Dirut RS Sardjito Dimutasi ke RSJ, Menkes Sebut Sebagai Hal Biasa Rakyatnesia
[ad_1]
rakyatnesia.com – Usai kejadian meninggalnya puluhan pasien di RS Sardjito, Direktur Utama RS tersebut yakni dr. Rukmono Siswishanto, Sp.OG, M.Kes dimutasi. Kini dr. Rukmono dipindah ke RS Jiwa RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melantik 2 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan Kementerian Kesehatan sebagai direktur utama RS, Senin (12/7). Dengan dilantiknya 2 pejabat tersebut diharapkan layanan kepada masyarakat, infrastruktur RS, dan pembinaan SDM Kesehatan dilakukan dengan optimal.
Selanjutnya Dirut RS Sardjito Jogjakarta dijabat oleh dr. Eniarti, M.Sc, Sp.Kj, MMR. Sebelumnya dia mengemban jabatan Direktur Utama RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang.
Menkes Budi mengatakan rotasi dan mutasi jabatan merupakan hal yang biasa dalam penyegaran organisasi. Dia mengingatkan organisasi yang dijalankan saat ini di lingkungan Kemenkes tengah menghadapi tekanan yang luar biasa karena adanya peningkatan dari penularan Covid-19.
“Untuk itu di manapun rekan-rekan berada sebagai pimpinan RS terutama yang merupakan RS vertikal Kementerian Kesehatan harus dipastikan bahwa tugas utama kita melayani masyarakat sebaik-baiknya, mempersiapkan infrastruktur dengan sebaik-baiknya, dan juga membina semua tenaga kesehatan yang ada di RS kita dengan sebaik-baiknya,” katanya dalam keterangan resmi Kemenkes, Selasa (13/7).
Menurutnya, tekanan yang amat besar dari pandemi ini akan membuat ketiga hal tersebut menjadi sangat krusial dan penting untuk dimonitor kesiapannya setiap hari. Oleh karena ia meminta para Dirut RS vertikal yang ada di seluruh Indonesia agar selalu memastikan bahwa kita meluangkan waktu dan tenaga yang cukup untuk mengantisipasi semua masalah yang mungkin terjadi.
“Dan memberikan pelayanan sebaik-baiknya terhadap masyarakat yang berada di sekitar kita,” katanya.
Sebelumnya Dirut RS Sardjito dr. Rukmono mengadu pada Kemenkes melalui surat karena kurangan stok oksigen di RS tersebut. Langkanya oksigen berbuntut 33 pasien meninggal.
“Terkait pemberitaan yang menyebutkan 63 pasien meninggal maka dapat kami sampaikan penjelasan bahwa jumlah tersebut akumulasi dari Sabtu pagi (3/7) sampai Minggu pagi (4/7), sedangkan yang meninggal pascaoksigen sentral habis pukul 20.00 WIB maka kami sampaikan jumlahnya 33 pasien. Namun dalam kondisi tersebut, semua pasien yang tidak tersuplai oksigen central maka dalam pelayanannya tetap tersuplai menggunakan suplai oksigen tabung. Salah satunya pertolongan dari Polda DIY sejumlah 100 tabung tersebut,” kata pernyataan resmi pihak RS dr. Sardjito, Minggu (4/7).
Akhirnya Kemenkes memasok oksigen ke RS Sardjito sebanyak 2 ton. Dan kasus ini justru berbuntut mutasi jabatan Dirut. rakyatnesia.com sudah berusaha menghubungi pihak RS Sardjito namun belum mendapatkan jawaban hingga berita ini dimuat.
Editor : Edy Pramana
Reporter : Marieska Harya Virdhani
sumber artikel : jawapos. com