Konflik Terbaru antara Hamas dan Israel Menghantui Sektor Teknologi Israel

Panjoel Kepo

Bagikan

rakyatnesia.com – Sektor teknologi Israel sedang menghadapi tantangan berat setelah terjadinya konflik baru-baru ini antara kelompok Hamas di Palestina dan Israel.

Para investor dan analis percaya bahwa perang tersebut akan membuat pemulihan ekonomi Israel semakin sulit, terutama setelah perlambatan ekonomi global yang memengaruhi pendanaan di negara ini selama tahun ini.

Israel dikenal sebagai negara yang memiliki sektor teknologi yang sangat inovatif, bahkan diakui sebagai salah satu yang terdepan di dunia.

Sekitar 14% tenaga kerja Israel bekerja dalam industri teknologi, dan hampir 20% dari perekonomian negara ini didukung oleh pertumbuhan sektor teknologi.

Baca Juga  Lunix Memperkenalkan Vape Draco pada Acara JIVE di Jiexpo Kemayoran

Namun, di tengah ketidakpastian ekonomi global, pendanaan ke Israel telah mengalami penurunan yang signifikan. Ironisnya, ketika tampaknya kondisi ekonomi mulai membaik, konflik berskala besar seperti yang terjadi belakangan ini dapat merusak prospek pemulihan ekonomi Israel.

“Investasi luar negeri akan melambat dalam beberapa minggu dan bulan ke depan, terutama jika masih terjadi permusuhan,” kata Jon Medved, Kepala Eksekutif OurCrowd, salah satu perusahaan modal ventura terbesar di Israel, dikutip dari Reuters, Rabu (11/10/2023).

Lebih lanjut, menurut dia, saat ini bukan waktu yang mudah untuk Israel mendapatkan investasi. Bahkan, penerbangan ke Israel pun telah dibatalkan.

Baca Juga  Lunix Memperkenalkan Vape Draco pada Acara JIVE di Jiexpo Kemayoran

Israel menyatakan perang terhadap kelompok militan Palestina Hamas setelah orang-orang bersenjata pada Sabtu (7/10) menyerbu pagar batas Gaza.

Media Israel mengatakan kematian akibat serangan tersebut telah mencapai 900 orang, sebagian besar warga sipil ditembak mati di rumah mereka.

Sementara itu, sejumlah warga Israel dan beberapa orang asing dibawa ke Gaza sebagai sandera. Israel membalasnya dengan serangan udara sengit ke Jalur Gaza yang dikuasai Hamas.

Sebelum konflik terjadi, investasi pada startup teknologi Israel telah menurun seiring dengan melambatnya perekonomian global, runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) yang menghilangkan sumber pendanaan utama dan usulan perombakan hukum yang mengancam landasan hukum perusahaan dan hak kekayaan intelektual.

Bagikan

Also Read