Kemarau Kering Segera Datang, Suplai Air Untuk Petani Harus Mulai Dipikirkan , Kabar Indonesia
Rakyatnesia – Kemarau Kering Segera Datang, Suplai Air Untuk Petani Harus Mulai Dipikirkan Pencarian perihal Berita Nasional di dunia online kian banyak dilaksanakan masyarakat Indonesia, sedangkan hakekatnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.
[quads id=10]
Pada Tulisan Kemarau Kering Segera Datang, Suplai Air Untuk Petani Harus Mulai Dipikirkan ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian cara penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget memperhatikan atau membacanya. Jika anda suka dengan info ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.
[quads id=10]
Rakyatnesia.com – pengajar Besar Pertanian Universitas Padjajaran (Unpad) Tualar Simarmata mengingatkan pemerintah pusat dan daerah untuk segera melakukan antisipasi terhadap datangnya kemarau kering atau fenomena El Nino. Salah satu yang perlu dilakukan yakni pemetaan potensi masalah. Dengan begitu, pemerintah bisa segera mencari solusi bersama.
“Yang pasti petani itu berkaitan dengan air, bagaimana caranya supaya tanaman tidak kekeringan, itu mungkin yang bisa diantisipasi. Jadi sekarang dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah harus membuat pemetaan, dimana saja tempat yang akan terdampak,” kata Simarmata kepada wartawan, Jumat (12/5).
Setelah adanya pemetaan tersebut, pemerintah bisa segera mencari solusi terbaik. Termasuk dengan menggunakan teknologi yang tepat guna, misalnya dengan pompa air atau teknik irigasi tertentu.
Baca Juga: Stafsus Menkeu Sebut Utang Pemerintah Rp 17.500 Triliun Menyesatkan, Ini Faktanya
“Kemudian diidentifikasi juga kalau tidak ada hujan, ada nggak sumber air yang bisa digunakan. Kalau ada sumber airnya, teknologi apa yang bisa digunakan agar air itu bisa sampai ke lahan, apakah dengan pertolongan pompa, kemudian berikutnya langsung pelaksanaan,” imbuhnya.
Selain itu, Simarmata mengingatkan pemerintah agar tidak bekerja seperti pemadam kebakaran. Antisipasi harus dibuat sedini mungkin supaya dukungan terhadap petani bisa maksimal.
“Saya kira mesti dilakukan sekarang, kalau terlalu dadakan seperti pemadam kebakaran. Kaitannya juga dengan masalah anggaran kan. Kalau begitu, mestinya segera dirapatkan dengan anggota dewan,” jelasnya.
Sejalan dengan itu, Kementerian Pertanian telah melakukan berbagai antisipasi untuk menghadapi musim kemarau kering. Langkah antisipasi itu dilakukan dengan membangun infrastruktur pengairan guna memastikan air sampai ke lahan petani.
Baca Juga: KTT Berakhir, ASEAN Sepakat Bangun Ekosistem Mobil Listrik
Kementan melalui Direktorat Prasarana dan Sarana Pertanian telah mengalokasikan pembangunan Embung 500 unit, Perpompaan 629 unit, perpipaan 250 unit, Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) 3.213 unit, dan hibah pompa air untuk daerah rawan kekeringan 1.900 unit pada tahun 2023.
Sebelumnya, sepanjang tahun 2020-2022 Kementan telah melakukan kegiatan irigasi untuk meningkatkan ketersediaan air pada musim kemarau, Rakyatnesia lain kegiatan RJIT sebanyak 11.866 unit, Perpompaan 2.177 unit, Perpipaan 439 unit, dan pembangunan Embung 1.531 unit. Berbagai infrastuktur yang sudah dibangun itu juga dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasi dampak El Nino.
Tak hanya membangun sarana dan prasarana, Kementan juga mendorong para petani ikut dalam program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) sebagai bentuk mitigasi apabila nanti terjadi gagal panen karena adanya kekeringan. Tak hanya itu, koordinasi dengan BMKG juga dilakukan untuk menyamakan validasi cuaca sehingga bisa mengantisipasi perubahan cuaca ekstrem yang berdampak pada pertanian.
“Menghadapi musim kering ekstrim atau El Nino saya minta jajaran Kementan berada di lapangan membantu para petani yang kesulitan. Kemudian saya juga meminta persiapan dari semua daerah di seluruh Indonesia,” kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.
Dikutip dari Jawa Pos