Nasional

Mbah Slamet Pernah Terjerat Kasus Uang Palsu , Kabar Indonesia

Rakyatnesia – Mbah Slamet Pernah Terjerat Kasus Uang Palsu Pencarian seputar Berita Nasional di dunia online kian banyak dijalankan masyarakat Indonesia, walaupun sesungguhnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.

[quads id=10]

Pada artikel Mbah Slamet Pernah Terjerat Kasus Uang Palsu ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian cara penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget mengamati atau membacanya. Jika anda suka dengan berita ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.

[quads id=10]

Posko Aduan Terima 14 Laporan Orang Hilang

Rakyatnesia.com – Slamet Tohari alias Mbah Slamet, dukun pelaku pembunuhan berantai asal Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, ternyata punya catatan kriminal. Pada 2019, dia pernah ditangkap polisi karena terlibat kasus peredaran uang palsu.

Fakta baru itu diungkap Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto kemarin (6/4). Dia mengatakan, pada 2019 Mbah Slamet ditangkap di Pekalongan karena kasus uang palsu. ’’Sebelum tahun 2019 dia juga pernah ditangkap dengan kasus yang sama, yaitu peredaran uang palsu,’’ kata Hendri, seperti dilansir Radar Banyumas.

Jejak kriminal itu kembali muncul saat polisi menyita sejumlah barang bukti dalam kasus penggandaan uang. Di antaranya, uang palsu pecahan Rp 100.000 sebanyak seribu lembar. Sementara itu, posko aduan yang dibuka polisi mendapat respons dari masyarakat. Hingga kemarin, sudah ada 14 laporan yang masuk. Posko itu diharapkan bisa mengungkap identitas para korban pembunuhan Slamet Tohari.

Baca Juga: Usaha Sablon Sepi Pesanan, Nekat Cetak Uang Palsu, Disebar di Malang

Tanggapan Polda Lampung

Polisi mendampingi keluarga korban yang berasal dari Lampung. (Rakyatnesia)

Polda Lampung membenarkan bahwa ada dua lagi warga daerah setempat yang menjadi korban pembunuhan Mbah Slamet di Banjarnegara, Jawa Tengah. ’’Dua orang itu adalah pasangan suami istri asal Pesawaran,’’ kata Kepala Bidang Humas Polda Lampung Kombespol Zahwani Pandra Arsyad dalam keterangannya di Lampung Selatan, seperti dilansir Rakyatnesia kemarin.

Dia melanjutkan, Kapolres Pesawaran AKBP Pratomo telah mendatangi keluarga korban di Kecamatan Negeri Katon untuk melakukan identifikasi. Kapolres Pesawaran juga berkoordinasi dengan Polres Banjarnegara. Tujuannya agar segera bisa memberangkatkan keluarga korban atas nama Irsyad, Wahyutriningsih, Suheri, dan Riani ke Banjarnegara untuk mencocokkan dengan data penyidik Satreskrim Polres Banjarnegara.

Total ada empat korban dari Lampung. Mereka merupakan dua pasangan suami istri asal Kabupaten Pesawaran. Pandra melanjutkan, Polda Lampung berencana mengambil sampel DNA dari keluarga korban. ’’Rencananya, Tim DVI Biddokkes Polda Lampung akan melakukan pengambilan sampel DNA dari keluarga korban. Kami juga berkoordinasi dengan Polres Pesawaran dan pemda setempat,’’ ungkapnya.

Baca Juga: Daftar 8 Kasus Pembunuhan Berantai Sadis di Indonesia

Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan, kedua jenazah pasutri asal Lampung sudah diautopsi. Petugas menemukan KTP di lubang yang menjadi tempat dua jenazah itu dikubur pelaku. Dari hasil konfirmasi, keluarga korban ternyata ada di daerah Cikampek.

Kapolda menegaskan, sebelum dibunuh, tersangka memberikan minuman yang telah diberi obat klonidin. Obat ini mempunyai efek mengantuk. Saat korban mengantuk, tersangka menyebut ritual penggandaan uang gagal. (jud/c18/oni)

Dikutip dari Jawa Pos

Sukisno

Jurnalis Utama Rakyatnesia.com Dan Sudah di dunia jurnalistik selama lebih dari 30 tahun. Tulisan berita bojonegoro umum, Review, dan profil sudah bukan hal asing lagi, Lugas dengan Fakta.

Related Articles

Back to top button