FeaturedNasional

Ini Curhatan Jokowi Tentang Berita Fitnah dan Hoax

BOGOR – Berkaitan dengan penyebaran berita bohong ataupun hoax, Presiden Joko Widodo angkat bicara. Ia memerintahkan kepada Kepolisian untuk mengejar dan memberi tindakan tegas para pelaku tersebut.

“Entah itu Saracen. Entah itu MCA (Muslim Cyber Army), Kalau pelanggaran hukum saya perintahkan kejar, selesaikan, tuntas. Jangan setengah-setengah,” ungkap Jokowi saat acara penyerahan sertifikat hak atas tanah di lapangan parkir Sirkuit Sentul, Bogor, Selasa (6/3/2018).

Presiden Republik Indonesia ke-7 itu mengingatkan bahwa penyebaran berita bohong dapat menyebabkan perpecahan bangsa. “Hati-hati, entah motifnya ekonomi, politik, tidak boleh seperti itu. Saya perintahkan ke Kapolri, kalau ada pelanggaran tindak tegas, jangan ragu-ragu,” tandasnya.

Bahkan dalam curhatannya itu, Jokowi menilai berita bohong di media sosial pun belum mereda. “Enggak, masih hangat. Saya perintahkan selesaikan tuntas supaya adem,” ia menegaskan. Ia khawatir akan hal yang sudah meresahkan masyarakat tersebut.

Karenanya, ia berpesan agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh beragam fitnah dan kabar bohong yang terutama memang tersebar luas di media sosial. “Jangan sampai saling mencela dan menjelekkan, karena kita semua adalah saudara sebangsa dan setanah air,” ungkap Kepala Negara tersebut.

Terutama menjelang pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah Juni nanti ataupun Pemilihan Legislatif 2019 nanti, Jokowi berharap hal ini tidak akan semakin menjadi. Jangan sampai masyarakat terpecah belah karena perbedaan pilihan politik.

Sebagai negara besar, Indonesia jangan mau diadu domba karena hal kecil. “Itulah kadang-kadang jahatnya politik di situ,” ujar Jokowi.

Sebagai contoh Jokowi bercerita tentang fitnah padanya yang dituduh sebagai anggota dari Partai Komunis Indonesia (PKI). Yakni sebuah gerakan dan partai yang telah dinyatakan terlarang di Indonesia.

“PKI itu dibubarkan tahun 1965. Saya lahir 1961. Berarti saya baru umur 4 tahun. Masa ada PKI balita? Itu yang memfitnah ngawur,” ungkap Jokowi menganalogikan.

Jokowi mengaku terkadang jengkel akan tuduhan itu. Namun, di sisi lain ia merasa kemarahannya tersebut tak akan berguna jika diluapkan pun. Namun, bukan berarti ia menerima-nerima saja.

Menurut Jokowi, masyarakat tetap harus diingatkan soal kebohongan tersebut. “Sekarang saya juga blak-blakan. Kalau tidak diingatkan seperti itu masih ada yang percaya juga,” pungkasnya.

Sumber: Gatra.com

Sukisno

Jurnalis Utama Rakyatnesia.com Dan Sudah di dunia jurnalistik selama lebih dari 30 tahun. Tulisan berita bojonegoro umum, Review, dan profil sudah bukan hal asing lagi, Lugas dengan Fakta.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button