Nasional

pengajar Besar Binus University Gagas Sains dan Pancasila untuk Lawan Korupsi Ilmu , Kabar Indonesia

Rakyatnesia – pengajar Besar Binus University Gagas Sains dan Pancasila untuk Lawan Korupsi Ilmu Pencarian seputar Berita Nasional di dunia online kian banyak dilaksanakan masyarakat Indonesia, padahal sesungguhnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.

[quads id=10]

obat joni kuat

Pada artikel pengajar Besar Binus University Gagas Sains dan Pancasila untuk Lawan Korupsi Ilmu ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian cara penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget mengamati atau membacanya. Jika anda senang dengan info ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.

[quads id=10]

Rakyatnesia.com – Korupsi adalah kejahatan luar biasa yang seolah sudah menjadi kanker. Budaya ini, disadari atau tidak, sudah mulai dipupuk sejak seseorang masih duduk di bangku sekolah, sebelum kemudian menduduki jabatan penting saat dewasa dan menyalahgunakannya.

Jargon-jargon soal melawan dan membinasakan korupsi yang menggema di mana-mana pun sama sekali tidak cukup untuk membendung praktik ini. Sekadar transparansi keuangan pun tidak cukup untuk membuat budaya ini hilang.

Baca Juga: Perkuat Ekonomi Desa, Kemenparekraf Gelar Sosialisasi Di Wisata Penyangga Borobudur

“Transparansi merupakan syarat untuk mengatasi korupsi. Namun tidak cukup. Transparansi tanpa pemahaman hanya akan menghasilkan korupsi terbuka. Sains terbuka tanpa trajektori berbasis Pancasila, agama, dan konstitusi, tidak akan efektif melawan korupsi ilmu,” ujar pengajar besar Binus University, Prof. Dr. Juneman Abraham, S.Psi., M.Si. lewat keterangan tertulis yang diterima.

Dikukuhkan sebagai pengajar besar pada 29 Maret lalu, Prof. Juneman menyampaikan gagasan tersebut dalam sebuah orasi ilmiah berjudul ‘Melawan Korupsi Ilmu: Trajektori Sains Terbuka dan Psikoinformatika’.

Ia menyampaikan gagasan bahwa melawan korupsi harus dimulai dengan melawan korupsi ilmu dan pemahaman yang tepat tentang korupsi. 

Baca Juga: Laurentia Editha, Komposer Arek Suroboyo yang Masuk Nominasi Emmy Awards

Menurutnya, korupsi berpangkal pada korupsi ilmu. Baik otoritas publik maupun otoritas sains kehilangan kualitas positifnya karena penyalahgunaan otoritas untuk kepentingan lebih sempit. 

Menurutnya, orang Indonesia mengalami krisis pengetahuan tentang diri dan komunitasnya sendiri. Orang Indonesia, kata Juneman, lebih tertarik untuk membaca dan mendengarkan satu sisi dari sains global daripada apa yang telah ditemukan oleh peneliti kita sendiri.

“Sains global cenderung menghasilkan ilmu yang terkorupsi karena tekanan ekosistem sains global yang egosentrik dan kompetitif,” katanya.

Baca Juga: Perkuat Ekonomi Desa, Kemenparekraf Gelar Sosialisasi Di Wisata Penyangga Borobudur

Juneman menyatakan, sains terbuka juga sering dihadapkan pada tudingan seperti bermuatan ideologi neoliberal. Oleh karena itu, ia menekankan adanya basis etis sains terbuka yang tak tergoyahkan, yaitu Pancasila dan agama sebagai basis lintasan sains terbuka.

“Perlu diketahui bahwa pembangunan hanya akan efektif apabila didasarkan pada kebijakan publik yang melandaskan diri pada sains yang berintegritas, kuat, dan berorientasi pada masyarakat,” pungkasnya.

 

Dikutip dari Jawa Pos

Sukisno

Jurnalis Utama Rakyatnesia.com Dan Sudah di dunia jurnalistik selama lebih dari 30 tahun. Tulisan berita bojonegoro umum, Review, dan profil sudah bukan hal asing lagi, Lugas dengan Fakta.

Related Articles

Back to top button