Nasional – Gempa Hari Ini Di Sumbawa NTB Berkekuatan 6,4 SR, Rusak Puluhan Bangunan Dan Menjebak Para Pendaki Rinjani, Lagi Indonesia diguncang serangan gempa, Pusat egmpa ada di Laut Sumbawa, NTB, Goncangan gempa ini bahkan terasa sampai Bali dengan kekuatan 6,4SR pada pukul 6.49 WITA. Kepala Bagian Humas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hary Tjatmiko menerangkan pihaknya mencatat titik gempa berada di 8.26 LS, 116.55 BT, kedalaman 10 kilometer. Gempa yang tercatat pukul 05.47 WIB itu disebutkan tak berpotensi tsunami.
Daftar Isi
Titik gempa itu sendiri berjarak sekitar 28 km dari Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
CNNIndonesia.com yang sedang berada di Kuta, Badung, Bali, merasakan gempa terjadi sekitar sepuluh detik. Sementara itu di Bandara Ngurah Rai, Bali, sempat terjadi kepanikan sesaat akibat getaran gempa yang dirasakan.
Tak lama kemudian, BMKG kembali merilis terjadi gempa dengan kekuatan lebih rendah yakni 5,5 SR. Gempa itu terjadi pada pukul 06.06 WIB. Titik gempa masih berada di lokasi yang sama, dan kedalaman yang sama.
Gempa ini pun disebutkan tak berpotensi tsunami.
Sebelumnya, pada dini hari tadi, pada pukul 00.07 WIB tercatat gempa dengan kekuatan 6,1 SR di Flores, Nusa Tenggara Timur. BMKG mencatat gempa itu terdapat pada kedalaman 596 km.
Titik gempa berada pada 7.30 LS, 122.72 BT atau berada di laut 115 km Barat Laut, Flores Timur.
Ada 31 Gempa Susulan Terjadi
“Hingga pukul 07.39 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi 31 gempa bumi susulan (aftershock) yang paling kuat M=5,7. Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” ucap Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangan tertulis, Minggu (29/7/2018).
Gempa terjadi tepat di koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km arah timur laut Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kedalaman pusat gempa 24 km.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter, kedalaman hiposenter, dan mekanisme sumbernya maka gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” jelas Rahmat.
Gempa bumi ini juga dilaporkan menurut Rahmat dirasakan warga Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur, Mataram, Lombok Tengah, Sumbawa Barat dan Sumbawa Besar. Sedangkan Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Karangasem, Singaraja dan Gianyar juga dirasakan guncangan gempa.
Sementara di Bima, Tuban Singaraja, dan Mataram juga turut dirasakan guncangan gempa warga. Gempa bumi itu juga tidak berpotensi tsunami.
Baca juga : Rumah Seorang Buruh Tani di Suwaloh Balen itu, Roboh dan…
Pendaki Gunung Rinjani Diduga Banyak juga Yang menjadi korban gempa
Kepala Stasiun Geofisika Mataram Agus Riyanto mengatakan dirinya juga lari keluar. “Sebagai orang BMKG, saya merasakan besar sekali. Infonya dari Lombok Utara yang menimbulkan kerusakan dan korban,’’ kata Agus Riyanto kepada Tempo, Ahad 29 Juli 2018 pagi. Gempa tersebut secara teknis disebut akibat dari aktivitas busur naik belakang Flores (back arc phrust Flores).
Posisi sumber gempa berasal di 8.26 Lintang Selatan, 116.55 Bujur Timur di kedalaman 10 kilometer. Lokasi tersebut berada 28 km Barat Laut Lombok Timur, 32 km Timur Laut Lombok Utara, 57 km Timur Laut Lombok Tengah, 61 km Timur Laut Mataram.
Gempa besar seperti yang dirasakan pagi ini belum pernah terjadi sebelumnya dirasakan di Sembalun. Seorang penduduk Desa Sembalun di kaki Gunung Rinjani, Alus Humaira, 39 tahun, menyebutkan baru kali ini dirasakan besar seperti tadi. “Warga panik. Ada banyak orang sudah dibawa ke Puskesmas,’’ ujarnya melalui telepon seluler.
Ia memperkirakan adanya korban dari daerah pintu pendakian di Desa Sajang atau Bawak Nao sekitar 10 kilometer ke utara dari Sembalun yang merupakan desa terakhir jalur pendakian.
Alus Humaira melihat ada tiga mobil Taman Nasional Gunung Rinjani melintas di depan rumahnya. Ia menyebut mobil pickup mengangkut puluhan orang, diantaranya pendaki yang di bawa ke Puskesmas Sembalun Bumbung untuk memperoleh perawatan. ‘’Kabarnya kebanyakan luka di kepala dan badan,’’ ucapnya.
Pengamat Gunung Rinjani Mutaharlin di Sembalun juga mencemaskan terjadinya longsoran. Ia melihat dominannya debu yang naik di sekitaran Gunung Sangkareang dan jalur pendakian dari Pelawangan Sembalun dan Senaru. ‘’Banyak pendaki sekali. Di atas itu keramaian pendaki seperti pasar. Jadi kekawatiran itu ketika gempa mereka turun dari puncak yang jalurnya sempit 2-3 meter,’’ ucapnya. Ia melihat data di pos pemantauan leblih 20 kali gempa susulan sejak 1,5 kejadian 1,5 jam lalu.