Nasional

Konjen AS Penasaran Sosok Capres hingga Kebebasan Pers di Indonesia , Kabar Indonesia

Rakyatnesia – Konjen AS Penasaran Sosok Capres hingga Kebebasan Pers di Indonesia Pencarian perihal Berita Nasional di dunia maya kian banyak dilaksanakan masyarakat Indonesia, sedangkan hakekatnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.

[quads id=10]

Pada artikel Konjen AS Penasaran Sosok Capres hingga Kebebasan Pers di Indonesia ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian sistem penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget memandang atau membacanya. Jika anda suka dengan info ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.

[quads id=10]

Rakyatnesia.com – Peta politik menjelang Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2024 memicu ketertarikan Konsul Jenderal (Konjen) Konsulat Jenderal AS di Surabaya Jonathan A. Alan. Hal itu dia ungkapkan saat berkunjung ke kantor Jawa Pos di Graha Pena Surabaya kemarin (15/5). Dia datang bersama dengan Public Affairs Officer Joshua Shen dan Asisten Informasi Arieshadela Irwantini.

Alan bertanya-tanya apakah ada sosok seperti petahana Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang bakal melejit namanya. Jokowi yang bukan tokoh utama partai dan tidak diunggulkan, tapi bisa dipilih rakyat dan menjadi orang nomor satu di Indonesia.

Menurut dia, demokrasi di Indonesia begitu terbuka. Membuka peluang bagi siapa saja untuk bisa menjadi presiden. Anak-anak bisa membangun mimpinya untuk bisa menjadi orang nomor satu di Indonesia. Jokowi adalah salah satu contohnya. ’’Dalam pemilu kali ini, apakah ada sosok yang seperti itu muncul?’’ tanyanya dalam diskusi dengan redaksi Jawa Pos.

Dia menceritakan bagaimana dulu ketika Presiden Ke-44 AS Barack Obama berkunjung ke Indonesia. Ada candaan bahwa AS telah ’’mencuri” presiden Indonesia. Obama dulu tinggal di Indonesia dan sama seperti Jokowi, dia bukan tokoh politik yang diunggulkan di AS. Namun, dia bisa mengalahkan Hillary Clinton dalam primary Partai Demokrat 2008 dan menjadi presiden Afrika-Amerika pertama di Negeri Paman Sam.

Selain politik, rombongan dari Konsulat Jenderal AS di Surabaya tersebut menanyakan seputar pekerjaan di media. Mulai apakah ada tekanan dari pemerintah, kebebasan pers, perlindungan terhadap identitas narasumber, hingga pengecekan fakta berita-berita yang tidak benar.

’’Jawa Pos memiliki rubrik Hoax atau Bukan untuk meluruskan berita,’’ jelas Dirut Jawa Pos Koran Leak Kustiyo. Di era keterbukaan seperti saat ini, lanjut dia, sulit untuk menutupi sesuatu, apalagi menekan media untuk tidak menulis berita. Sebagai contoh, jika ada pejabat yang bermasalah, yang bersangkutan akan diulas sampai kasusnya benar-benar selesai. (sha/c7/oni)

Dikutip dari Jawa Pos

Sukisno

Jurnalis Utama Rakyatnesia.com Dan Sudah di dunia jurnalistik selama lebih dari 30 tahun. Tulisan berita bojonegoro umum, Review, dan profil sudah bukan hal asing lagi, Lugas dengan Fakta.

Related Articles

Back to top button