BERITA NASIONAL – Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menetapkan sebanyak 53 teroris yang menjadi tersangka dalam kasus ledakan bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Semua tersangka telah resmi ditahan.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sulsel, Kombes Pol E.Zulpan, S.IK., menjelaskan bahwa kasus bom bunuh diri Gereja Katedral ini 53 orang tersangka yang terdiri dari tujuh wanita, selebihnya (46 orang) laki-laki.
Para tersangka saat ini ditahan di Polda Sulsel selama 20 hari ke depan. Tersangka seluruhnya masih akan terus menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
“Jadi 21 hari kemarin penyidik punya kewenangan pemeriksaan, sudah tersangka semua. Sekarang akan ditahan 20 hari ke depan dan itu bisa diperpanjang lagi,” jelas Kabid Humas Polda Sulsel.
Kabid Humas Polda Sulsel menyebut penetapan tersangka sudah didasari oleh alat bukti yang sah. Sejauh mana perannya itu domainnya di penyidikan. Yang jelas 53 orang tersebut ditetapkan menjadi tersangka berdasarkan Pasal 184 KUHP yakni dua alat bukti yang sah.
Densus 88 Polri gencar melakukan upaya pengembangan kasus ledakan bom bunuh diri oleh pasangan suami-istri (pasutri) berinisial L dan YSF depan Gereja Katedral Makassar bertepatan dengan ibadah Misa Minggu Palma,Minggu (28/3/2021) lalu.
Selama penangkapan, terungkap bahwa para terduga tersangka mempunyai sejumlah peran berbeda, secara umum diungkapkan bahwa mereka ada yang berperan memberi bantuan ke pasutri bomber dengan cara menyiapkan bahan peledak, mensurvei lokasi hingga memberikan motivasi ke pasutri (pasangan suami istri) bomber.
Terungkap pula bahwa dari 53 tersangka, 1 orang berstatus pegawai badan usaha milik negara (BUMN). Selama penangkapan, Densus 88 Antiteror Polri juga menyita sejumlah alat bukti, seperti senapan angin hingga banyak bahan peledak yang 2 kilogram di antaranya telah digunakan oleh pasutri bomber dalam aksinya tersebut.
**(Anto/Red).