Virus Nipah Kembali Muncul, Peternak Babi Rentan Terkena, Simak Disini Gejalanya

Panjoel Kepo

Bagikan

rakyatnesia.com – Virus Nipah telah muncul kembali dan menyebabkan beberapa kematian di Indonesia. Penyakit yang disebabkan oleh virus Nipah ini biasanya ditularkan oleh hewan, terutama oleh kelelawar buah.

Berdasarkan informasi dari laman resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, selain kelelawar buah yang merupakan inang alamiah virus Nipah, virus ini juga dapat menginfeksi beberapa jenis hewan lain, seperti babi, kuda, kambing, domba, kucing, dan anjing. Virus Nipah menjadi sangat menular ketika telah menginfeksi babi, dan masa inkubasi penyakit ini berlangsung sekitar 4-14 hari.

Oleh karena itu, salah satu kelompok yang paling rentan terhadap penyakit virus Nipah adalah para peternak babi yang memiliki kontak erat dengan hewan ternak tersebut.

Meskipun sebagian besar babi yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apa pun, beberapa di antaranya dapat mengalami demam akut, kesulitan bernapas, dan gejala neurologis seperti gemetar, berkedut, dan kejang otot.

Peternak babi juga perlu mewaspadai jika babi menunjukkan tanda-tanda batuk yang tidak biasa seperti disebutkan (unusual barking cough).

Masih menurut Kemenkes, selain peternak babi, berikut adalah golongan yang paling berisiko terinfeksi virus Nipah:

  • Peternak babi atau petugas pemotong babi di area peternakan yang dekat dengan populasi kelelawar buah
  • Pengumpul nira/aren atau buah-buahan lain yang kemungkinan dikonsumsi kelelawar buah
  • Petugas kesehatan yang melakukan perawatan terhadap pasien terinfeksi virus Nipah
  • Tenaga laboratorium yang melakukan pengelolaan spesimen pasien terinfeksi virus Nipah
  • Keluarga atau kerabat yang merawat pasien terinfeksi virus Nipah

Epidemiolog dari Griffith University Australia,Dicky Budiman mengatakan bahwa virus Nipah merupakan highly pathogenic virus dan hingga saat ini belum ditemukan vaksinnya.

Oleh karena itu virus ini berpotensi menjadi wabah (pandemic dan/atau endemic) dengan kemungkinan meninggalnya yakni 75%. Artinya dari 4 orang yang terdeteksi, maka 3 orang umumnya akan meninggal.

Berdasarkan data Kemenkes, Kejadian Luar Biasa (KLB) terkait virus Nipah dilaporkan pada September 1998 di peternakan babi di Kampung Sungai Nipah, Malaysia. KLB kedua terjadi di negara bagian Negeri Sembilan pada akhir Desember 1998.

Sebagian besar pasien mengalami ensefalitis (radang otak) akut, dan beberapa mengalami gangguan pernapasan.

Pada Maret 1999, peneliti berhasil mengkonfirmasi virus penyebabnya merupakan virus Nipah. Kontak dengan babi terinfeksi menjadi sumber utama penularan ke manusia.

Pada Mei 1999 KLB berhasil dikendalikan. Total kasus yang dilaporkan sebanyak 265 kasus dan 105 kematian dengan angka kematian 39,6%. Selama KLB, Malaysia memusnahkan lebih dari 1 juta ekor babi.

Seseorang yang terinfeksi virus Nipah akan mengalami gejala yang bervariasi dari tanpa gejala (asimptomatis), infeksi saluran napas akut (ISPA) ringan atau berat hingga ensefalitis fatal.

Berikut adalah sejumlah gejala yang bisa dialami seseorang akibat terinfeksi virus nipah:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Muntah
  • Nyeri tenggorokan
  • Mudah mengantuk
  • Penurunan kesadaran

Beberapa orang pun dapat mengalami pneumonia atopik dan gangguan saluran pernapasan berat. Pada kasus yang berat, ensefalitis dan kejang akan muncul dan dapat berlanjut menjadi koma dalam 24-48 jam hingga kematian.

Masa inkubasi hingga gejala ini muncul yakni berkisar 4-14 hari, bahkan dalam beberapa kasus ada yang sampai 45 hari.

Bagikan

Also Read