Berita Jawa Timur

BPBD Kabupaten Mojokerto Berikan Pelatihan Kader Perempuan Tangguh Bencana Rakyatnesia

[ad_1]

Mojokerto (Rakyatnesia) – Sikap siap siaga menghadapi bencana baik alam maupun non-alam, kini bukan lagi didominasi kaum laki-laki. Para perempuan juga didorong untuk tak kalah tangguh dalam menghadapi kondisi serupa, seperti bencana non-alam tak terduga kebakaran di dapur rumah.

Untuk itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto memberi Pelatihan Kader Perempuan Tangguh Bencana. Pelatihan kader digelar di kantor Desa Sadar Tengah Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto, Senin (28/6/2021) yang dibuka Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati.

 

“BPBD Kabupaten Mojokerto memberi pelatihan serta edukasi kesiapsiagaan menghadapi bencana. Mulai dari bencana alam, non-alam, sosial hingga misalnya cara bertindak dalam menghadapi bahaya kebakaran di rumah tangga,” kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Mojokerto, Lutfi Ariyono.

Selain bencana yang sudah disebutkan di atas, Bupati pada arahannya berharap agar para kader dapat menjaga keluarga masing-masing di rumah. Khususnya dalam menghadapi pandemi Covid-19. Bupati menyebut pandemi Covid-19 merupakan termasuk bencana non-alam.

Hal ini terus ditekankan, mengingat angka Covid-19 secara Nasional terus menunjukkan peningkatan. Belum lagi ditambah ketersediaan kasur atau bed occupancy rate (BOR) ICU RS yang telah menipis. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto mengatasi hal ini dengan terus menambah puskesmas isolasi Covid-19.

“Saya harap para kader pelatihan ini, bisa terus siaga menjaga keluarga masing-masing di rumah. Apalagi BOR RS kita juga sudah penuh. Hanya tersisa di beberapa puskesmas isolasi Covid-19. Meski begitu, kita terus berupaya untuk menambah BOR, karena pandemi ini fluktuatif,” katanya.

Bupati sekaligus Ketua Satgas Covid-19 Kabupaten Mojokerto juga menginformasikan, beberapa faktor kuat pemicu sebaran kasus Covid-19 yang meningkat saat ini. Salah satunya karena mobiltas yang tinggi hingga melalaikan aturan protokol kesehatan. Bupati mencontohkan, hal ini terjadi seperti di kegiatan hajatan.

“Kemarin sudah ada banyak di Kecamatan Bangsal yang izin mengadakan itu. Saya imbau jangan makan di tempat hajatan karena akan sangat rawan memicu lupa prokes (berkerumun lalu lepas masker). Selain itu, beberapa ketentuan biaya rawat pasien Covid-19 yang dibagi menjadi beberapa,” ujarnya.

Apabila dirawat di RS, maka akan ditanggung Pemerintah Pusat, bukan menggunakan klaim BPJS. Sedangkan jika dirawat di puskesmas isolasi, biaya akan ditanggung oleh Pemkab Mojokerto. Bupati juga mengabarkan vaksinasi pencegahan Covid-19 Kabupaten Mojokerto yang akan terus dimaksimalkan.

“Kita sudah lakukan vaksinasi dengan skala prioritas. rakyatnesia lain untuk sektor pelayanan publik, lansia, tenaga pendidik dan tenaga kesehatan. Capaian vaksin kita masih 10 persen dari kurang lebih 886 ribu yang sudah dapat. Saat ini, kita masih menunggu selanjutnya, karena jumlah vaksin yang menentukan adalah Pemerintah Pusat,” tegasnya. [tin/suf]

sumber artikel : berita jatim.com

Nur Chafshoh

Penulis merupakan blogger asal Sidoarjo kelahiran Gresik. Sudah menjadi ibu rumah tangga dan anak 1, berusaha gigih belajar dan berbagi dengan menulis. Pendidikan, S1 Komunikasi Penyiaran Islam UINSA.

Related Articles

Back to top button