Jenazah Pelaku Penembakan di Kantor MUI Pusat Selesai Diotopsi, Tinggal Tunggu Hasil Patologi Anatomi , Kabar Indonesia
Rakyatnesia – Jenazah Pelaku Penembakan di Kantor MUI Pusat Selesai Diotopsi, Tinggal Tunggu Hasil Patologi Anatomi Pencarian perihal Berita Nasional di dunia maya kian banyak dijalankan masyarakat Indonesia, sedangkan sebetulnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.
[quads id=10]
Pada artikel Jenazah Pelaku Penembakan di Kantor MUI Pusat Selesai Diotopsi, Tinggal Tunggu Hasil Patologi Anatomi ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian cara penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget mengamati atau membacanya. Jika anda senang dengan info ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.
[quads id=10]
Rakyatnesia.com – RS Bhayangkara TK I Raden Said Sukanto (RS Polri) Kramat Jati, Jakarta Timur, mengungkapkan, jenazah M, 60, pelaku penembakan di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat sudah selesai diotopsi.
“Jenazah pelaku penembakan yang kemarin di Kantor Pusat MUI ini sudah selesai pemeriksaannya, secara fisik sudah selesai, tinggal nunggu hasil patologi anatomi,” kata Kepala RS Polri Kramat Jati Brigjen Polisi Hariyanto di RS Polri, Jakarta Timur, dikutip dari Rakyatnesia, Rabu (3/5).
Menurut dia, sekarang posisi jenazah ada di Forensik RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. “Kemarin sudah (selesai) kita lakukan otopsi,” katanya.
Dengan telah selesai otopsi, pihak keluarga pelaku bisa mengambil jenazah tersebut. Namun pihak keluarga harus terlebih dahulu meminta izin kepada penyidik yang menangani kasus tersebut.
Pengambilan jenazah harus ada surat rekomendasi dari penyidik Polda Metro Jaya. “Nanti keluarga hubungi penyidik untuk mengambil jenazahnya. Jenazah sudah siap diambil,” katanya.
Tetapi, kata Hariyanto, pihaknya belum mendapatkan informasi mengenai waktu jenazah terduga pelaku penembakan akan diambil oleh keluarganya.
Meski otopsi sudah selesai, Hariyanto mengatakan, pihaknya masih memerlukan pendalaman dengan melakukan uji laboratorium untuk memastikan penyebab kematian pria asal Kabupaten Pesawaran, Lampung, itu.
“Kita masih perlu pendalaman untuk pemeriksaan laboratorium dari organ-organ dalam,” ujarnya.
Baca Juga: Jual Sajam ke Gangster, Dua Remaja Tangerang Diringkus Aparat Kepolisian
Uji laboratorium patologi anatomi tersebut dilakukan dengan mengambil sampel organ jantung dan paru yang dapat menjelaskan penyebab kematian seseorang secara medis.
Hasil uji laboratorium patologi anatomi akan diserahkan berikut hasil otopsi berupa dokumen “visum et repertum” ke penyidik yang menangani perkara penembakan tersebut.
“Jadi, saat kejadian kan si pelaku menembakkan diketahui orang banyak. Kemudian lari, lalu pingsan. Artinya sejak dia menembak sampai jatuh ini kenapa penyebabnya,” ujar Haryanto.
Dikutip dari Jawa Pos