Elon Musk Ancam Gugatan ‘Nuklir’ Terhadap Media dan Firma Periklanan

Panjoel Kepo

Elon Musk Ancam Gugatan 'Nuklir' Terhadap Media dan Firma Periklanan
Bagikan

rakyatnesia.com – Elon Musk mengeluarkan ancaman serius terhadap beberapa firma periklanan dan kelompok pengawasan media yang dikenal sebagai ‘Media Matters’ pada Jumat (17/11) pekan lalu. Dalam ancamannya, Musk bahkan menyebut akan melancarkan gugatan ‘nuklir’ yang disebutnya sebagai ‘thermonuclear’.

Dalam konteks ini, istilah ‘thermonuclear’ secara harfiah merujuk pada senjata perang, khususnya bom hidrogen yang memanfaatkan energi dari reaksi fisi nuklir utama.

Ancaman yang dilontarkan oleh Musk dipicu oleh tindakan beberapa merek yang memutuskan untuk menghentikan pengeluaran iklan mereka di platform X.

Hal ini disebabkan oleh pandangan bahwa Musk sering mengeluarkan komentar-komentar yang dianggap bersifat anti-Yahudi melalui akun pribadi X-nya.

Lebih lanjut, Musk juga dituduh memberikan panggung bagi netizen yang secara luas membicarakan isu anti-Yahudi di platform tersebut.

Beberapa brand yang dimaksud adalah Apple, Comcast, Disney, IBM, Lions Gate, Paramount Global, dan Warner Bros. discovery. Mereka memutuskan menyetop atau menangguhkan sementara pengeluaran iklan di media sosial yang dulunya bernama Twitter.

Musk merupakan pemilik X sekaligus menjabat Chief Technology Officer (CTO). Hilangnya pemasukan dari iklan tentu akan berdampak besar bagi bisnis layanannya.

“X akan melayangkan gugatan hukum ‘thermonuclear’ melawan Media Matters dan semuah pihak yang melancarkan serangan ke perusahaan kami,” kata Musk, dikutip dari CNBC International, Senin (20/11/2023).

“Direksi mereka, donatur mereka, dan jaringan uang gelap mereka, semuanya,” Musk menambahkan.

Pekan lalu, Media Matters mempublikasikan laporan yang menunjukkan banyak iklan dari brand terkenal yang dipasang berdampingan dengan postingan anti-Yahudi oleh para pengguna X. Laporan itu dikeluarkan pasca Musk merilis tweet yang dinilai oleh Gedung Putih sebagai “dukungan anti-Yahudi dan ujaran kebencian”.

Sebagai respons, para brand terkenal menyetop sementara pengeluaran iklan mereka di X. Juru bicara X, Joe Benarroch, buka suara soal polemik ini dan menilai Media Matters salah kaprah.

“Media Matters sepenuhnya salah mengartikan dinamika pengguna di media sosial,” kata dia.

“Media Matters membuat akun X khusus yang sengaja mengikuti akun-akun sensitif untuk mengkurasi post, sehingga iklan muncul pada akun-akun dengan opini sensitif. Lalu, Media Matters melaporkan misinformasi ini ke para pengiklan,” ia menjelaskan.

Beberapa saat lalu, Gedung Putih juga mengeluarkan pesan pedas ke Musk. Gedung Putih menyebut promosi anti-Yahudi yang kerap dilakukan Musk melalui media sosial telah melawan nilai inti sebagai warga Amerika Serikat (AS).

Bagikan

Also Read