5 titik Jalur Sebrangan Tengah Jalan Di Lamongan Ditutup Karena Rawan Kecelakaan

moch akbar fitrianto

screenshot 304
Bagikan

Berita Lamongan – Seringnya kecelakaan terjadi karena menyeberang dari tengah jalan atau median jalan. Pemerintah Lamongan pun menutup sarana penyeberangan atau median jalan tersebut di lima titik di kawasan Jembatan Plalangan dan Plosowahyu Lamongan.

Oleh sebab itu, para pengguna jalan dari Desa Plosowahyu, Tambak Ploso, dan pengendara lain yang biasa memanfaatkan celah bukaan median jalan setempat sebagai jalur pintas, kini harus rela memutar jauh untuk menemukan bukaan median jalan lain, khususnya bagi mereka yang bergerak dari arah timur.

Berdasarkan informasi yang diserap dari Sat Lantas Polres Lamongan, bahwa sejumlah bukaan median jalan yang dianggap liar tersebut merupakan titik rawan yang sering menjadi pemicu banyaknya kejadian laka lantas atau black spot.

Kasat Lantas Polres Lamongan, AKP Aristianto Budi Sutrisno mengatakan, jika ditutupnya sejumlah celah bukaan median jalan yang tercatat tak resmi itu didasari atas usulan dari forum lalu lintas Lamongan, yang kemudian direspon oleh PU Provinsi, termasuk 5 titik antara jembatan Plalangan hingga sepanjang jalan Plosowahyu.

“Ya, hasil rapat dan analisa forum lalu lintas mengusulkan agar bukaan median jalan tersebut ditutup. Dan tak hanya median jalan di jalur Plosowahyu, tapi semua bukaan median jalan liar,” tandas AKP Aris saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (5/1/2022).

AKP Aris menambahkan, usulan penutupan bukaan median jalan liar itu telah melalui kajian dan analisa data yang matang. “Ada data, di mana lokasi kecelakaan yang diidentifikasikan dengan pasti dan tepat pada satu titik tertentu,” imbuhnya.

Tak hanya masuk kategori liar, Aris juga menyebutkan, bahwa jarak antara bukaan median satu dengan lainnya cukup dekat, sehingga sangat dikhawatirkan akan kerap menimbulkan crossing arus lalu lintas dari arah berlawanan.

“Nah, black spotnya ada di jalur itu juga, yang menspesifikasikan lokasi-lokasi kejadian kecelakaan. Dan di jalur itu memang sering ada kecelakaan,” terang Aris.

Lebih jauh, Aris menjelaskan, bahwa rawannya kecelakaan yang terjadi di titik bukaan median jalan ini kebanyakan karena berhubungan langsung dengan geometrik jalan, persimpangan, tikungan, dan perbukitan.

Sementara untuk bukaan median jalan yang tak dipasang rambu, sambung Aris, maka dapat dipastikan jika bukaan median jalan tersebut itu liar dan tak sesuai arahan resmi dari pihak yang berwenang.

Sebagai informasi, di 5 titik bukaan median jalan liar yang berada di sepanjang Plosowahyu, setidaknya ada sebanyak 18 kasus kecelakaan yang terjadi dalam kurun waktu setahun terakhir. “Di tahun 2021, black spotnya ada di situ,” pungkas Aris.(sumber:beritajatim.com)

Bagikan

Also Read