Nasional, Rakyatnesia – Jokowi Tolak Permintaan Zelensky, Presiden Ukraina Kirim Senjata. Presiden Zelensky sempat meminta bantuan senjata kepada pihak Indonesia melalui telepon. Namun permintaan ini ditolak oleh Pak Jokowi.
Penolakan permintaan bantuan senjata ini didasarkan pada kebijakan konstitusi serta kebijakan hubungan luar negeri Indoneisa, karena Indonesia adalah negara independen.
Meski menolak permintaan bantuan senjata yang dilayangkan oleh Zelensky, Presiden Jokowi menyebut bahwa Indonesia akan tetap memberikan bantuan kemanusiaan.
Tak hanya itu presiden Jokowi juga mengatakan bahwa ia akan menyerukan agar perang diakhiri ketika nantinya berbicara dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
“Saya tegaskan kembali bahwa sejalan dengan konstitusi kita dan kebijakan luar negeri kita yang independen dan aktif, kita tidak bisa mengirim bantuan senjata ke negara lain, tapi kita siap mengirim bantuan kemanusiaan,” ucap Presiden Jokowi seperti dikutip Hops.ID dari laman Benar News pada Sabtu 30 April 2022.
Dalam pernyataanya tersebut, Presiden Jokowi juga menggarisbawahi bahwa perang harus dihentikan dengan upaya negosiasi damai. Ia menawarkan Indonesia untuk turut berkontribusi dalam upaya damai tersebut.
Tak hanya soal bantuan kemanusiaan dan upaya damai, Presiden Jokowi juga sempat menyinggung mengenai kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin dalam KTT G20
“Presiden Putin mengucapkan terima kasih atas undangan KTT G20 dan mengatakan akan hadir,” tambahnya.
Membenarkan hal ini, Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan bahwa Rusia tengah mempersiapkan KTT G20, serta berharap Presidensi Indonesia dalam pertemuan KTT G20 akan sukses.
“Putin berharap sukses untuk kepresidenan G20 Indonesia dan meyakinkan bahwa Rusia akan melakukan segala yang diperlukan dan segala kemungkinan untuk berkontribusi,” ucap Peskov disitat dari kantor berita Rusia, TASS.
Bersamaan dengan masih berlangsungnya konflik Rusia Ukraina ini, Indonesia dalam KTT G20 yang nantinya akan dilaksanakan di Bali ini telah mengundang seluruh anggota, termasuk Rusia.
Meski diundangnya Rusia sempat menyebabkan beberapa negara Barat walk out pada 20 April saat pejabat Rusia berbicara dalam pertemuan G20 di Washington.