Angin Puting Beliung, Robohkan 2 rumah di Trenggulunan dan Butoh

Sukisno

Bagikan

BOJONEGORO- Musim kemarau yang berkepanjangan tahun ini, membuat masyarakat merasa gelisah. Pasalnya, suhu di Bojonegoro mencapai angka 34-35 derajat celcius dan tanaman sudah layu dan banyak pepohionan yang daunya berguguran.

Kondisi itu, membuat banyak masyarakat yang menggelar sholat Istiqo’ atau berdoa’a agar hujan segera turun. Tapi, celakanya, hujan pertama yang turun di wilayah Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, telah membawa bencana, Ada 2 (dua) rumah roboh dan puluhan rusak desang dan rusak ringan.

Angin puting beliung yang datang Minggu (01/11/2015), sekitar pukul 16.30 WIB itu telah merobohkan rumah milik Lasio (55) warga RT.11/RW.02, Desa Trenggulan, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro. Rumah yang berukuran 12 x 6,5 meter dengan kerangka dan dindingnya terbuat dari kayu jati itu ambruk dan rata dengan tanah.

Tidak hanya, itu 2 (dua) sepeda motor miliknya yakni Yamaha Vixon dan Suzuki RC, ikut tertimpa rumah hingga rusak berat. Beruntung, tidak ada korban jiwa pada bencana ini. Kerugian ditaksir sekitar Rp 40 juta.
“Mudah-mudahan segera ada bantuan dari Bupati Bojonegoro Kang Yoto,” katanya berharap.

Selain itu, data yang berhasil diperoleh rakyatnesia.com dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro menyebutkan, rumah rusak berat 16 rumah, rusak sedang di Trenggulunan 35 rumah, rusak ringan 46 rumah.

Rumah roboh di Dusun Alas Tuwo, Desa Trenggulunan, Kecamatan Ngasem 1 (satu) rumah dengan ukuran 4 x 4 meter. Rumah yang roboh itu milik Mukri (36) warga RT. 20/RW.04. Sebenarnya, rumah yang terbuat dari kayu jati itu baru dibuat sehingga belum ada dinding tapi sudah ada gentengnya. Gara-gara ambruk itu, semua gentengnya hancur dan kayunya banyak yang patah-patah.

Salah seorang warga Butoh Masi (52) yang juga menjadi saksi atas kejadian itu menyatakan, dirinya dan warga saat datangnya angin itu sangat ketakutan dan berhamburan keluar rumah, takut jika rumahnya diterjan angin yang biasa disebut ulur-ulur itu.

“Saat datang datang suasana desa gelap gulita dan tidak bisa melihat apapun. Hanya sekitar 5 (lima) menit, angin itu sudah hilang dan baru diketahui jika ada rumah yang roboh. Setelah angin lepas, hujan tetap turun hingga sekitar setengah jam lamanya. Pengenya, hujan yang membawa berkah dan bukan membawa musibah,” katanya berharap.

Sementara itu, Kepala BPBD Bojonegoro Andi Sujarwo saat dimintai keterangan mengatakan, pagi tadi tim BPBD sudah melakukan pengecekan ke rumah korban di Trenggulunan dan Butoh. Termasuk membantu korban jika dibutuhkan.

“Kita data dan akan kita usulkan kepada Pemkab untuk memperoleh bantuan dana. Selain itu, BPBD atau Disnakertransos akan memberikan bantuan sembako,” tegasnya. **(Kis/Am/Ew)

Bagikan

Also Read

Tinggalkan komentar