan jalan poros desa melalui BKKD (Bantuan khusus keuangan Desa) yang berlangsung selama 3 tahun ini,” ungkapnya.
Ditambahkan, dengan kekuatan APBD Bojonegoro sejak Bu Anna menjabat di 2019 sebesar 6,4 triliun dan di tahun terakhir menjabat 2023 APBD Bojonegoro sebesar 7,3 Triliun, maka membangun infrastruktur apapun bisa dilakukan oleh Anna Mu’awanah.
“Siapapun bupatinya dengan dana APBD Bojonegoro sebesar itu, pasti bisa membangun infrastrutur Bojonegoro. Sebab, dengan membangun jalan rigid beton poros kecamatan, memberikan dana BKKD ke desa, membangun jembatan, PJU dan berbagai infrastruktur lainnya sisa lebih pembiayaan anggaran (Silpa) di tahun 2019 mencapai angka Rp 2,3 triliun dan di tahun 2023 silpa Bojonegoro mencapai angka Rp 2,6 triliun,” kata pria yang juga Ketua DPC Pijar Nusa Bangsa (PNB) Kabupaten Bojonegoro itu, serius.
Angota WA Group Pembaca Media Kuslan yang merupakan peserta ngopi bareng PM, paling lantang bersuara. Salah satu yang dikritisi adalah adanya dana hibah dari APBD Bojonegoro ke kabupaten lain. Seperti halnya dengan hibah di tahun 2022 ke Kabupaten Blora sebesar Rp 34,3 miliar dan ke Kabupaten Sumedang sebesar Rp 1,2 miliar. Rencananya di tahun 2023 akan ada lagi hibah ke Kabupaten Lamongan sebesar Rp 39.8 miliar.
“Mengapa ada hibahdi APBD Bojonegoro 2022 ke Kabupaten Blora dan Sumedang yang lolos karena disetujui oleh DPRD Bojonegoro. Kini, ada lagi rencana lagi hibah ke Kabupaten Lamongan dengan nilai Rp 39,8 miliar. Yang dipakai hibah ini uang APBD yang notabene uang rakyat, padahal rakyat di Bojonegoro masih banyak yang miskin dan berada di urutan ke-11 dari 38 kabupaten/kota Se-Jawa timur. Apa nggak sebaiknya, dana tersebut dipakai untuk membantu warganya yang masih dalam kondisi kesusahan. Program ini menyakiti hati rakyat, kecuali uang pribadi Bu Anna yang dihibahkan sendiri ya nggak masalah,” kata pria yang juga pengurus LSM di Bojonegoro itu menegaskan.
Lanjut Kuslan, Program Kartu Petani Mandiri (KPM) tak sesuai harapan, janjinya dulu petani dapat bantuan hibah Rp 10 juta per hektar per tahun, namun realisasinya selama 5 tahun hanya dikasih sekali dan nilainya hanya Rp 2,5 juta, berupa bibit padi dan pupuk. Bahkan, banyak yang memegang KPM tapi hingga Bu Anna selesai jabatanya merekan tak memperoleh bantuan tersebut.
“Ada Kartu Pedagang Produktif (KPP) juga tidak berjalan dengan baik, karena pinjaman itu ada biaya administrasinya, ada bunga dan persyaratan pinjaman sama dengan pinjam di Bank sehingga sangat memberatkan pedagang kecil. Bantuan untuk anak sekolah SMA @ Rp 2 juta di era Bupati Suyoto, di era Bu Anna juga nggak ada. Kelangkaaan pupuk membuat harga melambung tinggi juga nggak ada solusi sama seklai. Padahal duit APBD juga bisa dipakai untuk membantu pupuk petani di wilayahnya,” ungkapnya.
Ditambahkan, bantuan bagi anak-anak SMA/SMK ditiadakan, mungkin karena nggak ada di dalam program Anna – Wawan, padahal program ini sangat membantu. Sementara Para Kepala Desa, Para Perangkat Desa yang sudah memiliki penghasilan tetap (siltap) atau gaji dan tunjangan kon masih diberikan program kuliah gratis atau biasa disebut jalur kuliah Rekognisi Pembelajaran lampau (RPL) yang menjadikan iri sebagian bagi masyarakat di Bojonegoro ini.
“Mestinya lebih diperlukan program bantuan bagi anak-anak lulus Sekolah Lanjutan Atas (SLTA) daripada menguliahkan kepala desa dan perangkat desa secara gratis, soalnya mereka punya penghasilan yang bisa membayar kuliah secara mandiri, tapi malah dikasih gratisan. Program kayak begini itu tidak pro rakyat,” tandasnya.
Harsono seorang anggota group PM asal kelurahan Ledok Wetan ini mengatakan bahwa Bu Anna itu Penguasa bukan lagi seorang pemimpin. Pasalnya, kalau pemimpin itu selalu bicara kebijakan yang adil kepada warganya namun jika penguasa itu akan melakukan tindakan sesuai dengan kata hatinya dan lebih ke arah menguntungkan diri sendiri, golongan dan partainya saja.
“Dia (Bu Anna) lebih suka menghambur-hamburkan uang saja untuk membangun infrastruktur sehingga mengabaikan pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia). Yang penting, bagaimana caranya menghabiskan duit APBD untuk membangun walaupun silpa juga masih di atas 2 triliun setiap tahunnya,” kata pria yang akrab disapa Mas Soni itu.
Ditambahkan, terbukti kemiskinan di Kabupaten Bojonegoro masih di urutan 11 dari 38 Kabupaten/Kota, padahal APBD Bojonegoro di awal kepemimpinannya sudah mencapai 6 triliun lebih dan di akhir jabatanya di tahun 2023 APBD Bojonegoro tembus angka Rp 7,3 terbesar nomor 2 Se-Indonesia.
“Jika APBD dhuwur kenapa warganya nggak bisa makmur berarti ini ada yang salah, dimana Bu Anna sebagai bupati bisa dibilang gagal memanfaatkan APBD dengan baik dan benar. Banyak yang berada di skala prioritas yang nggak dijalankan dan banyak program yang tak penting tapi dijalankan sehingga kurang bermanfaat bagi masyarakat alias mubadzir,” ungkap Mas Soni.
Yoyok seorang anggota PM, dirinya juga merasa memperoleh driskriminasi di era Bupati Anna. Dirinya pernah mengajukan kegiatan pentas musik tapi tak ada respon sama sekali. Padahal, di era bupati sebelunya, dirinya banyak memperoleh dukungan di setiap event atau kegiatan musik yang dilakukanya.
“Mestinya, kalau sudah jadi bupati ya tidak membeda-bedakan pendukung dan bukan pendukung. Sejatinya, bupati itu harus melayani seluruh lapisan masyarakat yang dipimpinnya tanpa membedakan golongan dan parpolnya. Mungkin tidak hanya saya, pastinya masih banyak juga masyarakat yang memperoleh perlakuan tidak adil seperti saya ini,” ujarnya.
Kurangnya kepedulian terhadap petani juga disorot oleh admin-2 WA Group Pembaca Media Bambang Arie Widjanarko. Dirinya mengkritisi kurangnya perhatian terhadap kelangkaan pupuk yang membuat petani menjerit dan kurangnya pembangunan embung dan irigasi di lahan pertanian.
“Petani di wilayah Bojonegoro banyak yang memiliki sawah tadah hujan dan tak ada pengairan teknis sehingga mereka selalu kekurangan air di saat musim tanam. Mestinya digenjot pembangunan embung dan waduk yang tak hanya untuk menyimpan air hujan saja namun jika perlu embung itu dialiri air dari Bengawan Solo sehingga bisa dimanfaatkan untuk pertanian di saat musim kemarautiba. Jika petani bisa panen padi 2 kali dan sekali panen palawija dalam setahun, maka kemiskinan akan berkurang dan petani akan makin sejahtera,” kata Bambang Arie menegaskan.
Rusmijan anggota group PM memberikan penilain yang positif atas capaian pembangunan yang telah dilaksanakan oleh Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah. Pembangunan jalan hingga ke pelosok desa, pembangunan jembatan dan Lampu penerangan jalan di jalan-jalan poros kecamatan yang ada di Kabupaten Bojonegoro ini.
Ditambahkan, bahwa Pembangunan jalan rigid beton dan jalan asphalt hotmix hingga ke pelosok desa sudah bisa dinikmati masyarakat Bojonegoro yang dikenal dengan jalan nglenyer. Termasuk bantuan mobil siaga juga sangat membantu masyarakat desa untuk mengantarkan berobat atau hendak opname ke rumah sakit.
“Saya menyampaikan ucapan terima kasih dan memberikan apresiasi kepada Ibu Anna Mu’awanah yang telah melayani masyarakat dan membangun Kabupaten Bojonegoro selama kepemimpinannya dalam 5 tahun itu,” ungkap pra yang juga mantan Kepala Desa Blongsong, Kecamatan Baureno itu.
Di akhir diskusi ngobrol bareng Pembaca Media Sukisno menyampaikan bahwa keberhasilan dari Bu Anna harus diapresiasi dan yang belum terlaksana seyogyanya bisa dikerjakan oleh Pj Bupati Bojonegoro terutama hal-hal yang bersifat skala prioritas yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
“Berbagai hal yang mendesak untuk dikerjakan mudah-mudahan bisa ditangani oleh Pj Bupati Bojonegoro yang telah dilantik hari Minggu tanggal 24 Setember 2023, di Gedung Grahadi Surabaya. Pekerjaan rumah (PR) sudah menunggu Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto untuk dilanksanakan untuk menuju Bojonegoro yang lebih baik. Selamat bekerja untuk melayani masyarakat Bojonegoro semoga bisa lebih baik lagi,” pungkasnya.
Perlu diketahui, WA Group Pembaca Media dibuat tanggal 6 Oktober 2016 silam, saat ini beranggotakan 562 peserta yang berasal dari wilayah Kabupaten Bojonegoro dan sekitarnya dengan pekerjaan dan profesi yang berbeda-beda, namun tetap mengedepankan saling menghormati dan bisa guyub rukun selawase.
**(Kis/Red).