BMKG Minta Masyarakat Tidak Panik dengan Fluktuasi Radiasi Ultraviolet , Kabar Indonesia
Rakyatnesia – BMKG Minta Masyarakat Tidak Panik dengan Fluktuasi Radiasi Ultraviolet Pencarian seputar Berita Nasional di dunia maya kian banyak dilaksanakan masyarakat Indonesia, walaupun sebetulnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.
[quads id=10]
Pada Tulisan BMKG Minta Masyarakat Tidak Panik dengan Fluktuasi Radiasi Ultraviolet ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian sistem penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget memperhatikan atau membacanya. Jika anda suka dengan info ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.
[quads id=10]
Rakyatnesia.com – Suhu panas yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia masih dalam batasan normal. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memang sempat mendeteksi suhu panas melonjak mencapai 37,2 derajat Celsius di Ciputat pada 17 April 2023. Namun hal itu tidak berlangsung lama, suhunya kemudian bergerak turun pada kisaran 34 hingga 36 derajat Celsius.
Adanya suhu panas ini sempt menimbulkan kekhawatiran di masyarakat indeks Ultraviolet (UV) akan dapat membahayakan. BMKG mengimbau ke masyarakat untuk tidak panik menyikapi hal tersebut. Jika memang dirasa diperlukan, sebaiknya masyarakat yang melaksanakan aktivitas di luar rumah menggunakan perangkat tabir surya saja.
“Masyarakat disarankan agar tidak perlu panik menyikapi informasi UV harian tersebut, serta mengikuti dan melaksanakan himbauan respon bersesuaian yang dapat dilakukan untuk masing- masing kategori index UV,” kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati dalam keterangannya, Selasa (25/4).
Baca Juga: Suhu Panas Terjadi di Indonesia, Begini Penjelasan BMKG
Dia pun menjelaskan adanya fluktuasi radiasi ultraviolet (UV) dari sinar matahari. Menurutnya, besar kecilnya radiasi UV yang mencapai permukaan bumi memiliki indikator nilai indeks UV. Indeks ini dibagi menjadi beberapa kategori: 0-2 (Low), 3-5 (Moderate), 6-7 (High), 8-10 (Very high), dan 11 ke atas (Extreme).
Secara umum, pola harian indeks ultraviolet berada pada kategori “Low” di pagi hari; mencapai puncaknya di kategori “High”, “Very high”, bahkan sampai dengan “Extreme” ketika intensitas radiasi matahari paling tinggi, terjadi pada siang hari Rakyatnesia pukul 12:00- 15:00 waktu setempat. Setelah itu akan kembali bergerak turun ke posisi “Low”.
Baca Juga: India Dilanda Gelombang Panas Ekstrem, Suhu Capai 41 Derajat Celsius, 11 Orang Meninggal
Sejumlah kategori ini tentu sangat bergantung pada tempat geografis dan elevasi suatu tempat, posisi matahari, jenis permukaan, serta tutupan awan. Menurut Dwikorita Karnawati, tinggi rendahnya indeks UV tidak memberikan pengaruh langsung pada kondisi suhu udara pada suatu wilayah.
“Untuk wilayah tropis seperti Indonesia, pola harian (sejumlah kategori) dapat teramati dari hari ke hari meskipun tidak ada fenomena Gelombang Panas. Faktor cuaca lainnya seperti berkurangnya tutupan awan dan kelembapan udara dapat memberikan kontribusi lebih terhadap nilai indeks UV,” paparnya.
“Untuk tempat dengan kondisi umum cuacanya diprakirakan cerah-berawan pada pagi sampai dengan siang hari dapat berpotensi menyebabkan indeks UV pada kategori “Very high” dan “Extreme” di siang hari,” imbuh Dwikorita.
Dikutip dari Jawa Pos