Arumi Bachsin: Perempuan Tulang Punggung Pemulihan Ekonomi Di masa Pandemi Covid-19
SURABAYA – Ketua TP PKK Prov Jatim, Arumi Bachsin Emil Elestianto Dardak menyampaikan, bahwa peran perempuan di segala bidang dinilai sangat besar. Tak terkecuali di masa pandemi Covid-19. Perannya dalam memulihkan ekonomi masyarakat dinilai sangat penting. Apalagi, menurut Index Pemberdayaan Gender (IPG) pada April 2021 lalu menunjukkan bahwa perempuan menjadi tulang punggung pemulihan ekonomi dan sosial bangsa.
“Justru saat pandemi, perempuan yang notebene adalah ibu rumah tangga kebanyakan menemukan satu yang sebelumnya tidak terbayangkan. Misalnya karena suami dirumahkan, atau di PHK faktornya. Mereka yang banyak menghabiskan waktu di rumah, banyak muncul berbagai inspirasi (untuk melakukan ide usaha),” terang Arumi Bachsin
Menurut Arumi, perempuan yang semula hanya sebatas konsumen dan menjadi bendahara rumah tangga saja, kini, di masa pandemi justru menjadi pelaku produksi usaha. Bahkan sosok perempuan sudah mulai menjadi penentu ekonomi keluarga.
“Bukan hanya menjadi pelaku usaha, namun banyak juga solidaritas antar perempuan yang berkolaborasi sesama perempuan, untuk membuka peluang usaha diberbagai sektor,” terang Arumi yang juga sebagai Ketua Dekranasda Jatim tersebut.
Masih menurut Arumi, hal ini lah yang justru menguntungkan Dekranasda Jawa Timur dengan membentuk kultur usaha UMKM yang kreatif dan cepat dalam menangkap respon.
“Sehingga, para pelaku UMKM yang ada di Jawa Timur semakin berkembang,” katanya.
Lebih lanjut mantan Ketua TP PKK Kabupaten Trenggalek ini juga menjelaskan, bahwa di masa pandemi Covid-19 ini, Dekrasnada Jatim terus membimbing dan memfasilitasi para pelaku UMKM. Beberapa diantaranya yakni surat izin, quality control, serta ijin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).
“Ini prioritas kami di masa pandemi, agar mudah melahirkan UMKM baru saat pandemi,” imbuhnya.
Arumi pun menjelaskan, hal tersebut menjadi wajar. Lantaran industri rumah tangga di masa pandemi yang di implementasikan melalui para pelaku UMKM, hingga saat ini menjadi tulang punggung perekonomian di Jatim.
“Lebih dari 60 persen (kontribusi UMKM untuk perekonomian Jatim). Hingga saat ini UMKM di Jatim yang tercatat ada 9,7 juta pelaku usaha. Namun banyak yang belum tercatat karena pandemi. Dari 9,7 juta tersebut, 50 persennya merupakan pelaku usaha perempuan,” jelas Arumi.
Saat ini, sebuat Arumi, sektor andalan tertinggi tercatat bidang makanan dan minuman. Lalu disusul aksesoris, pakaian dan furniture. Meski begitu, aspek permodalan dan quality control untuk makanan dan minuman masih menjadi kendala utama para UMKM.
“Ini tidak bisa main-main. Banyak sekali program pemerintah utamanya yang dilakukan oleh Bu Gubernur (Khofifah Indar Parawansa) untuk memprioritaskan UMKM di masa pandemi. Sehingga kami sebagai mitra di Dekranasda sejalan dalam melakukan pekerjaan,” jelas Arumi.
Untuk memfasilitasi persoalan tersebut, pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Pemprov Jatim kepada para pelaku UMKM menjadi solusi penting. Arumi pun berharap, agar mereka memiliki ide dan kemampuan untuk membuka peluang usaha. Dirinya berharap agar pelaku UMKM untuk tidak ragu dalam mengambil langkah mulai.
“Kami juga ada klinik UMKM yang berkolaborasi dengan Dinas Koperasi. Di klinik tersebut pelaku UMKM yang sudah memulai usaha atau bahkan baru ingin memulai usaha, kita bantu semaksimal mungkin. Dari A sampai Z, bahkan hingga ekspor,” kata Arumi.
Arumi juga memastikan, bahwa Dekranasda Jatim akan terus memprioritaskan apa yang dibutuhkan para pelaku UMKM. Selain memberikan KUR dengan bunga rendah, administrasi bagi para pelaku UMKM pun juga dimudahkan dan bersifat gratis.
“Semua struktur birokrasi dipangkas. Agar UMKM cepat bangkit, dan kami juga terus melalukan sosialisasi. Sosialisasi menjadi salah satu upaya kami untuk bisa memberikan informasi kepada masyarakat. Bahkan dari tingkat provinsi, kabupaten/kota hingga desa,” kata Arumi.
Disisi lain, Arumi juga berpesan agar pelaku UMKM yang bergerak di bidang usaha makanan dan minuman, agar jualannya memiliki kualitas yang baik dan hygienis. Selain itu, penggunaan bahan makanan juga harus dipastikan aman.
“Jika belum ada BPOM nya, paling tidak ada PIRT dan sertifikat halal untuk mendapat kepercayaan dari masyarakat. Karena PIRT dan sertifikat halal untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat agar semakin meningkat. Sehingga sejalan dengan pesanannya agar makin meningkat,” kata Arumi.
Istri Wagub Jatim ini juga berpesan untuk mengajak masyarakat memiliki solidaritas membeli produk yang dihasilkan para UMKM Jatim.
“Fakta di lapangan, di hukum bisnis, produk yang dihasilkan oleh UMKM biaya produksinya lebih tinggi daripada yang dihasilkan oleh produk massal. Di sisi lain, produk yang masuk ke Jawa Timur kebanyakan dibuatnya secara massal. Sehingga harganya lebih terjangkau. Kembali lagi ke masyarakat Jawa Timur, karena dalam hal ini bukan hanya bentuk usahanya yang dilakukan, tetapi solidaritas antar masyarakat Jatim harus ada,” terangnya.
**(B.Yan).