Serangan Udara Israel di Lebanon Sebabkan Tiga Orang Tewas, Ketegangan Meningkat di Perbatasan

Panjoel Kepo

Serangan Udara Israel di Lebanon Sebabkan Tiga Orang Tewas, Ketegangan Meningkat di Perbatasan rakyatnesia.com - Sedikitnya tiga orang tewas akibat serangan udara Israel di wilayah selatan Lebanon. Salah satu korban merupakan anggota Hizbullah, kelompok yang didukung Iran di Lebanon yang terlibat dalam aksi saling serang lintas perbatasan dengan Israel. Hizbullah merespons serangan tersebut dengan meluncurkan serangan roket ke wilayah Israel. Dilansir oleh AFP pada Kamis (28/12/2023), perbatasan antara Lebanon dan Israel menjadi saksi dari eskalasi serangan lintas perbatasan, khususnya antara militer Israel dan Hizbullah. Ketegangan ini semakin meningkat sejak terjadinya perang di Jalur Gaza antara Hamas dan Israel pada awal Oktober lalu. "Musuh menyerang dengan pesawat-pesawat tempur sebelum tengah malam, mengenai sebuah rumah di pusat kota Bint Jbeil," demikian laporan dari National News Agency (NNA) Lebanon. Kota Bint Jbeil disebut berjarak hanya 2 kilometer dari perbatasan Israel-Lebanon. Disebutkan NNA bahwa serangan itu menewaskan tiga orang, yang terdiri atas seorang pria, saudara laki-lakinya dan istrinya. NNA mengidentifikasi ketiga korban tewas sebagai Ali Bazzi, saudara laki-lakinya Ibrahim Bazzi dan istrinya Shourouk Hammoud. Laporan NNA juga menyebut satu lagi anggota keluarganya mengalami luka-luka akibat serangan tersebut. Hizbullah kemudian mengumumkan bahwa Ali Bazzi adalah salah satu petempurnya. Pada prosesi pemakaman di Bint Jbeil pada Rabu (27/12) waktu setempat, seorang fotografer AFP melihat tiga peti mati diselimuti bendera kelompok Hizbullah. Hassan Fadlallah, seorang anggota parlemen dari Hizbullah, mengatakan dalam proses pemakaman itu bahwa "tidak ada kejahatan terhadap warga sipil yang terjadi tanpa musuh membayar akibatnya". Hizbullah, dalam pernyataannya, menyatakan kelompoknya telah meluncurkan serangan 30 roket Katyusha ke arah area Kiryat Shmona di wilayah Israel bagian utara sebagai balasannya. "Sebagai respons atas kejahatan musuh yang berulang kali dan menargetkan rumah-rumah warga sipil di Bint Jbeil," sebut Hizbullah. Sementara itu, seorang kerabat menuturkan kepada AFP bahwa Ibrahim Bazzi merupakan seorang warga negara Australia yang datang berkunjung sekitar sepekan sebelumnya. Pemerintah Australia, dalam pernyataannya, menyebut dua warga negaranya tewas dalam serangan udara tersebut. Namun identitas kedua warga Australia yang tewas di Lebanon tidak diungkap ke publik. Jaksa Agung Australia, Mark Dreyfus, menyerukan warga Australia untuk segera meninggalkan Lebanon saat penerbangan komersial masih beroperasi. Sejak permusuhan lintas perbatasan dimulai, menurut penghitungan AFP, lebih dari 150 orang tewas di pihak Lebanon -- sebagian besar merupakan petempur Hizbullah, namun sekitar 20 orang lainnya merupakan warga sipil dengan tiga orang di antaranya adalah jurnalis. Di pihak Israel, sedikitnya empat warga sipil dan sembilan tentara tewas akibat serangan lintas perbatasan dari Lebanon.
Bagikan

rakyatnesia.com – Sedikitnya tiga orang tewas akibat serangan udara Israel di wilayah selatan Lebanon. Salah satu korban merupakan anggota Hizbullah, kelompok yang didukung Iran di Lebanon yang terlibat dalam aksi saling serang lintas perbatasan dengan Israel.

Hizbullah merespons serangan tersebut dengan meluncurkan serangan roket ke wilayah Israel.

Dilansir oleh AFP pada Kamis (28/12/2023), perbatasan antara Lebanon dan Israel menjadi saksi dari eskalasi serangan lintas perbatasan, khususnya antara militer Israel dan Hizbullah. Ketegangan ini semakin meningkat sejak terjadinya perang di Jalur Gaza antara Hamas dan Israel pada awal Oktober lalu.

“Musuh menyerang dengan pesawat-pesawat tempur sebelum tengah malam, mengenai sebuah rumah di pusat kota Bint Jbeil,” demikian laporan dari National News Agency (NNA) Lebanon.

Kota Bint Jbeil disebut berjarak hanya 2 kilometer dari perbatasan Israel-Lebanon.

Disebutkan NNA bahwa serangan itu menewaskan tiga orang, yang terdiri atas seorang pria, saudara laki-lakinya dan istrinya.

NNA mengidentifikasi ketiga korban tewas sebagai Ali Bazzi, saudara laki-lakinya Ibrahim Bazzi dan istrinya Shourouk Hammoud.

Laporan NNA juga menyebut satu lagi anggota keluarganya mengalami luka-luka akibat serangan tersebut. Hizbullah kemudian mengumumkan bahwa Ali Bazzi adalah salah satu petempurnya.

Pada prosesi pemakaman di Bint Jbeil pada Rabu (27/12) waktu setempat, seorang fotografer AFP melihat tiga peti mati diselimuti bendera kelompok Hizbullah.

Hassan Fadlallah, seorang anggota parlemen dari Hizbullah, mengatakan dalam proses pemakaman itu bahwa “tidak ada kejahatan terhadap warga sipil yang terjadi tanpa musuh membayar akibatnya”.

Hizbullah, dalam pernyataannya, menyatakan kelompoknya telah meluncurkan serangan 30 roket Katyusha ke arah area Kiryat Shmona di wilayah Israel bagian utara sebagai balasannya.

“Sebagai respons atas kejahatan musuh yang berulang kali dan menargetkan rumah-rumah warga sipil di Bint Jbeil,” sebut Hizbullah.

Sementara itu, seorang kerabat menuturkan kepada AFP bahwa Ibrahim Bazzi merupakan seorang warga negara Australia yang datang berkunjung sekitar sepekan sebelumnya.

Pemerintah Australia, dalam pernyataannya, menyebut dua warga negaranya tewas dalam serangan udara tersebut. Namun identitas kedua warga Australia yang tewas di Lebanon tidak diungkap ke publik.

Jaksa Agung Australia, Mark Dreyfus, menyerukan warga Australia untuk segera meninggalkan Lebanon saat penerbangan komersial masih beroperasi.

Sejak permusuhan lintas perbatasan dimulai, menurut penghitungan AFP, lebih dari 150 orang tewas di pihak Lebanon — sebagian besar merupakan petempur Hizbullah, namun sekitar 20 orang lainnya merupakan warga sipil dengan tiga orang di antaranya adalah jurnalis.

Di pihak Israel, sedikitnya empat warga sipil dan sembilan tentara tewas akibat serangan lintas perbatasan dari Lebanon.

Bagikan

Also Read