rakyatnesia.com – Turki telah secara resmi menarik duta besarnya untuk Israel sebagai tindakan protes terhadap pertumpahan darah yang terjadi di Gaza.
Keputusan ini diumumkan oleh Ankara menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Turki, dalam upaya untuk memperbaiki hubungan yang rusak antara Turki dan Israel sejak dimulainya konflik antara Israel dan Hamas bulan lalu.
Meskipun ada upaya untuk merestorasi hubungan dengan Israel, Turki tetap mempertahankan sikap keras terhadap Israel dan pendukungnya di Barat, khususnya Amerika Serikat, terutama dengan meningkatnya pertempuran dan jumlah korban warga sipil Palestina yang terus meningkat.
Kementerian Luar Negeri Turki telah memanggil kembali Duta Besar Sakir Ozkan Torunlar untuk berkonsultasi sebagai bagian dari tindakan tersebut.
Sebagai tanggapan, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Lior Haiat, menyebut langkah ini sebagai salah satu dari serangkaian langkah yang diambil oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang dianggap mendukung organisasi teroris Hamas.
Pasukan Israel diketahui telah mengepung kota terbesar di Gaza ketika mencoba untuk menghancurkan Hamas sebagai pembalasan atas serangan tanggal 7 Oktober ke Israel.
Serangan itu diklaim Israel menewaskan sekitar 1.400 orang yang sebagian besar warga sipil dan menyebabkan sekitar 240 orang disandera.
Sementara, Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza mengatakan sekitar 9.500 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah tewas dalam serangan Israel.
Erdogan secara terpisah mengatakan kepada wartawan bahwa dia menganggap Netanyahu secara pribadi bertanggung jawab atas meningkatnya jumlah korban warga sipil di Jalur Gaza.
“Netanyahu bukan lagi seseorang yang dapat kami ajak bicara. Kami telah mengabaikannya,” ujar Erdogan.