Hasil Pilgub Jatim 2018 Semetnara, Khofifah Terus Unggul
Hasil Pilgub Jatim 2018 Semetnara, Khofifah Terus Unggul, Meskipun secara resmi hasil Pilgub Jatim 2018 belum resmi kelaur namun beberapa hasil quick count pilgub jatim 2018 sebagian besar banyak yang menyatakan kemenangan untuk paslon 1 yakni Khofifah Indar Parawansa dengan Emil Elistianto. Dengan nilai 53% diatas pasangan gus ipul dan Puti Guntur Soekarno yang hanya mendapat suara 46 persen.
Pengamat menilai kemenangan tersebut terlihat dari tren dukungan suara terhadap pasangan Khofifah-Emil yang semakin naik selama 4-5 bulan terakhir, sedangkan suara Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno tertahan. Pengamat Politik dari Universitas Airlangga (Unair) Airlangga Pribadi Kusman menyebutkan, ada tiga hal yang menjadi faktor kemenangan pasangan Khofifah-Emil atas Gus Ipul-Puti.
Pertama, strategi populisme elektoral yang dijalankan oleh Khofifah-Emil. “Mereka langsung menyentuh lapisan terbawah dari pemilih menjadi strategi utama yang dilakukan oleh pasangan ini,” kata Airlangg, Kamis (28/6/2018). Hal ini membuat hubungan dan identifikasi politik antara Khofifah-Emil dan pemilih bersifat langsung. “Hal ini yang juga terjadi dalam strategi kemenangan pasangan Gubernur Jakarta Jokowi-Ahok pada 2012 lalu,” ucapnya.
Baca juga :Â Â Quick count 3 Lembaga, Khofifah-Emil Sementara Unggul
Kedua, pertarungan pilgub Jawa Timur di tengah popularitas yang optimal antara Khofifah dan Gus Ipul sangat ditentukan oleh perolehan dukungan yang didapat oleh wakilnya, Emil Dardak vs Puti Guntur Soekarno. “Dalam beberapa debat yang berlangsung, Emil berhasil menunjukkan dirinya sebagai figur pemimpin muda, berkapasitas, berani dan cerdas. Ini menjadi rujukan dari para pemilih di Jawa Timur,” katanya. Ketiga, satu faktor yang menentukan adalah langkah cantik dari Gubernur Jatim, Pakde Karwo, yang pada detik-detik terakhir melansir surat terbuka kepada masyarakat Jawa Timur untuk memilih pasangan Khofifah-Emil dengan pertimbangan kapasitas calon. “Basis dukungan Pakde yang masih kuat baik dikalangan basis Mataraman maupun Kiai ikut memberikan kontribusi suara kepada pasangan Khofifah-Emil Dardak,” kata CEO Initiative Institute itu.
Sementara itu, peneliti senior Surabaya Survei Center (SSC), Surokim Abdusalam, Kamis (28/6/2018) menyampaikan strategi mengikat massa bawah Khofifah menyentuh rasa hingga punya ikatan batin kuat dan tidak mudah berubah. “Sehingga massa bawah mudah mengidentifikasi diri sebagai pendukung fanatis. Kedua, Emil effect ada pergerakan suara rasional dan Khofifah memeroleh tambahan ceruk dari Emil, yang mengimpresi pemilih milenial rasional,” katanya. Pemilih kultural Nahdlatul Ulama berbalik mendukung Khofifah karena melihat Khofifah sebagai kekuatan arus bawah. Hal itu semakin meneguhkan pemilih Jawa Timur untuk bergerak rasional dan lebih banyak mempertimbangkan kompetensi, kualitas paslon, serta figur yang berkontestasi. “Saya melihat tetap faktor undecided voters dan swing voters yang memberi pembeda, sebagian besar pemilih milenial dan pemilih rasional,” ucap Dekan FISIB Universitas Trunojoyo Madura itu.