Hari Osteoporosis Sedunia, Yuk Kenali Penyebab gangguan Tulang Satu ini

moch akbar fitrianto

screenshot 185
Bagikan

Rakyatnesia – Apakah kalian tahu jika setiap tanggal 20 Oktober itu ada hari spesial untuk tulang kita tercinta, yap adalah hari osteoporosis sedunia.

Hari Osteoporosis sendiri sudah ada di Inggris dan diperingati diseluruh dunia sejak tahun 1996 lalu. Hari Osteoporosis Sedunia didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran akan pencegahan, diagnosis, dan pengobatan osteoporosis.

Tahukah kamu arti dari gangguan kesehatan osteoporosis?

Apa Itu Osteoporosis

Osteoporosis merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh berkurangnya massa tulang dan kerusakan mikroarsitektur tulang yang menyebabkan tulang menjadi rapuh dan meningkatkan risiko terjadi patah tulang. Definisi terbaru osteoporosis adalah suatu kelainan tulang yang ditandai oleh berkurangnya kekuatan tulang sehingga meningkatkan risiko terjadi patah.

Jenis Osteoporosis

Hari osteoporosis sedunia

Menurut jenisnya Penyakit atau gangguan tulang Osteoporis dibagi menjadi dua yakni Primer Dan Sekunder.

Osteoporosis Primer

Osteoporosis primer terdiri atas tipe 1, yaitu osteoporosis pasca menopause, terjadi pada wanita setelah berhenti mengalami menstruasi. Sedangkan tipe 2 adalah osteoporosis senilis, terjadi pada orang tua di atas usia 75 tahun.

Osteoporosis Sekunder

Osteoporosis sekunder adalah pengeroposan tulang yang terjadi akibat penyakit lain atau obat-obatan, seperti pada mereka yang mengkonsumsi obat kortikosteroid, anti kejang, atau antasida yang digunakan jangka panjang atau mereka yang menderita penyakit artritis reumatoid atau penyakit autoimun lainnya, gangguan tiroid, atau pada pasien yang berbaring lama contohnya mereka yang mengalami stroke.

Menurut beberapa ahli Osteoporisis sendiri tidak memiliki gejala disebut juga dengan nama pencuri diam – diam sampai pada akhirnya ada bagian tulang yang patah karena kekurangan zat. Akibat patah kompresi pada tulang belakang (tulang belakang menjadi pipih) dapat terjadi nyeri pada tulang belakang dengan nyeri yang menjalar ke tungkai bawah. Pasien tampak bungkuk, tinggi badan jadi berkurang dan kadang-kadang juga mengalami nyeri di perut akibat penekanan ke arah perut

Penyebab Osteoporosis

Osteoporosis disebabkan oleh penurunan kepadatan tulang. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan tubuh untuk melakukan regenerasi tulang, yaitu proses penggantian sel-sel tulang yang lama dan rapuh menjadi sel-sel tulang yang baru. Normalnya, kemampuan regenerasi ini akan menurun seiring bertambahnya usia.

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis. Sebagian faktor risiko ini tidak bisa dicegah atau dikendalikan (tidak dapat dimodifiksi), sebagian lagi bisa dicegah atau ditangani (dapat dimodifikasi).

Faktor Risiko

  • Penurunan kadar hormon estrogen atau testosteron
  • Gangguan hormonal akibat sindrom Cushing, hiperparatirodisme, atau gangguan kelenjar pituitari (hipofisis)
  • Gangguan makan, seperti anorexia nervosa
  • Kurang asupan vitamin D dan kalsium
  • Gangguan pencernaan, seperti malabsorbsi, penyakit celiac, atau penyakit Chron yang menyebabkan penyerapan vitamin D dan kalsium terganggu
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid dalam jangka panjang
  • Gaya hidup tidak aktif dan kurang bergerak
  • Kebiasaan merokok
  • Kecanduan alkohol
  • Penyakit tertentu, seperti cystic fibrosis, hemofilia, hemokromatosis, leukemia, hipogonadisme, atau penyakit Parkinson

Cara mencegah Osteoporosis

Untuk mencegah terjadinya osteoporosis, langkah utama yang harus dilakukan adalah menghidari atau mengatasi faktor risikonya. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan adalah:

  • Berolahraga secara rutin, terutama olahraga angkat beban
  • Mengonsumsi makanan tinggi kalsium dan vitamin D, atau mengonsumsi suplemen bila perlu
  • Berhenti merokok
  • Berhenti mengonsumsi minuman beralkohol
  • Tidak mengonsumsi obat sembarangan, terutama obat kortikosteroid
  • Khusus untuk wanita yang sudah menopause atau yang sudah berusia lanjut, pencegahan bisa dilakukan dengan melakukan kontrol rutin ke dokter. Bila perlu, dokter akan menyarankan terapi penggantian hormon untuk mencegah osteoporosis.
Bagikan

Also Read