Hasto Beri Kuliah Umum di Sesko TNI, Paparkan Geopolitik Soekarno dan Pertahanan Negara , Kabar Indonesia
Rakyatnesia – Hasto Beri Kuliah Umum di Sesko TNI, Paparkan Geopolitik Soekarno dan Pertahanan Negara Pencarian seputar Berita Nasional di dunia maya kian banyak dijalankan masyarakat Indonesia, sedangkan hakekatnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.
[quads id=10]
Pada artikel Hasto Beri Kuliah Umum di Sesko TNI, Paparkan Geopolitik Soekarno dan Pertahanan Negara ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian cara penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget memandang atau membacanya. Jika anda suka dengan berita ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.
[quads id=10]
Rakyatnesia.com – Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyampaikan kuliah umum bertema geopolitik Soekarno di Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI.
Hasto yang juga merupakan Dosen Universitas Pertahanan (Unhan) itu mengajak para perwira yang akan menjadi pimpinan TNI masa depan untuk berani membangun ide dan imajinasi tentang kekuatan pertahanan Indonesia yang terkuat di dunia.
Hasto memberi kuliah umum bertema “Membangun Kekuatan Pertahanan Negara Berdasarkan Teori Geopolitik Soekarno” di hadapan ratusan perwira siswa pendidikan reguler (Pasis Dikreg) Angkatan ke-52 Sesko TNI, di Bandung, Selasa (16/5). Jajaran Sesko TNI dipimpin Komandan Sesko Marsekal Madya TNI Kusworo.
“Mari berani berimajinasi. Karena imajinasi lebih hebat dari pengetahuan. Itu kata Einstein. Tahun 1927 Bung Karno di Kota Bandung ini berani mengimajinasikan Indonesia merdeka, padahal kekuatan Belanda saat itu adalah salah satu yang terkuat di dunia. Apa rahasia kita merdeka? Itu adalah the power of idea and imagination,” kata Hasto.
Hasto juga menjelaskan, bahwa imajinasi itu dimaksudkan sebagai sebuah visi yang bisa diraih di masa depan. “Misalnya sekarang kita imajinasikan kekuatan militer kita akan terkuat di Samudera Hindia misalnya, sehingga Indonesia menjadi pintu gerbang kemajuan di Pasifik. Dengan imajinasi dan ide tersebut, mari kita siapkan langkah strategisnya,” tambah Hasto.
Untuk bisa melakukannya, lanjut Hasto, para perwira TNI harus meyakinkan dirinya bahwa Indonesia punya syarat untuk menjadi negara hebat, termasuk kekuatan militernya.
Lalu bagaimana caranya pertahanan negara ini bisa disegani dan mampu menjadi penjaga perdamaian dunia?
Menurut Hasto, mimpi itu takkan bisa kalau hanya mengandalkan APBN. Tapi harus dengan strategi geopolitik.
“Kita tak bisa diam saja dan tak membangun disain masa depan kekuatan pertahanan negara kita. Dan kita jalankan siklus geopolitik Bung Karno dengan menegaskan national interest kita, lalu Indonesia melibatkan diri dalam berbagai persoalan global, dan melalui diplomasi luar negeri dan pertahanan, kita perjuangkan kepentingan Indonesia atas dasar konstelasi geografis,” ujar Hasto.
Berbicara geopolitik, dalam kuliahnya, Hasto juga memaparkan pemikiran geopolitik Soekarno yang bercorak kritis sebagai Progressive Geopolitical Coexistence. Pemikiran itu merupakan alternative of view dari pemikiran geopolitik Amerika, Eropa dan Asia.
“Jika pemikiran geopolitik Barat cenderung memperluas wilayah, maka geopolitik Soekarno justru bertujuan menjaga kedamaian di dunia,” ujarnya.
Sebab, konstruksi pemikiran geopolitik Soekarno didasarkan kepada body of knowledge dan tujuh variable geopolitik Soekarno. Yakni Demografi, Teritorial, Sumber Daya Alam, Militer, Politik, Koeksistensi Damai, Sains dan Teknologi.
Tradisi intelektual geopolitik Soekarno dibentuk dari pemikiran kritis menyikapi kolonialisme dan imperialisme, dan cita-cita untuk tata dunia baru yang mengedepankan kemanusiaan, internasionalisme, keadilan, dan koeksistensi damai.
Dikutip dari Jawa Pos