Nasional

Bunuh dan Mutilasi Bosnya, Pelaku: Kepala Saya Potong karena Sering Memarahi, Tangan karena Sering Memukul , Kabar Indonesia

Rakyatnesia – Bunuh dan Mutilasi Bosnya, Pelaku: Kepala Saya Potong karena Sering Memarahi, Tangan karena Sering Memukul Pencarian perihal Berita Nasional di dunia maya kian banyak dikerjakan masyarakat Indonesia, meski sesungguhnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.

[quads id=10]

Pada Tulisan Bunuh dan Mutilasi Bosnya, Pelaku: Kepala Saya Potong karena Sering Memarahi, Tangan karena Sering Memukul ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian sistem penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget memandang atau membacanya. Jika anda suka dengan info ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.

[quads id=10]

Rakyatnesia.com – Motif pelaku membunuh dan memutilasi pemilik depot air isi ulang di Jalan Mulawarman, Kecamatan Tembalang, Semarang, akhirnya terungkap. Muhammad Husen, pelaku pembunuhan sadis yang tak lain karyawan dari korban, Irwan Hutagalung, nekat membunuh bosnya dilatarbelakangi sakit hati.

“Saya sering dimarahi, sering dipukuli. Orangnya suka main tangan. Saya tidak balas. Tapi sakit hati,” ungkap pelaku saat dihadirkan dalam ungkap perkara di Mapolrestabes Semarang, Rabu (10/5), seperti dilansir Radar Semarang (Jawa Pos Group).

Pelaku Husen di tangkap usai pelariannya, di Banjarnegara, Selasa (9/5) sore. Hasil pemeriksaan, korban dibunuh saat sedang tidur di dalam tempat usahanya, Kamis (4/5) malam pukul 20.30 WIB.

“Itu awalnya saya sedang di angkringan, kemudian masuk ke dalam. Orangnya (korban) masih tidur, saya tusuk pakai linggis bagian pipi sebelah kiri. Setelah itu saya tusuk lagi bagian kening sebelah kanan,” beber Husen.

Baca Juga: Polisi Tangkap Pelaku Pembunuhan Pemilik Depot Air Isi Ulang di Semarang yang Mayatnya Dicor

Seketika itu korban langsung sekarat. Pelaku mengaku setelah melakukan perbuatannya kemudian keluar meninggalkan korban. Kemudian berjalan menuju angkringan milik Imam, yang berada persis di samping tempat kerjanya.

“Korban tidak ada reaksi. Setelah dua kali tusukan itu, saya keluar dulu di angkringan, minum. Kemudian setelah jam 4 pagi (Jumat, 5/5) saya mutilasi pakai pisau. Pertama bagian kepala, kemudian tangan sebelah kanan dan lengan sebelah kiri. Memotong kepala karena korban sering memarahi, kedua tangan karena korban sering memukul. Terus saya masukin ke dalam karung,” beber Husen.

Selanjutnya, potongan tubuh korban dimasukan ke dalam karung. Setelah itu diseret menuju lorong dengan tujuan dicor. Alasannya memilih tempat tersebut, supaya tidak diketahui orang. “tempat itu jarang ada yang akses. Kemudian hari Sabtu (6/5) saya ke rumah Pak Irwan (korban) ambil semen dan pasir, lalu kembali saya cor hari Sabtu sore,” jelasnya.

Setelah selesai melakukan perbuatannya, kemudian pelaku kabur ke Banjarnegara menggunakan motor korban, Yamaha Bison warna putih. Sebelumya korban juga mengambil dompet berisi uang Rp 7 juta, dan saat perjalanan ke Banjarnegara sempat membuang tas milik korban di Jabungan Banyumanik.

Baca Juga: Heboh Penemuan Mayat Dicor di Depot Air Isi Ulang Semarang, Ini Dugaan Polisi

“Sampai Banjarnegara saya terus rumah teman, Feri. Dia punya dua rumah, satunya kosong. Feri tidak tahu kalau saya telah melakukan pembunuhan” kata pelaku.

Setelah tiga hari kabur, keberadaanya diendus petugas. Hingga akhirnya berhasil diamankan. Pelaku juga mendapat tindakan tegas lantaran berusaha melarikan diri. Sampai sekarang, pelaku masih mendekam di ruang tahanan Mapolrestabes Semarang, untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan diproses hukum.

“Saya kerja baru sebulan, digaji Rp 2 juta. Saya kecewa, orang yang awalnya saya kenal baik ternyata seperti itu. Saya sudah merencanakan pembunuhan sejak hari Senin (1/5),” beber Husen.

Dikutip dari Jawa Pos

Sukisno

Jurnalis Utama Rakyatnesia.com Dan Sudah di dunia jurnalistik selama lebih dari 30 tahun. Tulisan berita bojonegoro umum, Review, dan profil sudah bukan hal asing lagi, Lugas dengan Fakta.

Related Articles

Back to top button