Nasional

Cerita Perantau yang Harus Bermalam Sepekan di Pelabuhan Tanjung Priok Sebelum ke NTT , Kabar Indonesia

Rakyatnesia – Cerita Perantau yang Harus Bermalam Sepekan di Pelabuhan Tanjung Priok Sebelum ke NTT Pencarian seputar Berita Nasional di dunia maya kian banyak dilaksanakan masyarakat Indonesia, sedangkan sebetulnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.

[quads id=10]

Pada artikel Cerita Perantau yang Harus Bermalam Sepekan di Pelabuhan Tanjung Priok Sebelum ke NTT ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian sistem penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget memperhatikan atau membacanya. Jika anda senang dengan berita ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.

[quads id=10]

Rakyatnesia.com – Tumpukan barang yang disusun model leter L terlihat di ruang tunggu penumpang di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Barang-barang itu milik empat calon penumpang asal Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung. Mereka sedang dalam perjalanan pulang ke kampung halaman di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Kami sudah lima malam di sini. Kami tiba di Tanjung Priok pada pukul 04.00 WIB, Kamis (20/4),” kata salah seorang penumpang bernama Natalia saat ditemui di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (24/4).

Kapal yang akan membawa mereka berlayar ke Maumere, NTT, dijadwalkan berangkat pada Rabu (26/4). Artinya, mereka bermalam selama sepekan di Pelabuhan Tanjung Priok.

Baca Juga: Aliran Sesat di Kenya, Membiarkan Diri Kelaparan Demi Surga, 58 Orang Kehilangan Nyawa

Natalia menuturkan bahwa mereka menaiki kapal ferry dari Pangkal Pinang menuju Jakarta. Namun, saat Lebaran tidak ada kapal ferry yang berlayar ke wilayah timur.

Tumpukan barang-barang yang sangat banyak itu berisi pakaian untuk keluarga di kampung halaman mereka. Di Bangka Belitung, Natalia berprofesi sebagai petani kelapa sawit. Orang tuanya telah berada di sana selama 40 tahun, sedangkan dirinya baru enam tahun.

“Saya berencana pulang kampung selama lima bulan,” ujarnya.

Baca Juga: Tak Hanya yang Kembali dari Kampung, Stasiun Gambir dan Pasar Senen juga Masih Dipadati Pemudik

Dia menceritakan alasan pulang kampung menggunakan kapal laut karena harga tiket yang murah. Tiket pesawat dari Kepulauan Bangka Belitung menuju Nusa Tenggara Timur mencapai Rp 4 juta per orang.

Sedangkan, harga tiket kapal laut tak sampai Rp 1 juta. Selisih uang Rp 3 juta bukan nominal yang sedikit bagi mereka yang berprofesi sebagai petani. “Harga tiket dari Pangkal Pinang ke Jakarta hanya Rp 450 ribu. Sedangkan dari Jakarta ke Maumere Rp 515 ribu,” kata Natalia.

“Kami punya anak yang masih sekolah. Kalau kami naik pesawat nanti kebutuhan anak kami tidak ada,” tambahnya.

Baca Juga: Pemudik Merasa Nyaman karena Banyak Polisi Berjaga dari Pulau Jawa ke Sumatera

Sementara, Yanti yang merupakan kerabat sudah beberapa kali mengunjungi mereka. Yanti pernah mengajak mereka bermalam, tetapi niat baik itu ditolak dengan alasan ada banyak barang yang dibawa.

“Saya mau ajak ke rumah, tapi mereka nggak mau dan lebih memilih di sini,” kata Yanti.

Sepanjang 7 April sampai 23 April 2023, data kumulatif total penumpang yang naik dan turun mencapai 27.903 orang di Pelabuhan Tanjung Priok. Jumlah itu lebih tinggi 70,19 persen bila dibandingkan tahun lalu yang tercatat hanya 16.395 orang.

Baca Juga: Polisi Berlakukan One Way Arus Balik dari Arah Limbangan hingga Nagreg

Total kapal yang melayani perjalanan para perantau ada sebanyak 14 unit yang terdiri dari sembilan unit kapal milik Pelni dan lima unit kapal milik swasta.

Pengawas Posko Harian Angkutan Laut Lebaran Pelabuhan Tanjung Priok Anggy Dwi Yunanto mengatakan para perantau cenderung memilih kapal laut lantaran bisa membawa barang tak terbatas.

Hingga H+2 Lebaran, kondisi Pelabuhan Tanjung Priok masih terpantau landai. Para perantau terlihat beristirahat di atas tikar yang mereka bentangkan di ruang tunggu.

Dikutip dari Jawa Pos

Sukisno

Jurnalis Utama Rakyatnesia.com Dan Sudah di dunia jurnalistik selama lebih dari 30 tahun. Tulisan berita bojonegoro umum, Review, dan profil sudah bukan hal asing lagi, Lugas dengan Fakta.

Related Articles

Back to top button