Kurikulum Program Pendidikan Vokasi UI Mengacu pada Kebutuhan Industri, Lulusannya Langsung Punya Sertifikasi , Kabar Indonesia
Rakyatnesia – Kurikulum Program Pendidikan Vokasi UI Mengacu pada Kebutuhan Industri, Lulusannya Langsung Punya Sertifikasi Pencarian perihal Berita Nasional di dunia online kian banyak dikerjakan masyarakat Indonesia, meski sebetulnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.
[quads id=10]
Pada artikel Kurikulum Program Pendidikan Vokasi UI Mengacu pada Kebutuhan Industri, Lulusannya Langsung Punya Sertifikasi ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian sistem penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget mengamati atau membacanya. Jika anda suka dengan berita ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.
[quads id=10]
Rakyatnesia.com – Seiring berjalannya waktu, pendidikan vokasi semakin menarik minat anak-anak muda Indonesia. Pemerintah juga melakukan berbagai upaya agar vokasi bisa semakin berkembang. Dengan begitu, mampu menghasilkan lulusan yang siap bersaing di industri dalam maupun luar negeri.
Universitas Indonesia (UI) menjadi salah satu pionir pengembangan pendidikan vokasi. Kampus dengan almamater berwarna kuning itu, kini sudah memiliki 15 program studi (prodi) di Program Pendidikan Vokasi. Terdiri dari 9 program Diploma 3 (D3) dan 6 program Diploma 4 (D4).
Meski baru berdiri pada tahun 2008 lalu, mahasiswa Vokasi UI telah banyak menghasilkan inovasi. Seperti mahasiswa Prodi Akuntansi yang mampu mendirikan Klinik Pajak. Klinik ini setiap tahunnya melayani pengisian SPT untuk dosen dan karyawan UI maupun masyarakat umum. Padahal pekerjaan ini biasa dilakukan oleh lulusan S1 yang sudah memiliki pengalaman bekerja di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan. Namun, dapat ditangani oleh mahasiswa Vokasi UI tingkat 2.
Adapula mahasiswa yang dikirim magang di negara Inggris, yang mampu memperbaiki Standard Operating Procedure (SOP) yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan besar. Belum lagi mahasiswa yang direkrut sebelum lulus oleh berbagai perusahaan dan jumlahnya sangat banyak.
“Kita kalau dari komposisi, 30 persen teori, 70 persen praktik. Kita mendesign mahasiswa berbasis empiris, mengenali dunia kerja. Oleh karena itu, kita membuat program yang lebih banyak berinteraksi dengan dunia kerja,” kata Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, Padang Wicaksono saat berbincang dengan Rakyatnesia.com
Vokasi UI juga memiliki 9 teaching factory. Sarana ini bisa dipakai oleh mahasiswa untuk mengasah keterampilan kerja. Teaching factory juga bisa menjadi tempat magang mahasiswa, maupun memberikan pelayanan kepada masyarakat umum untuk berbagai kebutuhan.
Baca Juga: Komitmen FTUI Untuk Bumi yang Ramah Lingkungan: Bangunan Hijau hingga Penggunaan Energi Terbarukan
Padang memastikan, kapasitas mahasiswa Vokasi UI sudah teruji. Bahkan bisa bersaing di dunia industri dalam maupun luar negeri. Sejak tahun lalu, mahasiswa vokasi juga banyak yang telah dikirim ke luar negeri seperti negara Inggris, Skotlandia, Hungaria, Jerman, Australia, Korea Selatan, dan Taiwan melalui program Indonesian International Student Mobility Awards Edisi Vokasi (IISMAeVO) Kemendikbudristek. Vokasi UI juga rutin mengikuti event pengembangan keahlian siswa lainnya.
“Kita bicara (lulusan) siap pakai, mampu menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat,” imbuhnya.
Vokasi UI juga menjadi satu-satunya kampus yang menerapkan sistem pada saat lulus, mahasiswanya telah dibekali dengan sertifikasi, tidak hanya ijazah. Sertifikasi ini melambangkan kemampuan lulusan tersebut di dunia industri, sedangkan ijazah adalah pengakuan secara intelektual.
“Sertifikasi sudah terkandung di dalam kurikulum dari tingkat 1 sampai lulus, makanya dosen kita sekaligus asesor juga. Dosen kita punya degree, kita punya juga asesor, sudah embeded. Mulai awal-awal kita cari bentuk, sudah lulus sudah sertifikasi,” ungkap Padang.
Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, Padang Wicaksono. (istimewa)
Lebih lanjut, Padang menuturkan, dalam merancang kurikulum, Vokasi UI mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Vokasi UI tidak hanya mengejar kemampuan intelektual, melainkan kompetensi keahlian dunia industri juga sangat dikedepankan.
Pengembangan kurikulum pun selalu melibatkan pihak lain. Termasuk dunia industri. Langkah ini dilakukan agar terbentuk keselarasan Rakyatnesia materi pembelajaran dengan kebutuhan industri.
Dikutip dari Jawa Pos