Jala Burung Pipit, Dimanfaatkan Petani di Kalirejo, Ngraho, Untuk Mengamankan Tanaman Padi
Saat berjalan menyusuri jalan desa sore itu, ada hal yang aneh dan tak lazim. Dimana, padi yang sudah menguning itu, ditutup rapat dengan jala yang dipasang tepat di atas padi yang sedang berbuah itu.
Kondisi itu, terlihat di hamparan sawah milik warga yang ada di Desa Kalirejo, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur, yang hampir memasuki masa panen itu.
Panen padi areal dengan menggunakan sistem pompanisasi air tanah itu, nyaris tak bisa membawa hasil panenannya pulang, akibat diserang ratusan hingga ribuan burung pipit (manuk emprit, Jawa red). Biasanya, burung-burung itu memangsa buah padi milik petani hingga ludes tak tersisa.
Dikarenakan saking banyaknya burung pipit yang datang berbondong-bondong ke lokasi yang sedang panen itu. Sehingga, serangan burung itu seperti hama yang meluluh lantakkan padi milik para petani itu.
Jamal (55) seorang petani asal Dusun Pilang, turut Desa Kalirejo, Ngraho merupakan salah satu dari puluhan dan ratusan petani yang menghadapi panen. Mereka harus mencari cara bagaimana menghalau serangan burung pipit sehingga bisa membawa pulang hasil panennya itu.
“Petani di sini (Ngraho) menggunakan jala emprit, untuk mengamankan padi yang sedang berbuah itu dari serangan manuk emprit. Terbukti tanaman padi itu amankan hingga panen,” ungkap pria yang ditemui saat berada di sawah miilknya itu, Selasa (4/12/2018) sore.
Menurutnya, lebih hemat menggunakan jalan burung pipit itu ketimbang harus menjaga sendiri atau bayar orang untuk menjaga padi sejak berbuah (mbrobot, Jawa red) hingga menguning dan siap dipanen itu.
Berdasarkan penuturan petani lainnya, membenarkan jika di wilayah tersebut saat ini menggunakan jala untuk menghalau atau mencegah agar padinya “selamat” hingga panen, tanpa diganggu dan ihabiskan oleh burung pipit itu.
**(Kis/Red).