Sinau Bareng Dengan Mensesneg Prof Pratikno
BOJONEGORO- Prof. Dr. Pratikno, seorang putra Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, telah dipilih oleh Presiden RI Ir H. Joko Widodo untuk menduduki jabatan sebagai Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg).
Sebuah jabatan yang cukup fantastis dari seorang yang lahir dan berasal dari desa atau yang biasa dibilang wong ndeso.
Walaupun sudah menjabat sebagai Mensesneg, Pratikno masih seperti yang dulu. Bahkan, dia pulang kampung dan menggelar acara halal bihalal dan sinau bareng di desa asalnya. Kegiatan yang dihadiri Mensesneg Prof Dr Pratikno di GOR Dolokgede Minggu 21 Juli 2015 itu, mengambil thema: Mulih ndeso, Mbangun deso, Nguatno Negoro. Kalimat yang diambil dari bahasa yang artinya, pulang ke desa, membangun desa untuk menguatkan negara.
Prof Dr Pratikno yang akrab disapa Pak Tek, adalah sosok yang tenang, sabar dan sangat bersahaja. Sebagai Mensesneg yang menyiapkan segala kegiatan seorang presidemn dan menjadi pengarah bagi kinerja menteri-menteri Kabinet Kerja, Pak Tek, masih Nampak biasa-biasa saja masih mau berbaur dengan warga Dolokgede dan sekitarnya pada saat halal bihalal itu.
Sebelum acara dimulai, Pak Tek sempat menerima tamu di kediaman orang tuanya. Tampak Staf Ahli Pemkab Bojonegoro Kusbiyanto, Kapolres Bojonegoro AKBP. Hendi Fiuser,SIK, ketua DPC PDI Perjuangan Budi Irawanto, Ketua Ikatan Wartawan Bojonegoro (IWB) dan puluhan tamu lainnya. Pak Tek, dengan selalu tersenyum, dia menyalami satu persatu tamu yang bersilaturahmi sekaligus berhalal bihalal ke rumah yang dindingnya terbuat dari kayu jati itu.
Begitu, juga saat memasuki acara di GOR Dolokgede, pria yang berkacamata minus itu dikerubuti para undangan untuk bersalaman sekaligus berhalal bihalal. Saat didaulat memberikan sambutan sinau bareng. Pak Tek terkesan santai tapi sangat serius dalam menyampaiakan beberapa impianya untuk warga Bojonegoro agar lebih maju dan sejahtera.
Pak Tek bercerita tentang awal didirikanya LSM Ademos dengan menyasar program pemberdayaan masyarakat. Termasuk, digagasnya kegiatan sinau bareng, yang secara rutin diadakan oleh LSM yang berdiri di Desa Dolokgede itu.
“Kalimat sinau bareng itu menjadi gambaran bahwa kita ini sebenarnya sama-sama belum tahu akan sesuatu hal. Makanya, kita perlu sinau bareng. Hal itu, disebabkan diantara kita itu memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Yang sudah ngerti bisa ngasih tahu yang belum ngerti, sehingga kita bisa saling mengisi yang pada akhirnya kita semua bisa tahu dan faham akan hal itu,” tegasnya.
Sinau bareng diarahkan pada para remaja untuk bisa meningkatkan potensinya. Yakni, dengan memberikan pelatihan membuat pupuk organic, membuat pakan ternak dengan fermentasi, membuat bio gas dari kotoran, beternak kambing dengan kandang panggung, pemanfaatan sekitar masjid untuk kolam lele dan lain sebagainya. “Konsep sinau bareng itu adalah berkumpul untuk belajar bareng,” katanya serius.
Dalam sinau bareng yang dipadati ratusan undangan dari wilayah 3 (tiga) kecamatan Tambakrejo, Ngambon dan Purwosari itu, Prof Dr Pratikno membahas tentang pentingnya peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan cara pemberdayaan.
Seperti hasil panen pisang dari warga Ngambon dan sekitarnya itu bisa mencapai 9 hingga 12 truck dalam setiap 5 (lima) harinya. “Pisang-pisang itu, melimpah tapi hanya dijual berupa pisang. Bagaimana jika pisang itu dibuah kripik misalnya, pasti akan menambah penghasilan masyarakat penghasil,” ujarnya.
Pria yang sebelumnya menjabat Rektor UGM itu menambahkan, tidak hanya pisang, ada ketela, kayu jati, grabah dan batik Bojonegoro. “Jika ada yang kreatif menggabungkan potensi Bojonegoro untuk kerajinan, kami siap membantunya,” ujarnya.
Ditambahkanya, siapa saja warga Bojonegoro yang memiliki kegiatan pemberdayaan yang mengarah pada penyerapan tenaga kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, dirinya siap membantu.
“Kami mencari potensi warga Bojonegoro dibidang pemberdayaan masyarakat. Kami siap, membantu untuk bisa meningkatkan kegiatan pemberdayaan itu. Buat proposal dan diajukan, nanti kita bantu,” tegasnya.
Kondisi Bojonegoro, tanahnya makin sempit, penduduk makin bertambah sehingga yang mencari nafkah makin banyak, makanya kita harus pandai-pandai dalam memanfaatkan keterbatasan itu melalui kegiatan pemberdayaan. “Roda sudah menggelinding maka kita harus mengikutinya dengan cepat. Kalau mangga itu tidak segera dipethik maka mangga itu akan membusuk. Mari kita raih masa depan yang lebih baik dengan memanfaatkan sumberdaya alam (SDA), niscaya kita akan semakin maju dan sejahtera,” pungkasnya.
Mulih Ndeso, Mbangun Desa dan Nguatno Kutho
Pulang kampung Mensesneg Prof Dr Pratikno, disambut dengan baik oleh masyarakat Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo. LSM Ademos yang dulu digagas oleh Pratikno dan anak-anak muda Desa Dolokgede Tahun 2002 silam, kemudian meminta ke Pratikno untuk berhalal-bihalal dan sinau bareng di GOR Dolokgede Minggu (23/08/2015).
Dalam sambutan Ketua Panitia Dhori, mengatakan, acara yang digagas itu merupakan bentuk ajang silaturahmi, berhalal bihalal sekaligus sinau bareng. “Ini merupakan langkah kita untuk belajar bersama Bapak menteri. Agar Bapak Pratikno menularkan pengalaman dan keberhasilanya dari rakyat jelata, jadi dosen, rektor hingga menjadi seorang mensesneg,” ujarnya.
Ditambahkan, harapanya dengan sinau bareng itu, Mensesneng bisa menyemangati warga Bojonegoro untuk terus bekerja dan berkarya agar ke depan kita lebih maju lagi. “Mohon, disampaikan jika ada uneg-uneg yang terjadi di masyarakat agar nanti bisa kita bahas bareng-bareng Pak Menteri,” pungkasnya.
Sementara itu, hadir dan memberikan sambutan selamat datang Camat Tambakrejo Ngasiaji, Ketua DPRD Bojonegoro Mitroatin, Asisten Pemkab Bojonegoro Kusbiyanto, Kapolres Bojonegoro AKPB Hendri Fiuser dan tamu undangan lainnya. **(Kis/Jo)