Rakyatnesia – Berbekal Beasiswa, Mahasiswa Tunarungu Indonesia Lulus S2 di Amerika Serikat Pencarian seputar Berita Nasional di dunia online kian banyak dilaksanakan masyarakat Indonesia, meski hakekatnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.
[quads id=10]
Pada Tulisan Berbekal Beasiswa, Mahasiswa Tunarungu Indonesia Lulus S2 di Amerika Serikat ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian cara penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget memandang atau membacanya. Jika anda senang dengan info ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.
[quads id=10]
Rakyatnesia.com – Kabar membahagiakan datang dari Amerika Serikat. Dengan keterbatasan fisiknya, Phieter Angdika berhasil lulus program S2 di Universitas Gallaudet, Amerika Serikat. Pria penyandang tunarungu itu menempuh kuliah berbekal beasiswa dari World Deaf Leadership (WDL) tahun 2022, yang disponsori oleh Nippon Foundation (Jepang).
Merujuk informasi yang dilansir KBRI Washington D.C. pada Sabtu (13/5) malam disebutkan, prosesi wisuda program S2 Universitas Gallaudet digelar pada Jumat (12/5) lalu. Dari seluruh mahasiswa yang diwisuda, ada 30 orang mahasiswa internasional dari 11 negara. Salah satunya adalah Phieter.
Presiden Universitas Gallaudet, Roberta Cordano dalam sambutannya menyampaikan pentingnya dukungan komunitas dalam mewujudkan misi Gallaudet untuk mencetak generasi muda masa depan. Keahlian, ketrampilan, dan ilmu pengetahuan yang dimiliki para wisudawan masih sangat jarang di masyarakat dan sangat diperlukan untuk kemajuan masa depan.
Dubes RI untuk AS Rosan Roeslani menghadiri acara kelulusan program pascasarjana di Universitas Gallaudet itu. Dubes Rosan mengungkapkan rasa bangga atas pencapaian Phieter.
“Saya sangat senang, bahagia, dan terharu dengan pencapaian Piether. Prestasinya membanggakan, dia menjadi orang Indonesia pertama yang menyelesaikan program S2 di Universitas Gallaudet,” katanya.
Dubes Rosan juga berkomitmen untuk membantu Phieter meneruskan program S3 dalam bidang Linguistics di Universitas yang sama.
“Setelah menyelesaikan pendidikannya, Phieter dapat membantu mengembangkan edukasi untuk tuna rungu di Indonesia,” ujar Dubes Rosan.
Rencananya Phieter akan melanjutkan pendidikan S3 pada Musim Gugur 2023. Lebih lanjut Dubes Rosan berharap Indonesia kelak akan memiliki universitas khusus untuk penyandang disabilitas seperti Gallaudet University.
Pemerintah Indonesia diharapkan dapat memberikan perhatian lebih kepada sekitar 22,5 juta penyandang disabilitas di Indonesia. Serta menyediakan akses pendidikan yang seluas-luasnya agar mereka lebih percaya diri dan menjadi kebanggaan.
Phiether yang merupakan peneliti di Laboratorium Riset Bahasa Isyarat (LRBI) FIB Universitas Indonesia, mengungkapkan kesannya selama kuliah di Universitas Gallaudet.
Dia mengaku merasakan banyak hal yang didapatkan. Salah satunya tentang layanan Video Relay Service (VRS), yang memberikan layanan penterjemah bahasa isyarat melalui telepon.
Phieter saat ini merupakan Ketua Muslim Student Association Gallaudet University. Untuk diketahui, Universitas Gallaudet merupakan kampus swasta ternama di Washington yang fokus memberikan edukasi kepada pelajar tunarungu dan tunawicara. Kampus ini telah berdiri sejak tahun 1864. Sebelum Phieter terdapat 4 orang Indonesia lainnya yang meraih gelar sarjana (S1) dari kampus ini.
Dikutip dari Jawa Pos