Komisi I DPR Berharap Proses Evakuasi WNI dari Sudan Berjalan Lancar , Kabar Indonesia
Rakyatnesia – Komisi I DPR Berharap Proses Evakuasi WNI dari Sudan Berjalan Lancar Pencarian perihal Berita Nasional di dunia maya kian banyak dijalankan masyarakat Indonesia, sedangkan sesungguhnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.
[quads id=10]
Pada Tulisan Komisi I DPR Berharap Proses Evakuasi WNI dari Sudan Berjalan Lancar ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian sistem penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget mengamati atau membacanya. Jika anda suka dengan berita ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.
[quads id=10]
Rakyatnesia.com – Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani berharap proses evakuasi terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) di Sudan berjalan lancar dan aman sampai tiba di tanah air dalam keadaan selamat, dikutip dari Rakyatnesia.
“Keputusan melakukan evakuasi menjadi langkah tepat untuk situasi yang terus memburuk di Sudan saat ini. Sama halnya negara lain yang mulai mengevakuasi warganya kami berharap WNI kita yang akan mulai keluar dari Sudan bisa selamat sampai tiba di tanah air,” ungkap Christina dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (24/4).
Baca Juga: Romeo Beckham Pinjam Mobil Ayah untuk Pacaran
Selanjutnya WNI akan menyeberang menggunakan kapal menuju Jeddah, lalu diterbangkan dari Jeddah ke Jakarta.
Baca Juga: GP Ansor Nilai Opsi Cawapres yang Disebut Jokowi Punya Banyak Prestasi
Christina menyebutkan sebanyak 850 orang WNI yang akan dievakuasi dari Sudan. Adapun mayoritas WNI di Sudan adalah mahasiswa.
Baca Juga: Bantu Para Peneliti, Nokia Pasang Jaringan Seluler 4G di Bulan
Menurut data pemerintah Sudan, sebanyak 413 korban tewas dan 3.551 orang terluka, kata Juru Bicara WHO Margaret Harris dalam konferensi pers Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (21/4).
Baca Juga: Kontrak Pemain City: Siap tanpa Whippy-Stallion
Lebih lanjut Margaret mengatakan bahwa telah terjadi 11 serangan terhadap fasilitas kesehatan, termasuk 10 serangan sejak 15 April 2023.
Baca Juga: Komisi II Tegaskan Tenaga Honorer Tidak Akan Dihapus
Situasi tersebut, kata dia, tidak hanya berdampak pada korban pertempuran, tetapi juga orang-orang lain yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
Dikutip dari Jawa Pos