JAKARTA (RAKYATNESIA) – Belum lama ini kembali tersorot sosok wanita yang sangat menginspirasi banyak masyarakat. Wanita tersebut ialah Ipda dr. Regine Viona SpB, FINACS, FICS.
Ipda Viona diketahui merupakan seorang dokter spesialis bedah yang kini tengah mengikuti pendidikan di Setukpa untuk menjadi seorang perwira Polri. Ia pun membagikan cerita kehidupannya yang amat berliku.
Ipda Viona baru saja membagikan cerita kehidupannya. Ia mempunyai kisah yang begitu berliku-liku dalam hidupnya.
Ia mengaku bahwa dirinya tengah ditinggal meninggal oleh kedua orang tuanya dan menyandang status yatim piatu. Sementara dirinya juga merupakan anak satu-satunya dari mendiang orang tuanya itu.
“Latar belakang keluarga saya, saya yatim piatu dan saya anak tunggal,” jelasnya dalam dalam video unggahan laman Youtube JOKER GROUP INDONESIA.
Hidup tanpa dampingan orangtua membuat Ipda Viona harus benar-benar bisa mengatur kehidupannya. Namun nyatanya ia berhasil membuktikan semua itu dengan mampu menyelesaikan pendidikan kedokteran umum di Universitas Atma Jaya Jakarta.
Selama dirinya masuk ke dalam kampus tersebut dengan jurusan kedokteran umum, ia tengah memilih jalur beasiswa. Begitu inspiratif ia juga mampu menyelesaikan pendidikannya dengan beasiswa penuh pada tahun 2006.
“Saya menyelesaikan pendidikan kedokteran umum saya di Universitas Atma Jaya Jakarta dengan beasiswa penuh hingga pada akhir masa pendidikan,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Ipda Viona pun akhirnya bekerja sebagai dokter umum di Sulawesi Tenggara. Kala itu ia merupakan Pekerja Tidak Tetap (PTT) selama 4 tahun lamanya.
Ketika dirinya bekerja menjadi seorang dokter umum, ia benar-benar menabung. Karena ia mengungkapkan bahwa dirinya memiliki keinginan untuk meraih gelar spesialis bedah kala itu.
“Saya menabung untuk bisa melanjutkan pendidikan spesialis dan bidang spesialis yang saya minati saat itu adalah spesialis bedah,” papar dia.
Ipda Viona akhirnya berhasil mendapatkan gelar spesialis bedah setelah menempuh pendidikan di Universitas Brawijaya Malang Jawa Timur.
Setelah itu, ia bekerja menjadi salah seorang dokter spesialis bedah di Rumah Sakit Bhayangkara Denpasar, Bali. Melihat minimnya dokter organik Polri, membuat dirinya termotivasi untuk menjadi dokter perwira polri.
Ia diberikan kepercayaan penuh sehingga akhirnya menempuh pendidikan di Setukpa. Ia pun juga mengungkap keinginannya ketika dirinya dilantik suatu saat nanti.
“Yang pertama saya akan membantu program pemerintah untuk menurunkan angka covid di Indonesia. Kedua, dimanapun saya ditempatkan, saya ingin meningkatkan tipe rumah sakit Bhayangkara dengan tujuan agar dapat melayani anggota Polri lebih banyak lagi pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya,” pungkasnya.
(Sumber: Tribrata Polri/Red).