Tim SAR Berhasil Menyelamatkan Pendaki Yang Mengalami Cedera Kaki di Gunung Kerinci, Butuh Waktu 10 Jam
rakyatnesia.com – Seorang pendaki mengalami cedera pada kakinya saat sedang mendaki Gunung Kerinci, yang terletak di Kabupaten Kerinci, Jambi. Informasi tentang insiden ini telah diterima oleh bagian Komunikasi dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) di Jambi pada hari Jumat, tanggal 18 Agustus 2023.
Dalam laporan yang diambil dari unggahan Instagram resmi Basarnas Jambi pada hari Minggu, tanggal 20 Agustus 2023, Kepala Kantor Basarnas Jambi, yaitu Kornelis, menjelaskan bahwa pendaki yang mengalami cedera adalah seorang pria bernama Martinus yang berusia 31 tahun. Martinus melakukan pendakian Gunung Kerinci bersama seorang temannya.
Ketika korban dan temannya menuju shelter 3, korban cedera kaki diduga tergelincir. Usai menerima informasi tersebit, Tim Rescue Pos SAR Kerinci bergegas melaksanakan operasi SAR bersama tim gabungan lain, yakni tim TNKS, BPBD, Organisasi Pecinta Alam, dan warga.
Disebutkan pula, Tim SAR Gabungan membawa peralatan, seperti peralatan jungle rescue, tandu, peralatan medis, peralatan evakuasi, GPS, dan peralatan komunikasi. Cuaca pada 18 Agustus 2023 di pintu rimba Gunung Kerinci hujan ringan.
Pada Sabtu, 19 Agustus 2023, disampaikan deretan dokumentasi terkait evakuasi korban pada 18 Agustus 2023. Tim SAR Gabungan tiba di lokasi setelah menempuh perjalanan sekitar 10 jam.
Tim SAR Gabungan lantas menangani tahap awal kepada korban guna menstabilkan cedera kaki. Pada Sabtu dini hari, korban langsung dievakuasi dengan tandu dari shelter tiga menuju posko R10.
Cuaca kala itu hujan deras menyebabkan jalur cukup licin dan berlumpur. Pada pukul 10.30 WIB, korban berhasil dievakuasi menuju posko R10 dan dibawa menuju puskesmas terdekat dengan ambulans untuk penanganan medis lebih lanjut.
Minggu (20/8/2023), evakuasi pendaki asal Jakarta bernama Martinus (31) berhasil dilakukan oleh Tim Pos SAR Kerinci setelah satu hari semalam korban dievakuasi dari Shelter 3 Gunung Kerinci, Kabupaten Kerinci, Jambi.
Irfan Ramadani, salah satu anggota Tim Pos SAR Kerinci, menjelaskan mengenai proses evakuasi pendaki yang mengalami cedera diduga patah kaki saat sedang mendaki Gunung Kerinci.
Tim SAR Kerinci mendapat informasi dari kepala Basarnas Jambi untuk membantu evakuasi korban tersebut. Menurut informasi dari Dudung pihak Taman Nasional Kerinci Selak (TNKS), satu pendaki di Gunung Kerinci mengalami kesulitan. Begitu mendapat informasi itu, tim Pos SAR Kerinci segera melakukan evakuasi korban.
Sebelum menjalankan penyelamatan, tim menyusun rencana berdasarkan mapping korban dan mengumpulkan informasi mengenai alat yang dibutuhkan dalam evakuasi.
Cerita berawal pada Kamis, 17 Agustus 2023, ketika pendaki itu diduga mengalami patah kaki. Namun, informasi tersebut baru diterima oleh tim pada 18 Agustus melalui laporan orang.
Evakuasi dimulai pada 18 Agustus pukul 13.00 WIB, dari pintu rimba menuju Shelter satu dan berakhir pukul 19.00 WIB di Shelter tiga. Tim SAR Kerinci melibatkan beberapa anggota untuk membantu menyelamatkan pendaki tersebut.
Namun, saat evakuasi berlangsung, tim menghadapi kendala cuaca yang tidak bersahabat. Hujan mengguyur sepanjang malam dan jalur pendakian pun rusak dan berlumpur.
Meski demikian, tim terus melanjutkan evakuasi dengan membagi tugas dan tunggu di Shelter dua serta bantu di Shelter tiga.
Kendati ada beberapa hambatan, tim berhasil mendapatkan korban pendaki pada Shelter satu pukul 03.00 WIB subuh dan melanjutkan perjalanan hingga R10 sekitar jam 10.30 siang.
Pada saat itu, tim melihat bahwa kaki korban telah membengkak, menunjukkan kemungkinan patah.
Korban langsung dibawa ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.
Saat itu, korban sedang mengikuti open trip bersama sekitar 20 orang lainnya yang mendaki di Gunung Kerinci.
Sebelumnya, dua objek wisata di Provinsi Jambi, yaitu Gunung Kerinci dan Candi Muaro Jambi, saat ini diproyeksikan untuk masuk dalam warisan dunia. Hal ini setelah UNESCO Global Geopark (UGG) resmi menyatakan Geopark Merangin sebagai warisan dunia.