Babat Kota Penuh Sejarah, Bahkan Pernah Jadi Ibu Kota Lamongan

moch akbar fitrianto

Bagikan

Rakyat Lamongan – Anda tentu pernah mendengar jajanan yang disebut dengan wingko. Adalah makanan atau jajanan khas babat. Tapi Babat tidak hanya terkenal dengan wingkonya. Dulu Salah satu Kecamatan di Lamongan ini sempat jadi Pusat pemerintahan Lamongan loh, tepatnya pada tahun 1935-1950.Sederet bangunan tua masih berdiri kokoh di sepanjang jalan Raya Surabaya-Bojonegoro menjadi saksi bisu. Babat dipilih Belanda sebagai pusat pemerintahan karena menjadi titik pertemuan tiga kabupaten, yaitu Bojonegoro, Tuban dan Jombang.

  1. Belanda juga mempunyai markas di sejumlah kecamatan di Lamongan, tapi tetap pilih Babat sebagai pusat pemerintahan

Belanda, saat menjajah Lamongan juga berhasil menguasai beberapa wilayah, di antaranya, Paciran, Sukodadi, Kota Lamongan dan daerah lainnya. Namun dari beberapa kecamatan yang berhasil ditaklukkan, Belanda tidak menjadikan wilayah itu sebagai pusat pemerintahan. Wilayah-wilayah itu hanya dijadikan sebagai daerah pembantu pemerintah, atau istilah saat ini pemerintah kecamatan.

Baca juga :Di Lamongan Bakal Ada Rumah Sakit Mata

“Kalau daerah lain seperti Lamongan kota itu juga ada bangunan peninggalan Belanda dan kondisinya terawat,” jelasnya.

  1. Kondisi gedung bekas Corps Tjadangan Nasional rusak karena tak terawat

Salah satu bangunan peninggalan Belanda yang saat ini masih berdiri kokoh di Babat adalah gedung bekas markas Corps Tjadangan Nasional (CTN). Gedung yang dibangun pada tahun 1935 ini tampak rusak dan ditumbuhi semak belukar karena tidak dirawat. Padahal, gedung tersebut merupakan saksi bisu Agresi Militer Belanda I dan II. Selain itu, gedung ini adalah kantor pusat pemerintahan Kawedanan di Lamongan.

“Ada sejumlah bangunan peninggalan Belanda di antaranya gudang di depan Pasar Babat. Dahulunya gudang itu dijadikan tempat penyimpanan senjata dan ada pula yang mengatakan sebagai gudang penyimpanan beras,” jelasnya.

  1. Ternyata, Babat sempat jadi ibu kota Kabupaten Lamongan

Selain itu, kota yang berada 69 kilometer sebelah barat Surabaya ini dipilih Belanda karena keberadaan sungai Bengawan Solo. Sungai terpanjang di Jawa yang berada di sisi utara itu memudahkan mereka dalam mengangkut hasil rempah-rempah ke negara asalnya.

Baca juga : Makam Joko Tingkir Di Pringgoboyo, Lamongan, Benarkah ?

“Dahulunya Babat ini sebagai kantor kawedanan, kalau istilah sekarang keresidenan yang membawahi beberapa pemerintahan. Bahkan, dahulunya Babat ini merupakan ibu kota dari Kabupaten Lamongan,” kata M. Nafis Abdurouf, pemerhati sejarah dan kebudayaan, Lamongan, Kamis (29/10/2020).

  1. Sejumlah bangunan peninggalan Belanda hingga kini masih bisa digunakan

Selain bangunan di atas ada lagi bangunan peninggalan Belanda yakni Rumah Sakit milik Marbrig (Mariniers Brigade atau Koninklijk Nederlandse Marine Korps). Gedung tersebut saat ini difungsikan sebagai kantor Polsek Babat dan kondisinya masih terawat dengan baik.

“Ada lagi Rumah Koramil Babat, Gedung Garuda, Stasiun Babat, Jembatan Cincim, Rumah Panggung milik PT KAI. Itu semua merupakan bangunan peninggalan Belanda. Jadi kalau melihat sejarahnya Babat dahulunya merupakan pusat pemerintahan Belanda,” katanya

Sumber : idntimes

Bagikan

Also Read