Nasional

Riset Buktikan Selama Ramadan Jalanan Jabodetabek Jadi Lebih Macet , Kabar Indonesia

Rakyatnesia – Riset Buktikan Selama Ramadan Jalanan Jabodetabek Jadi Lebih Macet Pencarian seputar Berita Nasional di dunia online kian banyak dikerjakan masyarakat Indonesia, meski hakekatnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.

[quads id=10]

Pada artikel Riset Buktikan Selama Ramadan Jalanan Jabodetabek Jadi Lebih Macet ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian sistem penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget mengamati atau membacanya. Jika anda suka dengan info ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.

[quads id=10]

 

Rakyatnesia.com – Perusahaan dan instansi pemerintahan di wilayah Jabodetabek mulai menerapkan kebijakan Work From Office (WFO) kembali, tiga tahun setelah kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pertama kali diterapkan dan beberapa bulan setelah pemerintah mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada akhir Desember 2022.

Namun, pada bulan Ramadan ini, beberapa perusahaan dan instansi pemerintahan melakukan penyesuaian dan/atau pengurangan jam kerja. Apakah kebijakan ini mempengaruhi mobilitas pekerja kantoran?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perusahaan riset data berbasis Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI), Pacmann bekerja sama dengan Nurvirta Monarizqa (Data Scientist di Microsoft) melakukan analisis waktu perjalanan pulang-pergi kerja Rakyatnesia daerah perkantoran dengan kecamatan-kecamatan di wilayah Jabodetabek.

Data waktu perjalanan dikumpulkan dengan mengambil waktu tempuh secara real time dari tiap titik pusat kecamatan di Jabodetabek ke 5 proxy tempat kerja (Thamrin, SCBD, Kuningan, Blok M, dan TB Simatupang), setiap 15 menit dari pukul 07.00-10.00 dan sebaliknya dari proxy tempat kerja ke centroid kecamatan dari pukul 16:00-20:00, menggunakan HERE Maps API.

Tim Pacmann memilih pekan ke-3 bulan Ramadan selama hari kerja dan jam berangkat/pulang dinyatakan dalam waktu Indonesia Barat (WIB) agar data yang dianalisis bersifat representatif.

Hasil analisis menunjukkan bahwa secara rata-rata, mayoritas durasi perjalanan (baik pulang maupun pergi) berkisar Rakyatnesia 30-120 menit dengan tendensi (median) 75 menit.

Baca Juga: Masih Contraflow di Tol Japek, Pemudik Arah Cipularang Diimbau Gunakan Lajur Kiri

Namun, terdapat beberapa daerah yang durasi pulang/perginya di atas 2 jam, di antaranya kecamatan Nanggung, Sukajaya, Pamijahan dan Tanjungsari, yang masuk ke dalam daerah administrasi Kabupaten Bogor.

Durasi perjalanan pada beberapa variasi jam berangkat maupun jam pulang memiliki deviasi yang kecil. Secara umum, durasi perjalanan di seluruh kecamatan cenderung sama baik ketika berangkat pada pukul 7.00 atau 10.00, dan tidak banyak perbedaan.

Selain itu, durasi perjalanan pulang paling tinggi terjadi jika pulang pada pukul 17.00 (rata-rata jam pulang kantor yang dipercepat agar bisa berbuka di rumah). Kemudian pola berbeda untuk tiap Kecamatan juga terlihat. Ada yang berangkat lebih pagi akan lebih cepat (beating the rush hour) namun ada pula yang lebih siang justru lebih cepat. Pun berbeda untuk tiap proxy kantor.

“Dalam melakukan analisis tren ini, tentunya dapat membantu perusahaan dalam mengoptimalkan pengaturan jam kerja karyawannya. Dengan mengetahui durasi perjalanan yang optimal untuk setiap titik kantor proxy, perusahaan dapat mengatur jam kerja karyawannya agar lebih efisien, misalnya dengan memberikan pilihan waktu berangkat yang fleksibel untuk menghindari kerumunan atau waktu-waktu padat,” ujar Erisha Aryanti, Tim Sekolah Data sekaligus Data Analyst di Pacmann.

Untuk analisis clustering jam pulang pada tiap proxy kantor, riset terse melihat bahwa setiap daerah memiliki pola durasi perjalanan yang berbeda-beda. Untuk proxy kantor Thamrin, pola durasi perjalanan yang terlihat paling menarik dan seragam, dengan durasi perjalanan tertinggi terjadi ketika pulang pada pukul 17.00 (jam pulang kantor yang umum di bulan puasa).

Baca Juga: Puncak Arus Mudik, 41.900 Penumpang Gunakan Kereta Api dari Pasar Senen dan Gambir

Dikutip dari Jawa Pos

Sukisno

Jurnalis Utama Rakyatnesia.com Dan Sudah di dunia jurnalistik selama lebih dari 30 tahun. Tulisan berita bojonegoro umum, Review, dan profil sudah bukan hal asing lagi, Lugas dengan Fakta.

Related Articles

Back to top button