Panggilan Telepon Biden-Netanyahu: Tidak Ada Permintaan Gencatan Senjata

Panjoel Kepo

Panggilan Telepon Biden-Netanyahu: Tidak Ada Permintaan Gencatan Senjata
Bagikan

rakyatnesia.com – Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, berkomunikasi dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Sabtu (23/12). Dalam percakapan tersebut, Biden menyatakan bahwa ia tidak meminta Netanyahu untuk melakukan gencatan senjata dengan pihak Hamas.

Biden menjelaskan bahwa pembicaraannya dengan Netanyahu melalui telepon bersifat panjang dan bersifat pribadi. Panggilan ini terjadi hanya satu hari setelah AS memberikan dukungan diplomatik kepada Israel.

“Saya tidak meminta gencatan senjata,” kata Biden, seperti yang dikutip oleh AP pada Minggu (24/12).

Kantor Perdana Menteri Netanyahu juga menegaskan bahwa Netanyahu “menekankan bahwa Israel akan terus melanjutkan perang sampai mencapai semua tujuannya.”

Kondisi Netanyahu sebetulnya semakin tertekan soal agresi brutalnya ke Jalur Gaza Palestina yang berlangsung hampir dua bulan. Di awal agresi, Israel mendapat dukungan kuat dari sekutu dekat terutama Amerika Serikat, Inggris, hingga Prancis.

Namun, negara-negara tersebut pelan-pelan mulai berhati-hati menyuarakan dukungannya dan malah berbalik meminta Netanyahu untuk menahan diri setelah jumlah korban tewas agresi Israel di Gaza terus melonjak.

Di awal agresi Israel, Amerika Serikat membela operasi militer sekutunya itu ke Jalur Gaza sebagai bentuk pembalasan dan pertahanan diri terhadap milisi Hamas yang lebih dulu melancarkan serangan ke negara Zionis itu pada 7 Oktober lalu.

Kini, dikutip Al Jazeera, Gedung Putih justru mewanti-wanti Netanyahu agar mengubah strategi agresi brutalnya di Jalur Gaza jika tidak ingin kehilangan dukungan dari sekutu.

Biden bahkan disebut kewalahan menghadapi Israel yang semakin bersikap “di luar kontrol” AS terkait strategi militernya ke Gaza.

Sebelumnya, Israel melakukan agresi ke wilayah Palestina, khususnya Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Sejak saat itu, Israel terus membombardir dan berjanji bakal terus melakukan penyerangan sampai Hamas hancur, serta semua sandera Israel dibebaskan.

Kondisi perang yang tak usai ini membuat Dewan Keamanan PBB pada akhir pekan kemarin akhirnya menyerukan untuk segera mempercepat pengiriman bantuan kepada warga sipil yang putus asa di Gaza.

Sampai saat ini, Kementerian Kesehatan Palestina mencatat total korban meninggal akibat serangan Israel ke negaranya tembus 20 ribu jiwa. Ini adalah jumlah korban jiwa terbanyak sepanjang sejarah.

Berdasarkan laporan AP, Sabtu (23/12), pejabat Kemenkes mengatakan kematian itu berjumlah hampir 1 persen dari total populasi warga Palestina di Gaza sebelum perang berlangsung.

Banyaknya korban tewas tersebut karena serangan mematikan Israel yang bertubi-tubi selama 11 pekan terakhir membombardir Gaza . Jumlah tersebut diprediksi akan terus bertambah.

Pihak Palestina menyebut serangan udara dan darat Israel ke Gaza menjadi salah satu serangan terdahsyat sepanjang sejarah dunia, yang mengakibatkan 85 persen dari 2,3 juta total penduduk Gaza mengungsi.

Menurut data PBB, dampak lain serangan tersebut adalah lebih dari setengah juta orang di Gaza menderita kelaparan.

Bagikan

Also Read