Selendang 98 Merawat Ingatan, Melukis Persahabatan , Kabar Indonesia
Rakyatnesia – Selendang 98 Merawat Ingatan, Melukis Persahabatan Pencarian perihal Berita Nasional di dunia online kian banyak dikerjakan masyarakat Indonesia, padahal hakekatnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.
[quads id=10]
Pada Tulisan Selendang 98 Merawat Ingatan, Melukis Persahabatan ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian sistem penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget memandang atau membacanya. Jika anda suka dengan info ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.
[quads id=10]
MULANYA Hartati Adiarsa mendesain selendang bercorak batik itu sebagai atribut pelengkap seragam Perhimpunan Perempuan Indonesia Tionghoa (Pinti). Rupanya, perpaduan apik simbol-simbol budaya Indonesia dan Tionghoa dalam selendang itu mempererat pertalian Pinti dengan Komnas Perempuan.
Kini kain bernama selendang persahabatan itu menjadi bagian dari upaya merawat ingatan publik terhadap peristiwa Mei 1998. Sesuai namanya, selendang itu diharapkan memperkukuh persahabatan umat manusia di bumi pertiwi. Motif mega atau awan menaungi motif melati suci yang berbaur dengan kawung. Ada pula motif sayap Garuda yang bersisian dengan phoenix. Semuanya sarat makna dan harapan.
”Garuda yang juga lambang negara RI ini disandingkan dengan phoenix, yang juga salah satu lambang penting dalam kultur Tionghoa,” ungkap Ketua Pinti Pusat Metta Agustina saat dihubungi Jawa Pos pada Kamis (18/5).
Mega, menurut dia, bermakna awan yang memayungi pertiwi dan memberikan kesejukan serta kesuburan lewat curah hujannya. Melati suci sebagai pagar bangsa disandingkan dengan kawung yang menjadi lambang persaudaraan. Artinya, persaudaraan merupakan pagar penyelamat utama yang hakiki.
Baca Juga: Monumen Jarum Jadi Pengingat Peristiwa Mei 1998: Ikhtiar Sederhana Menjahit Luka Bangsa
”Motif selendang persahabatan adalah percampuran kebudayaan Indonesia dan Tionghoa. Campuran dua budaya tersebut sangat indah dan saling melengkapi,” papar Metta.
Komnas Perempuan yang konsisten bekerja sama dengan Pinti dalam mengupayakan keadilan untuk para penyintas dan keluarga korban peristiwa Mei 1998 menjadikan selendang persahabatan sebagai ikonnya. Karena itulah, selendang persahabatan identik dengan para perempuan pembela HAM serta pemimpin komunitas lintas etnis dan agama. ”Ini tidak diperjualbelikan,” sambungnya.
Metta meminta peristiwa Mei 1998 menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat, terutama generasi muda. Pinti berharap supaya peristiwa kelam itu tidak pernah terulang lagi. (mia/c6/hep)
PINTI: Metta Agustina di depan angka 98 yang dikreasikan dari selendang persahabatan. (Metta Agustina untuk Jawa Pos)
Dikutip dari Jawa Pos