Penemuan Bangunan Bersejarah Di Sambeng, Lamongan

moch akbar fitrianto

candi di Sambeng
Bagikan

Lamongan – Penemuan Bangunan Bersejarah Di Sambeng, Lamongan, Di Lamongan memang jarang sekali ditemukan bangunan bersejarah dari era Kerajaan ataupun prasejarah. Namun Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Jawa Timur mengatakan bahwa memang benar timnya menemukan dan telah melakukan eskavasi terhadap bangunan yang ditemukan di Dusun Montor, Desa Pataan, Kec Sambeng, Lamongan.

Selama 12 hari, mereka melakukan penggalian yang dilakukan di tempat yang mengandung benda purbakala tersebut, guna menggambar sekaligus menentukan jenis bangunan peninggalan sejarah apa yang ditemukan di tempat tersebut.

“Sebenarnya, proses ekskavasi tahap kedua ini harusnya selesai Minggu (28/10/2018) kemarin. Tapi karena kami merasa ada yang kurang untuk bahan menggambar, akhirnya kami kembali lagi menuntaskannya hari ini,” ujar salah seorang petugas teknis dari BPCB Trowulan Jatim, Saiful kepada Kompas.com, Selasa (30/10/2018).

Baca juga : Bandar Judi Dan Penipu Jual Beli Tanah Di Amankan Polres Lamongan

Ia menceritakan, tim dari BPCB Trowulan Jatim kembali merasa perlu melakukan proses ekskavasi lanjutan, usai peninggalan bersejarah tersebut ditemukan pada 2013 silam. Dengan pada proses kedua, mereka memfokuskan pada bangunan di sekitar area yang ditemukan awal. “Kalau yang 2013 itu kan bangunan utama, sekarang kami melanjutkan dengan bangunan lain yang ada di sekelilingnya. Seperti ini, yang sepintas terindikasi sebagai gapura atau bentar, meski ini masih akan kami pastikan lagi,” jelasnya.

Guna menemukan kerangka bangunan bersejarah yang diduga kuat candi tersebut, melibatkan setidaknya 16 tenaga penggali dari BPCP Trowulan Jatim dengan dibantu sebanyak 11 tenaga penduduk lokal. “Ini penting, supaya kita tahu dan memudahkan dalam proses menggambar bangunan bersejarah ini. Kami juga menggunakan theodolite untuk mengukur luas tanah, dengan dibantu drone untuk memberikan gambaran dari udara, sebab kalau hanya menggandalkan drone saja, jelas kurang akurat,” beber Saiful.

Petugas sendiri sudah mengumpulkan serpihan batu bata yang berserakan di sekitar bangunan peninggalan bersejarah tersebut, sekaligus mengklasifikasikannya sesuai dengan ukuran yang ditandai berbeda-beda. Di luar bangunan utama, masih akan dipetakan lebih lanjut. Sementara di bagian utama bangunan peninggalan bersejarah, diprediksi memiliki ukuran mencapai lebar 16 meter dan panjang 24 meter. Dengan bangunan yang ditemukan pada proses ekskavasi tahap kedua minggu kemarin, berjarak sekitar 50 hingga 60 meter dari bangunan utama.

Penemuan Bangunan Bersejarah Di Lamongan Juga Pernah ada Di Laren, Lamongan

Arkeolog Universitas Negerio Dua sejarawan, Dwi Cahyono, mengatakan Lamongan dan Jombang sebagai lumbung padi era Majapahit karena wilayah ini diapit sungai Bengawan Solo dan Brantas.
“Pada periode awal perkembanganya, aglomerasi penduduk justru berada di sub area selatan. Mulai dari paro utara Bukit Pucangan, hingga selatan pusat Kota Lamongan sampai sekarang,” kata Dwi dalam Seminar Sejarah dan Purbakala di Gedung Widya Loka Dinas Pendidikan, Sabtu (19/3/2016).

Seminar yang diikuti sedikitnya 60 orang undangan terdiri dari guru sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas di Lamongan itu sebagai bentuk kritik terhadap pemerintah yang tak memperhatikan situs bersejarah di Lamongan.

Komunitas Pusat Informasi Kebudayaan Lamongan (Pikulan) lebih sadar dan terpanggil menggulirkan era kejaksaan Lamongan sebagai bagian Majapahit tapi kini nasibnya tak diperhatikan pemerintah.

Hanan Pamungkas, arkeolog Unesa Surabaya, menambahkan seminar ini menunjukan kepedulian sangat tinggi komunitas dari luar daerah bisa berkumpul dan bisa tukar pengalaman.

Ketua Komunitas Pikulan, Supriyono, mengatakan bahwa beberapa tahun terakhir ini di Lamongan ditemukan candi, prasasti bahkan ada juga lingga yoni.

Dari data yang di temukan tahun kemarin lebih dari 10 penemuan dan yang sudah terdata resmi ada sekitar 40 penemuan benda cagar budaya.

Penemuan yang terbaru prasastri terdapat di Desa Kalen, dan lingga yoni di Desa Siwuran Maduran, Candi Pataan yang berada di Sambeng. “Terbaru candi di Sukodadi,” ungkap Supriyono

Bagikan

Also Read

Tinggalkan komentar