Aparat Belum Bisa Identifikasi OTK Penyerang Mapolres Jeneponto , Kabar Indonesia
Rakyatnesia – Aparat Belum Bisa Identifikasi OTK Penyerang Mapolres Jeneponto Pencarian perihal Berita Nasional di dunia maya kian banyak dilaksanakan masyarakat Indonesia, sedangkan sesungguhnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.
[quads id=10]
Pada Tulisan Aparat Belum Bisa Identifikasi OTK Penyerang Mapolres Jeneponto ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian sistem penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget memandang atau membacanya. Jika anda suka dengan info ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.
[quads id=10]
Pangdam Sebut Gesekan Personel TNI-Polri Sudah Didamaikan
Rakyatnesia.com – Meski ada dugaan keterlibatan personel TNI dalam penyerangan ke Mapolres Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel), aparat setempat masih bersikukuh menggunakan istilah OTK (orang tidak dikenal). Kodam XIV/Hasanuddin dan Polda Sulsel belum mengetahui pasti identitas pelaku dan motif mereka.
Kepala Penerangan Kodam XIV/Hasanuddin Kolonel Infanteri Rio Purwantoro menyampaikan, untuk memastikan pihak mana yang terlibat, Kodam XIV/Hasanuddin telah menurunkan tim guna melakukan penyelidikan. Melalui keterangan tertulisnya, Rio menyebutkan bahwa pasukan TNI yang kedudukannya paling dekat dengan Mapolres Jeneponto adalah Batalyon Infanteri (Yonif) 726/Tamalatea.
Waktu tempuh Rakyatnesia markas yonif tersebut dan Mapolres Jeneponto sekitar 2–3 jam perjalanan. Meski demikian, saat ini pasukan di Yonif 726/Tamalatea dikarantina sebelum berangkat melakukan tugas operasi. ”Dan, tidak ada kegiatan cuti. Setiap dua jam pun, dilaksanakan apel pengecekan,” ungkap Rio.
Baca Juga: Pangdam Hasanuddin Tegaskan Penyerangan Polres Jeneponto Bukan TNI
Selain Yonif 726/Tamalatea, pasukan TNI lain yang kedudukannya dekat dengan Mapolres Jeneponto adalah Kodim 1425/Jeneponto. Namun, sebagian besar personel Kodim 1425/Jeneponto sedang cuti. Sementara, sebagian lainnya turut serta dalam tugas pertolongan pengamanan Operasi Ketupat yang dilakukan Polres Jeneponto.
Rio memastikan, mereka bertugas tanpa dibekali senjata. ”Senjata semua digudangkan. Karenanya, sangatlah kecil kemungkinan (penyerangan dan perusakan Mapolres Jeneponto, Red) dilakukan anggota TNI,” beber dia.
Penyerangan pada Kamis (27/4) dini hari yang dilakukan sekitar 100 orang itu mengakibatkan seorang personel Polres Jeneponto, Bripka Musmuliadi, tertembak. Saat ini korban menjalani perawatan di RS Bhayangkara Makassar. Selain itu, sebagaimana yang dilaporkan FAJAR, sejumlah fasilitas mapolres hancur.
Baca Juga: Kapolda Sulsel Tinjau Polres Jeneponto Usai Diserang OTK
Keterangan dari berbagai sumber yang dikumpulkan Jawa Pos, sehari sebelumnya (26/4) terjadi pengeroyokan terhadap dua anggota TNI, Pratu Irsan dan Prada Amran, yang diduga dilakukan anggota Reskrim Polres Jeneponto. Irsan dan Amran merupakan warga Jeneponto.
Namun, Kapolda Sulsel Irjen Setyo Boedi Moempoeni Harso membantahnya. ”Kita tidak boleh menuduh. Kita butuh fakta,” katanya saat mengunjungi Mapolres Jeneponto setelah kejadian.
Di Makassar, Kapolda Irjen Setyo Boedi dan Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen Totok Imam Santoso berusaha mendinginkan suasana. Di depan awak media, Totok menegaskan telah mengeluarkan surat telegram kepada seluruh jajaran. Dia menuturkan, anggota harus profesional dalam membangun sinergisitas dengan semua stakeholder atau pemangku kepentingan di wilayah.
Totok membenarkan adanya gesekan Rakyatnesia personel TNI dan Polres Jeneponto sehari sebelumnya. Yakni, Rakyatnesia personel Kodam V/Brawijaya dan Kodam XIII/Merdeka dengan personel Polres Jeneponto.
Baca Juga: Polres Mojokerto Berikan Layanan Balik Gratis Pemudik ke Jakarta
Dikutip dari Jawa Pos