10 Nama Cawapres Pendamping Ganjar Masih Digodok Megawati , Kabar Indonesia
Rakyatnesia – 10 Nama Cawapres Pendamping Ganjar Masih Digodok Megawati Pencarian perihal Berita Nasional di dunia online kian banyak dikerjakan masyarakat Indonesia, meski sesungguhnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.
[quads id=10]
Pada Tulisan 10 Nama Cawapres Pendamping Ganjar Masih Digodok Megawati ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian cara penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget memperhatikan atau membacanya. Jika anda senang dengan info ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.
[quads id=10]
Rakyatnesia.com – PDI Perjuangan sejauh ini menutup rapat bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres). Kepastian nama cawapres itu masih terus digodok Megawati Soekarnoputri selaku ketua umum.
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, Ganjar dan cawapresnya harus menjadi dwitunggal. Dua sosok yang saling melengkapi, serta bisa bekerja sama dan bergotong royong menghadapi Pilpres 2024. Sosok Ganjar juga harus bisa mendongkrak perolehan suara. Sebab, untuk meraih kemenangan, pasangan capres-cawapres harus mampu mendulang sura 50 persen plus satu.
Dalam menentukan nama cawapres, PDIP juga akan membahasnya dengan partai yang sudah menjalin kerja sama. Yakni, PPP dan Partai Hanura. ”Kami akan bertemu dan duduk bersama,” ucap Hasto.
Baca Juga: Muhaimin Makin Rajin Bersilaturahmi ke Para Tokoh
Soal kemungkinan nama-nama cawapres, Hasto menyebut bahwa ketua umum sudah pernah menyampaikan. Ada 10 nama yang dipertimbangkan. Namun, Hasto enggan membocorkan nama-nama itu. Yang jelas, dalam waktu yang tepat, pihaknya akan menyampaikannya ke publik.
Apakah diumumkan pada puncak perayaan Bulan Bung Karno di Gelora Bung Karno (GBK) pada 24 Juni nanti? Hasto belum bisa memastikan. ”Mohon bersabar, pada saatnya nanti diumumkan,” elak alumnus UGM Jogjakarta itu.
Di sisi lain, Partai Demokrat tidak menyambut baik wacana Ketua Umum PKS Ahmad Syaikhu untuk menyandingkan Anies Baswedan dengan Sandiaga Uno sebagai cawapres. Usul itu dinilai tidak tepat dengan semangat pembentukan Koalisi Perubahan.
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyatakan, pihaknya menghormati usul PKS tersebut. Hal itu menjadi bagian dari hak politik PKS. Setiap anggota koalisi bisa mengusulkan siapa saja. Namun, pihaknya menilai sosok Sandi tidak sesuai dengan latar belakang koalisi.
Baca Juga: Pendidik Kini Bisa Akses Rapor Pendidikan
Pertama, koalisi sudah memberikan mandat ke Anies untuk memilih cawapres dan membentuk pasangan yang bisa memenangi Pilpres 2024. Jika Anies-Sandi dipasangkan, lanjut dia, bisa mengulang kekalahan di Pilpres 2019. ”Kalau berjuang kembali di 2024, sepertinya berat,” kata Herzaky.
Dari sikap politik, Sandi juga dinilai bagian dari status quo. Sebab, mantan wakil ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu telah memilih mendukung Joko Widodo, lalu meninggalkan pendukungnya di Pilpres 2019 dengan masuk kabinet. Artinya, secara semangat politik tidak merepresentasikan perubahan yang jadi semangat koalisi. ”Bersimpangan jalan dengan kami yang memilih di luar kabinet,” tuturnya.
Herzaky menambahkan, cawapres yang memiliki karakteristik perubahan sangat krusial dan sesuai dengan platform koalisi. ”Sosok capres-cawapres Koalisi Perubahan seharusnya merupakan representasi perubahan. Bukan titipan Presiden Jokowi, LBP (Luhut Binsar Pandjaitan), ataupun bagian dari status quo,” pungkasnya. (lum/far/c18/hud)
Dikutip dari Jawa Pos