30 Tahun Nabung Rp 10 Ribu Setiap Hari dari Jualan Sayur dan Sapu Lidi, Mursidah Bisa Berangkat Haji , Kabar Terkini
Rakyatnesia – 30 Tahun Nabung Rp 10 Ribu Setiap Hari dari Jualan Sayur dan Sapu Lidi, Mursidah Bisa Berangkat Haji Pencarian perihal Berita Nasional di dunia maya kian banyak dikerjakan masyarakat Indonesia, sedangkan sesungguhnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.
[quads id=10]
Pada Tulisan 30 Tahun Nabung Rp 10 Ribu Setiap Hari dari Jualan Sayur dan Sapu Lidi, Mursidah Bisa Berangkat Haji ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian cara penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget mengamati atau membacanya. Jika anda suka dengan berita ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.
[quads id=10]
Rakyatnesia.com – Ketekunan Mursidah, 67, menabung setiap hari selama 30 tahun demi bisa berangkat ke Tanah Suci akhirnya terkabul. Uang itu disisihkan dari hasil berjualan sayur keliling dan sapu lidi. Tahun ini dia bisa berangkat menunaikan ibadah haji, dikutip dari RADAR SOLO.
Sebuah rumah sederhana berdiri di Dusun Kidul Pasar, Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo yang padat penduduk. Rumah berdinding tembok dan berlantai plester tersebut merupakan rumah Mursidah, 67. Dia merupakan salah seorang calon jamaah haji (CJH) yang berangkat ke Tanah Suci tahun ini. Saat RADAR SOLO mendatangi rumah itu, pintunya tampak tertutup rapat.
Baca Juga: Dosen PG PAUD UNS Diduga Aniaya Istri Hingga Babak Belur, Polisi: Korban Sudah Cabut Laporan
Ternyata Mursidah sedang menghadiri acara pengajian yang tak jauh dari Kantor Kecamatan Polanharjo dengan mengayuh sepeda kesayangannya. Beberapa saat kemudian perempuan ini pulang ke rumah. Dia mengaku sudah terbiasa mengayuh sepeda untuk berpergian meski sudah lanjut usia.
Sepeda jadulnya itu juga pernah digunakan Mursidah untuk berjualan sayur secara keliling di sekitar Kecamatan Polanharjo. Sebelum akhirnya diminta anaknya untuk berhenti berjualan usai ditabrak sepeda motor saat perjalanan ke pasar. Beberapa tahun tak menjajakan sayuran dia kini fokus berjualan sapu lidi keliling di kampungnya.
Baca Juga: Kasus Mario Dandy dan Shane Lukas Masuk Tahap II Diserahkan Hari Ini
Sedangkan untuk pelunasan seluruhnya berasal dari hasil dia menabung selama bertahun-tahun itu. Awalnya dia akan berangkat pada 2022 lalu tetapi tertunda. Hingga akhirnya baru mendapatkan kesempatan untuk menginjakkan kaki ke Makkah dan Madinah pada tahun ini.
Baca Juga: Bareskrim Polri Agendakan Pemeriksaan terhadap Nindy Ayunda Terkait Dugaan Menyembunyikan Dito Mahendra
“Niat berangkat haji sudah lama, puluhan tahun. Saya lakukan dengan menabung setiap hari. Saya sisihkan (dari hasil penjualan sayur) setidaknya Rp 10 ribu per hari,” ucap Mursidah yang tinggal seorang diri karena suaminya meninggal dunia pada 1999.
Mursidah memulai aktivitas berjualan sayur keliling sejak pukul 05.00. Dia mengayuh sepeda ontel dengan boncengan yang dipasangi bronjong menuju pasar untuk kulakan. Dilanjutkan keliling dari kampung ke kampug untuk menawarkan sayur-mayur. Berapa pun hasil yang diperoleh dari berjualan disisihkan untuk ditabung.
Baca Juga: Enam wakil Indonesia Berjuang di Perempat Final Malaysia Masters 2023
Dia semakin rajin menabung selepas anak-anaknya sudah berkeluarga. Uang itu dimasukkan dalam kaleng. Ketika sudah penuh, uang dibelanjakan perhiasan yang nanti bisa dijual lagi untuk mencicil biaya haji. Kini dia bersyukur, usaha dan doanya untuk berangkat ke Tanah Suci dikabulkan.
“Saya berdoa agar Allah memberikan rezeki yang banyak. Allah meridai dan mengabulkan, memberikan kemudahan,” ujar Mursidah yang memiliki empat anak dan tujuh cucu ini.
Selain menabung, Mursidah juga terus berdoa dalam ibadah Tahajud. Termasuk melaksanakan puasa Senin dan Kamis.
Dikutip dari Jawa Pos