Nasional

MUI Minta Saling Menghormati Sikapi Potensi Perbedaan Idul Fitri , Kabar Indonesia

Rakyatnesia – MUI Minta Saling Menghormati Sikapi Potensi Perbedaan Idul Fitri Pencarian seputar Berita Nasional di dunia online kian banyak dikerjakan masyarakat Indonesia, sedangkan sebetulnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.

[quads id=10]

Pada Tulisan MUI Minta Saling Menghormati Sikapi Potensi Perbedaan Idul Fitri ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian cara penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget memperhatikan atau membacanya. Jika anda senang dengan berita ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.

[quads id=10]

Rakyatnesia.com – Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh meminta umat Islam untuk saling menghormati di Rakyatnesia sesama dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan Idul Fitri 2023.

“Mengingat untuk tahun ini hilal berada dalam ketinggian yang berada dalam wilayah perbedaan pendapat, maka dipastikan akan terjadi perbedaan waktu penetapan hari raya Idul Fitri. Karena itu perlu ada semangat saling menghormati atas terjadinya perbedaan tersebut,” ujar Asrorun Niam di Jakarta, Kamis (20/4).

Niam mengatakan penentuan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijah merupakan wilayah ijtihadiyah yang membuka kemungkinan terjadinya perbedaan di kalangan fuqaha atau ahli fikih.

Baca Juga: Volume Kendaraan Meningkat, Contraflow Diberlakukan Mulai Km 36 Jalan Tol Jakarta-Cikampek

Secara keilmuan, kata dia, memang dimungkinkan terjadinya perbedaan. Terjadinya perbedaan pendapat pada masalah yang berada dalam majal al-ikhtilaf (wilayah dimungkinkannya terjadi perbedaan), harus mengedepankan toleransi.

“Karena itu perlu ada semangat saling menghormati atas terjadinya perbedaan tersebut,” kata dia.

Menurutnya, perbedaan yang didasarkan pada pertimbangan ilmu akan melahirkan kesepahaman, bukan pertentangan dan permusuhan. Karenanya, beragama perlu dengan ilmu sehingga muncul semangat harmoni dan kebersamaan.

Baca Juga: Kemenkeu Bantah Telah Beri Persetujuan Gadai Aset Milik Pemkab Meranti Rp 100 Miliar

Untuk itu, kata dia, bagi yang berpatokan pada kriteria hisab hakiki wujudul hilal atau Idul Fitri jatuh pada Jumat (21/4), maka hari Jumat melaksanakan Shalat Idul Fitri dan tidak boleh berpuasa.

Sementara bagi yang menggunakan kriteria rukyatul hilal ketinggian hilal 3 derajat, maka harus menunggu hingga hasil sidang isbat.

“Bagi yang meyakini serta mengikuti pandangan bahwa Idul Fitri jatuh hari Sabtu, maka pelaksanaan Shalat Idul Fitri dilaksanakan pada Sabtu dan tidak boleh berpuasa di hari Sabtu tersebut. Sedang di hari Jumat masih wajib berpuasa,” kata Niam.

 

Dikutip dari Jawa Pos

Sukisno

Jurnalis Utama Rakyatnesia.com Dan Sudah di dunia jurnalistik selama lebih dari 30 tahun. Tulisan berita bojonegoro umum, Review, dan profil sudah bukan hal asing lagi, Lugas dengan Fakta.

Related Articles

Back to top button