Perlu Gerakan Moral Dan Kebersamaan Tangani Lingkungan Hidup
BOJONEGORO- Bicara Kabupaten Bojonegoro selalu identik dengan kata kekeringan, kekurangan air, banjir dan merupakan wilayah yang miskin. Kondisi yang demikian itu, diperlukan kecakapan hidup agar mampu bertahan bahkan produktif ditengah keterbatasan.
Karena kondisi yang demikian, diperlukan sebuah gerakan moral secara menyeluruh yang melibatkan seluruh komponen masyarakat Bojonegoro. Kegiatan yang mengikut sertakan anak kecil, remaja, dewasa dan kaum tua. Termasuk juga pelajar, guru, ibu rumah tangga, pengusaha, aparatur dan penegak hukum untuk bersama-sama mensukseskan gerakan strategi hidup yang benar di Bojonegoro.
Guna mensukseskan gerakan tersebut, Bupati Bojonegoro Suyoto menyampaikan, 4 (empat) kebersamaan yang harus menjadi nafas baru kehidupan bagi masyarakat Bojonegoro. 4 kebersamaan itu, yakni, bersama-sama mencegah kerusakan alam, yang kedua gerakan melestarikan lingkungan kita, dan yang ketiga adalah bersama-sama menguatkan untuk memperbaiki lingkungan dan ekososistem di sekitar kita. Kebersamaan keempat adalah menghindari bencana alam.
Kang Yoto (demkian Bupati Bojonegoro Suyoto biasa disapa), menambahkan, bahwa kondisi lingkungan dan alam kita dari tahun ketahun selalu mengalami penurunan. Ditahun 1900 sampai tahun 1985 Bojonegoro masih merupakan daerah yang teduh, demikian pula sumber air masih mudah ditemukan.
Namun kini semua telah berubah, pada musim hujan kita menolak-nolak air namun jika musim kemarau dating kita selalu kekurangan air. Oleh karenanya data kekeringan dari tahun ketahun menunjukkan peningkatan. Melihat hal ini kita harus merubah sikap dan perilaku kita terhadap lingkungan.
Salah satu contoh nyata menyambut datangnya musim hujan ini adalah dengan adanya gerakan menabung dan menyimpan air. Seperti menyimpan air hujan yang bisa ditampung pada embung, sumur atau blumbang dan cara sederhana lainnya dengan membuat lubang resapan atau biopori.
Jika dulu tugas menyimpan air adalah tugasnya pepohonan, kini ketika pepohonan telah semakin sedikit maka lubang resapan adalah cara yang paling efektif untuk menjaga ketersediaan air dalam tanah. “Gerakan strategis hidup yang benar ini harus dimulai dari kita sendiri dan diaplikasikan langsung dalam keseharian kita,” kata pria asli Putra Desa Bakung, Kanor itu menegaskan.
Acara gebyar aksi peringatan hari lingkungan hidup dan hari cinta puspa itu dipusatkan di TPK (Tempat Penimbunan Kayu) Desa Sukorejo Kecamatan Bojonegoro (Kota), dihadiri Bupati Bojonegoro, H. Suyoto yang didampingi oleh Ketua TP PKK, Hj. Mahfudhoh Suyoto, hadir pula Forpimda (Forum Pimpinan Daerah, dulu Muspida), Anggota DPR RI Kuswiyanto, Kepala Dinas, Camat Se-Kabupaten Bojonegoro dan sejumlah tamu undangan lain.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Bojonegoro, H. Suyoto berkenan menyerahkan hadiah lomba diantaranya, Lomba Gerbang Bojonegoro Bersinar, Sekolah Adiwiyata tingkat Kabupaten Bojonegoro dan piagam penghargaan kepada para pelaku konservasi alam dan lingkungan hidup di wilayah Kabupaten Bojonegoro.
Acara gebyar aksi peringatan hari lingkungan hidup dan hari cinta puspa yang mengambil tema strategi bertahan hidup dalam perubahan lingkungan Bojonegoro dan gerakan panen hujan masyarakat Bojonegoro.
Acara dimeriahkan dengan tampilan hiburan dan stand pameran yang diikuti mulai jenjang Sekolah Dasar (SD), MI, SMP dan MTs, SMA, SMK dan MA yang menampilkan aneka produk daur ulang dan pengolahan sampah sederhana yang bisa diterapkan di lingkungan keluarga masing-masing.
Pada puncak acara, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bojonegoro Hj Mafudhoh Suyoto dan didampingi Ketua DPRD Bojonegoro Hj Mitro’atin berkenan melakukan penekanan tombol sirine yang menandai launching gerakan aksi. Sedangkan, Bupati Bojonegoro H Suyoto dengan didampingi Forpimda berkenan melepaskan burung merpati sebagai tanda dimulainya aksi peringatan hari lingkungan hidup dan hari cinta puspa Bojonegoro 2015. **(Kis/AP)