Pasar Hewan Jatirogo Tuban, Jadi Ajang Esek-esek Tiap Malam Jum’at

Sukisno

Bagikan
TUBAN- Tujuan mulia agar Tuban bersih dari prostitusi dengan memberantas wanita penghibur alias PSK (Pekerja Seks Komersial) sepertinya masih jauh yang namanya keberhasilan. Pasalnya, hingga saat ini, di sejumlah wilayah di Tuban masih terdapat beberapa tempat yang digunakan praktik prostitusi.
Sebut saja, Lokalisasi Ndasin, Mruthuk, Cangkring, Depan Kuburan Sendangrejo, Parengan dan beberapa tempat persewaan dan hotel yang selalu menjadi ajang esek-esek.
Praktik Prostitusi kelas ekonomi juga masih berjalan seperti biasa. Hal itu, seperti yang terjadi di Lokasi Pasar hewan Desa Sugihan, Kecamatan Jatirogo, Tuban. Mereka  melakukan praktek pada setiap Kamis malam Jum’at. Karena pada Jum’at pagi, Pasar hewan tersebut dibuka untuk jual beli sapi.
Berdasarkan pantaun rakyatnesia.com di lapangan menyebutkan, praktek prostitusi illegal dengan tempat seadanya itu disiapkan untuk laki-laki hidung belang yang hari Kamis sore sudah datang sehingga malam Jum’at mereka tidur di lokasi pasar itu. Para PSK itu, kerap melayani para pebisnis hewan yang akan melakukan jual beli sapi maupun kambing pada Jum’at esoknya.
Ironisnya, tidak hanya bakul sapi yang bergendak ria di situ, akan tetapi laki-laki sekitar pasar yang sedang kesepian juga ikut nimbrung dan mencari pemuas nafsu di tempat hewan yang kotor dan berbau itu. Bahkan, mereka kerap kali melakukan hubungan layaknya suami istri itu dengan beralaskan rumput dan dengan bantal batu atau yang biasa disebut Hotel seket pitu.
“Setiap malam Jum’at para PSK kelas teri itu selalu mangkal di sebelah timur pasar hewan Jatirogo tersebut. Rata-rata wajah wanita penghibunya tidaklah cantik dan usianya sudah banyak yang diatass 40 tahun. Bahkan, banyak juga yang sudah punya cucu alias nenek-nenek, akan tetapi masih saja jadi wanita nakal,” kata salah seorang warga yang tak mau disebut namanya.
Tarif kencan sangat murah karena untuk bisa kencan cukup dengan 20 hingga 30 ribu saja. Bahkan, kalau sedang sepi, cukup dengan membelikan nasi goreng atau sepiring makan, mereka sudah mau diajak kencan. “Murah tenan mas. Tapi upruk’e (PSK) yo elek-elek,” ungkap pria yang berinisial TM (32) kepada rakyatnesia.com, Kamis, (22/10/2015).
Pria yang suka jajan di Pasar Hewan itu mengatakan, warung-warung yang ada disekitar pasar hewan itu hanya dijadikan ajang transaksi esek-esek. Selanjutnya dalam melakukan aksinya, mereka kencan di ladang, di sawah atau di tanah lapang di sekitar pasar itu. “Modele misbar, angger gerimis yo bubar,” katanya cengengesan.
 “Warga di sini sudah sering ngobraki (merazia), tapi setiap ada malam pasaran hewan, mereka (PSK) tetap saja kembali. Oleh sebab itu, kami membutuhkan keseriusan dan tindakan tegas dari Pihak Pemkab Tuban melalui Satpol PP untuk membersihkan kegiatan prostitusi di Bumi Wali ini,” kata salah seorang tokoh masyarakat setempat yang enggan disebutkan namanya.
Terkait mangkalnya PSK ini, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Kabupaten Tuban, Heri Muharwanto mengatakan, selama ini pihaknya belum pernah mendapat laporan dari camat setempat. Sehingga, ia tidak mengetahui jika Pasar hewan Jatirogo tersebut dijadikan tempat maksiat tiap malam Jum’at.
“Kami akan segera menindak lanjuti informasi ini. Jika benar, kami akan melakukan razia agar Bumi Waliini  bersih dari Prakktik prostitusi,” tegasnya. **(Pri)
Bagikan

Also Read

Tags

Tinggalkan komentar