JAKARTA (RAKYATNESIA) – Perum Perhutani melakukan Rebranding wisata alam melalui peningkatan kualitas produk dan pelayanan, sesuai dengan program strategis Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mendorong brand image wisata yang dikelola Perhutani.
Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro, mengungkapkan hal tersebut dilakukan untuk menangkap peluang pasca pandemi Covid-19, karena diperkirakan akan terjadi ledakan pengunjung (rebound) ekowisata sehingga perlu dimanfaatkan secara optimal.
Wahyu menerangkan dalam rebranding wisata alam Perhutani, terdapat 5 kegiatan utama action plan, yakni Pertama, Penerapan Standar Pariwisata untuk meningkatkan kualitas produk, pengelolaan dan pelayanan meliputi Cleanliness Health Safety & Environment Sustainability (CHSE – Indonesia Care) Kemenparekraf, SNI Pengelolaan Pariwisata Alam.
Kedua, digitalisasi melalui pengembangan Virtual Reality, payment gateway, dan integrasi Union E-ticketing Perhutani untuk memudahkan pemantauan kinerja secara real time melalui sistem dashboarding. Ketiga, perbaikan fasilitas untuk meningkatkan daya tarik wisata, kualitas aksesibilitas, dan daya saing.
Keempat, pengembangan Produk diversifikasi dan wisata minat khusus untuk meningkatkan customer experience, customer spending, dan revenue generator. kelima, product Identity Branding, mempromosikan brand wisata Perhutani melalui penempatan Logo and Brand Message pada berbagai media.
Untuk menanamkan pesan kepada para pelaku wisata Perhutani terkait rebranding wisata alam tersebut, Perum Perhutani menggelar acara bertajuk ‘BoD messages to frontliners’ yang disampaikan langsung oleh Board of Directors (BoD) kepada para pengelola hingga jajaran terdepan, dengan harapan dapat bersama-sama menyukseskan program ini.
Kegiatan dilaksanakan dengan safari bermotor/ touring pada 11-13 November 2021, dimulai dari acara pembukaan/ pelepasan di wisata Gunung Puntang Jawa Barat, menyusuri lintas Selatan Pulau Jawa menuju Pantai Menganti di Jawa Tengah, dan berakhir di wisata Mojosemi Jawa Timur, dengan mematuhi protokol kesehatan Covid-19 serta prosedur keamanan touring.
Safari bermotor diikuti oleh BoD Perum Perhutani, Kepala Divisi Perhutani Kantor Pusat, segenap Kepala Divisi Regional, segenap Administratur, dan peserta undangan lainnya, dengan diikuti 200 peserta. Acara pembukaan dihadiri oleh Direktur Komersial Perhutani Ahmad Ibrahim, Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Perhutani, Kemal Sudiro beserta jajaran.
Ahmad Ibrahim menyampaikan pandemi Covid-19 telah mengubah lanskap industri pariwisata serta perilaku konsumen atau wisatawan yang telah menyesuaikan diri dengan kondisi new normal.
“Maka, para pelaku di industri pariwisata harus bisa segera beradaptasi dengan ‘era disrupsi’ yaitu era dimana terjadinya perubahan besar-besaran yang disebabkan oleh adanya inovasi yang mengubah sistem dan tatanan bisnis ke taraf yang lebih baru agar bisa bertahan dan bangkit,” ungkap Ibrahim.
Rebranding wisata alam Perhutani dilaksanakan secara bertahap, untuk tahun 2021 terdapat dua lokasi wisata yaitu Wana Wisata (WW) Gunung Puntang dan WW Ranca Upas yang melaksanakan 5 action plan secara lengkap. Lokasi wisata lain yang sudah mulai berproses melaksanakan rebranding wisata alam di Jawa Barat adalah Kawah Putih, Patuha Resort, Cikole Jayagiri, Curug Cilember, Curug Panjang, Galunggung, Karaha Bodas,
Juga wisata di Jawa Timur yakni, wisata Tanjung Papuma, Padusan, Kakek Bodo, Dlundung, Putuk Truno, Foresta Resort Tretes, Coban Rais, dan Coban Talun. Ditargetkan pada tahun 2024 Sejumlah 100 lokasi wisata Perhutani dapat memenuhi Implementasi 5 action plan rebranding tersebut secara lengkap.
Yang cukup menggembirakan, kegiatan yang menggandeng Forest Rider Community (FRC) tersebut mendapat sambutan hangat dari Bupati Magetan DR. Suprawoto saat di Wana Wisata Alam Mojosemi Magetan.
“Kami mendukung sekali program Perhutani dalam merefresing wisata alam, karena hutan telah memberikan banyak manfaat, dampak yang luar biasa terutama dalam hal, meningkatkan ekonomi masyarakat Magetan, kegiatan yang memihak kepada masyarakat tanpa merusak alam itu sangat penting dan perlu didukung,” ujar Bupati Magetan, Suprawoto. Sabtu (13/11/2021).
Wisata itu merupakan kebutuhan atau kewajiban saat ini, sehingga dampak ini betul-betul dapat dipetik, bahwa hutan itu harus memberikan manfaat bagi masyarakat. “Saya sepakat dengan Perhutani yang telah merubah dan merebranding kembali wisatanya, bahwa untuk meningkatkan ekonominya tanpa harus merusak alam,” ujar Suprawoto.
Pada bagian lain, Suprawoto juga merencanakan penanaman bersama Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat di lahan-lahan kosong, kegiatan tanamnya itu diaplikasikan melalui Peraturan Bupati (Perbub) Kabupaten Magetan No. 11 Tahun 2020 tentang “Gerakan Wajib Menanam Pohon”.
Dalam kegiatan tersebut dilakukan penanaman pohon secara simbolis dan penanaman tersebut segera dilaksanakan secara masiv di semua lahan yang masih kosong.
“Magetan ini memiliki banyak potensi wana wisata untuk ditingkatkan kwalitasnya, dan Perhutani berterima kasih sekali kepada Pemerintah Kabupaten Magetan yang telah mensupport program kami khususnya wisata yang berbasis alam, selain wisata Pemkab juga mendukung kami dalam upaya merehabilitasi lahan, dan itu saya dengar sendiri dari pak Bupati sendiri bahwa dalam rangka memulihkan alam, dan meningkatkan ekonomi itu tidak harus merusak alam, itu program yang sangat bagus, kami yakin bahwa kita bisa bekerjasama dan berkolaborasi,” ujar Natalas Anis Direktur Operasional dan Perhutanan sosial.
Rencananya event ini merupakan agenda tahunan dalam rangka membangun wana wisata Perhutani yang berbasis alam.
**(Red).