Cabuli 12 Siswa Bersama, Kepala Sekolah dan pengajar Madrasah Dicopot, Kasusnya Diusut Polisi , Kabar Indonesia
Rakyatnesia – Cabuli 12 Siswa Bersama, Kepala Sekolah dan pengajar Madrasah Dicopot, Kasusnya Diusut Polisi Pencarian seputar Berita Nasional di dunia maya kian banyak dikerjakan masyarakat Indonesia, meski sebetulnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.
[quads id=10]
Pada Tulisan Cabuli 12 Siswa Bersama, Kepala Sekolah dan pengajar Madrasah Dicopot, Kasusnya Diusut Polisi ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian cara penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget memperhatikan atau membacanya. Jika anda suka dengan info ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.
[quads id=10]
Rakyatnesia.com – Kepala sekolah (kasek) berinisial M dan salah satu pengajar berinisial Y di salah satu madrasah di Kecamatan Baturetno, yang diduga melakukan pencabulan terhadap 12 siswanya kini telah dicopot. Polres Wonogiri turun tangan mengusut kasus ini setelah ada laporan dari tiga orang tua siswa yang menjadi korban pencabulan, dikutip dari RADAR SOLO.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Wonogiri Anif Solikhin mengatakan, setelah mendapat laporan dari Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKB P3A) Wonogiri, tim dari kasi pendidikan madrasah langsung melakukan penelusuran ke tempat. Tim bertemu dengan warga, kades hingga pimpinan organisasi yang menaungi sekolah tersebut di tingkat kecamatan.
Baca Juga: David Rumakiek Perkuat PSIS Semarang, Sektor Bek Kiri Tambah Kuat
“Saat itu, (dugaan pencabulan, Red) sudah dilaporkan kepada kades, camat dan dinas, juga ditindaklanjuti,” kata Anif dihubungi.
Anif mengaku terkejut atas kejadian itu. Apalagi pengawas juga tidak mendapatkan informasi itu.
“Korbannya kan diduga 12 anak. Pasti waktunya tidak sebentar,” kata Anif.
Baca Juga: KPK Periksa Plt Bupati Kepulauan Meranti Asmar Terkait Dugaan Korupsi
Anif mengatakan, sekolah itu adalah madrasah yang dikelola masyarakat namun di bawah binaan Kemenag. Dari sisi kelembagaan, pihaknya berkoordinasi dengan organisasi sosial keagamaan yang menaungi sekolah itu agar ditindaklanjuti. Kepala sekolah (kasek) madrasah itu bukan berstatus aparatur sipil negara (ASN) namun dari yayasan.
“Kami koordinasi dengan lembaga agar pendidikan di madrasah itu tetap berjalan normal. Jangan sampai karena dugaan ini kegiatan belajar mengajarnya terganggu,” papar Anif.
Oknum pengajar yang diduga dan dilaporkan atas kasus dugaan pencabulan, kata Anif, berdasarkan informasi yang dia dapat berstatus sebagai ASN yang diperbantukan di sekolah itu di bawah Kemenag. Dan, mulai Senin (29/5/2023) sudah ditarik.
“Kami nonaktifkan dulu yang bersangkutan. Kalau kaseknya nanti kewenangan dari organisasi atau yayasan yang menaungi sekolah itu. Kami minta ditindaklanjuti dengan mencari kasek baru agar pendidikan tetap jalan. Kalau dia (terduga pelaku) masih memimpin di situ tidak kondusif,” papar dia.
Baca Juga: Pelatih Bali United Stefano Cugurra Senang Bisa Bertemu Mat Halil Lagi
Di bagian lain, Kepala Dinas PPKB P3A Wonogiri Mubarok mengatakan, keluarga tiga korban sudah melaporkan dugaan pencabulan itu ke Polres Wonogiri. Berdasarkan penelusuran dinas, ada 12 anak yang diduga menjadi korban aksi bejat para pelaku.
“Sudah tiga orang per kemarin (Sabtu 27/5) yang lapor ke kepolisian,” kata dia.
Dia menerangkan, pemkab bersama kepolisian bakal melakukan pendalaman terhadap 12 orang siswi yang diduga dicabuli oleh kasek dan gurunya. Mereka bakal turun ke lapangan untuk mendalami kasus tersebut.
Dikutip dari Jawa Pos