JAKARTA (RAKYATNESIA.COM) – Polri mengakui bahwa Indonesia memiliki potensi yang luar biasa dalam bidang pariwisata. Hal ini terlihat dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) ke Indonesia yang mengalami kenaikan signifikan.
Peningkatan kunjungan wisman, dari 10,41 juta di tahun 2015, naik menjadi 12,01 juta di tahun 2016, 14,04 juta di tahun 2017, dan 15,81 juta di tahun 2018 silam.
Untuk itu, Polri mendukung pembukaan kembali objek-objek pariwisata di tanah air, khususnya Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) di tengah masa pandemi Covid 19, dengan penerapan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat dan disiplin.
Webinar yang bertemakan “Geliat Destinasi Pariwisata Super Prioritas di Tengah Pandemi” itu menghadirkan narasumber, yakni, Ketua Umum APINDO Haryadi Sukamdani, Sonny Harry B. Harmadi yang menjabat Kabid Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid 19.
Ada lagi, Dr. Ir. Hari Santoso Sungkar yang didapuk sebagai Deputi Bidang Pengembangan Destinas dan Infrastruktur Kemenparekraf; dan Brigjen Pol. Suhendri, S.H., S.I.K. yang aktif di Dirpamobvit Korsabhara Baharkam Polri.
Ketua Umum APINDO Haryadi Sukamdani mengemukakan, pandemi Covid 19 dalam setahun terakhir telah memporak porandakan sektor pariwisata di tanah air.
“Hal itu, bisa dilihat pada April 2020, jumlah wisman anjlok 87,44% dari tahun sebelumnya. Sementara tingkat hunian kamar di bawah 12,67%, restoran sebagian besar tutup, dan destinasi pariwisata ditutup sementara,” ungkap Ketua Umum APINDO Haryadi Sukamdani, Kamis (11/3/2021).
Masih menurut Ketua Umum APINDO, bahwa potensi besar kebangkitan sektor pariwisata di tahun 2021, dimana para pihak yang semula menahan spending di 2020 akan membelanjakannya di 2021 dalam kondisi penanganan pandemi yang diiringi dengan pelaksanaan vaksinasi di masyarakat.
“Faktor yang menjadi game changer kebangkitan sektor pariwisata di Indonesia, adalah keberhasilan vaksinasi massal Covid 19 tersebut,” katanya menegaskan.
Sementara Kabid Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid 19 Sonny Harry B. Harmadi mengemukakan, industri pariwisata telah dipersiapkan untuk menerima kunjungan wisatawan.
“Perlu dukungan masyarakat dengan tetap perubahan perilaku sesuai 3M untuk wisata lebih aman, nyaman, sehat, dan berkelanjutan,” ungkapnya.
Perlu diketahui, bagaimana penerapan Protokol kesehatan di tempat wisata, diantaranya,
A. membentuk satgas pada setiap lokasi wisata;
B. menyiapkan ruang isolasi sementara;
C. memahami prosedur penolongan pertama;
D. memastikan penerapatan protokol kesehatan 3M;
E. siapkan wastafel dan sabun cuci tangan;
F. memasang poster/stiker pengingat 3M;
G. menjaga kebersihan tempat wisata; dan
H. Memastikan penerapan CHSE (cleanless, health, safety, and enviromental suistainability) di tempat wisata.
**(Anto/Red).