Nasional

Kronologi Hercules Ancam Kombes Hengki yang Berujung Minta Maaf , Kabar Indonesia

Rakyatnesia – Kronologi Hercules Ancam Kombes Hengki yang Berujung Minta Maaf Pencarian seputar Berita Nasional di dunia online kian banyak dikerjakan masyarakat Indonesia, padahal sebetulnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.

[quads id=10]

Pada artikel Kronologi Hercules Ancam Kombes Hengki yang Berujung Minta Maaf ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian cara penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget memandang atau membacanya. Jika anda senang dengan berita ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.

[quads id=10]

Rakyatnesia.com – Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB), Rosario de Marshal alias Hercules membuat geger publik usai sebuah video pendek berisi dirinya beredar. Dalam tayangan itu, dia begitu berapi-api mengancam Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi.

 

Ancaman ini bermula dari kesalahan informasi yang diterima Hercules. Dirinya diberitahu seseorang akan dijebloskan kembali ke jeruji besi oleh Hengki. Hercules menuding, rencana penangkapan dirinya itu demi kenaikan pangkat Kombes Hengki.

 

Video ancaman Hercules juga sempat viral di media sosial. Ia mengancam, bahwa dirinya tak pernah takut berhadap dengan Kombes Hengki. “Seorang Kombes Hengki Haryadi ya. Gue enggak takut sama dia,” kata Hercules.

 

Dalam kesempatan ini, Hercules sempat mempamerkan jumlah anak buahnya yang mencapai jutaan. “Bilang sama dia, yang Hengki Haryadi, anggota saya 1.000.400. Saya dengar dengar kemarin Hengki ancam-ancam saya, kau kecil Hengki Haryadi,” ujar Hercules.

 

 

Merasa dirinya diintimidasi, Hercules mengaku akan mengadukan Hengki kepada Kapolda Metro Jaya dan Kapolri, karena atas ulah Hengki itu dinilai telah mencoreng institusi Polri.

 

“Perilakunya semakin mencoreng institusi Polri yang saat ini sedang menghadapi banyak ujian. Saya ingin dia dipecat,” ucap Hercules.

 

Usut punya usut, ternyata Hercules salah mendapatkan informasi perihal dirinya akan dilakukan penangkapan. Akhirnya Hercules meminta maaf ke institusi Korps Bhayangkara, termasuk ke Kombes Hengki Haryadi, Kapolri dan Kapolda Metro Jaya.

 

 

“Saya Hercules, mengucapkan minta maaf sebesar besarnya kepada Pak Hengki atas kemarin kejadian, salah paham. Mengenai orang beri berita ke saya, Pak Hengki katanya ada TO saya, ada target saya. Ternyata tanggapan orang itu salah,” kata Hercules.

 

 

“Sampai ke acara saya ada sedikit spontanitas, di luar kesadaran. Ya ada saya mengeluarkan kata-kata kurang baik,” pungkasnya.

 

Tidak Takut

 

Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Kombes Pol Hengki Haryadi (DERY RIDWANSAH)

 

Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi akhirnya angkat suara mengenai ancaman yang sempat dilontarkan oleh Rosario de Marshal alias Hercules. Dia pun menyatakan telah menerima permintaan maaf dari Hercules.

 

“Setelah viral tiba-tiba Hercules minta maaf, sebagai insan beragama kalau orang minta maaf ya kita maafkan. Tapi kalau buat salah tidak ada alasan,” kata Hengki kepada wartawan, Jumat (9/6).

 

Hengki menjelaskan, aparat dalam melakukan penindakam hukum kepada aksi premanisme berdasarkan bukti hukum. Tidak ada penindakan asal-asalan seperti yang dituduhkan Hercules.

 

 

“Dasarnya kita melakukan penindakan premanisme adalah keresahan masyarakat adanya fenomena silent sound, suara-suara diam, kadang-kadang mereka ini korban-korban cuma takut melaporkan. Fenomena ini kita temukan juga di daerah-daerah kadang-kadang dia cabut laporan, diintimidasi,” jelasnya.

 

Dia menjelaskan, ancaman-ancaman seperti yang dikeluarkan oleh Hercules tidak boleh menjadi pemantik munculnya premanisme. Oleh karena itu, aparat akan melakuka penindakan hukum secara tegas terkait kasus premanisme.

 

Para pelaku premanisme pun diingatkan supaya tidak melawan petugas saat dilakukan penegakan hukum. Sebab, ada ancaman hukumann berat bagi tindakan melawan petugas.

 

“Apabila dia (preman) melawan petugas ada ancaman pidananya juga dan ini cukup berat loh. Ini jangan sampai membuat giroh wah polisi menangkap, itu tidak. Semakin melawan semakin kita tabrak nggak ada cerita,” ucap Hengki.

 

“Intinya negara tidak boleh kalah dengan aksi premanisme, tidak boleh ada kelompok tertentu yang bergerak di atas hukum. Apapun itu. Tidak boleh aparat takut terhadap ancaman-ancaman,” tandasnya. 

Dikutip dari Jawa Pos

Sukisno

Jurnalis Utama Rakyatnesia.com Dan Sudah di dunia jurnalistik selama lebih dari 30 tahun. Tulisan berita bojonegoro umum, Review, dan profil sudah bukan hal asing lagi, Lugas dengan Fakta.

Related Articles

Back to top button