Kasus Perkelahian Dengan Sajam di Kaliaren, Para Saksi Sudah Diperiksa Penyidik Polsek Tambakrejo
BOJONEGORO (RAKYAT INDEPENDEN) – Udara yang semakin panas di musim kemarau ini, ternyata membuat perilaku masyarakat gampang panas juga. Hal itu, seperti kejadian perkelahian dengan senjata tajam (bacok’an, Jawa red), sesama warga, di Dusun Kaliaren, Desa Malingmati, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur, Senin (8/10/2018) sekira pukul 14:30 wib.
Perkelahian itu berawal saat SPY (40) hendak pulang ke rumahnya dengan mengemudikan dump truk. Saat melintasi jalan lingkungan yang ada di Dusun Kaliaren, ada seorang warga bernama SMR (60), bersama isterinya sedang membeli penthol di jalan tersebut.
Karena posisi SMR berada di badan jalan lingkungan, maka oleh SPY di klakson, akan tetapi Sumiran tak mau minggir, hingga membuat SPY marah dan turun dari kendaraanya hingga keduanya perang mulut. Saat mereka gegeran, penjual penthol langsung melarikan sepeda motornya, mereka takut terjadi sesuatu hal yang tak diinginkan. Termasuk istri SMR juga segera masuk ke dalam rumahnya.
Selanjutnya, SPY pulang dan mengambil golok bermata tajam dan kembali melabrak SMR ke rumahnya sambil menenteng sebilah pedang bermata tajam dan berteriak-teriak menantang SMR. Karena dijemput oleh mertuanya yang bernama Wirawan (60) akhirnya SPY hendak balik ke rumahnya. Maklum rumah mereka berdekatan dan berada dalam satu lingkungan RT 09 di desa setempat.
Di saat SPY sudah balik hendak jalan pulang, SMR malah keluar rumah dengan menenteng pedang panjang dan langsung menyerang SPY dengan menyabetkan sebilah pedang ke tangan kanan SPY hingga membuat keduanya duel dengan sama-sama membawa senjata tajam (sajam). SPY mengalami luka di tangan kanan, tangan kiri dan di dagunya.
Wirawan dan warga lainnya malah berlarian dan yang lain hanya bisa menjerit agar mereka jangan melanjutkan perkelahian itu. Saat SPY sudah ditebas tangan kananya itu, lalu tangannya yang sudah berlumuran darah itu, dipakai untuk memukuli SMR hingga tubuh SMR berlumuran darah yang berasal dari darah milik SPY itu.
Akibat dipukuli kepalanya, SMR hingga alami muntah-muntah dengan kondisi kepalanya memar. Selain itu, SMR mengalami luka di ibu jarinya sebelah kanan.
Setelah berhasil dilerai, akhirnya SMR dilarikan ke PKU Muhammadiyah Cepu, karena kondisi kamar penuh sahingga akhirnya dilarikan ke RSUD Cepu. Sedangkan, SPY dilarikan ke RSUD Padangan untuk dilakukan operasi karena urat nadi tanganya nyaris putus akbibat sabetan pedang milik SMR itu.
Kapolsek Tambakrejo AKP Mochtarom,SH, melalui Kanit Reskrim Iptu Diono membenarkan adanya perkelahian antara SMR dengan SPY yang sama-sama menggunakan senjata tajam itu. Keduanya, bertetangga dan tinggal di Dusun Kaliaren, Desa Malingmati, Kecamatan Tambakrejo, Bojonegoro.
“Keduanya, sama-sama sebagai pelaku sekaligus sebagai korban. Sebab, mereka berkelahi dan sama-sama menggunakan senjata tajam,” ungkapnya.
Masih menurut Diono, menindak lanjuti kasus tersebut pihak Polsek Tambakrejo langsung melakukan olah TKP dan melihat kondisi korban baik SPY yang di RSUD Padangan dan SMR yang ada di RSUD Cepu.
“Kami sudah melakukan penyelidikan dan hari ini, kami sudah langsung melakukan penyidikan dengan memeriksa saksi-saksi dalam kejadian tersebut. Setelah korban kondisinya membaik, maka kami akan lakukan penyidikan untuk menuntaskan kasus perkelahian ini,” tegasnya.
Ditambahkan, Selasa(9/10/2018) sudah diperiksa Wirawan yaitu mertua SPY, penjual pentol Zuhi Suyanto dan Suwandi seorang pensiunan guru yang juga tetangga mereka itu, karena dia turut melerai perkelahian tersebut.
“Sesuai dengan tugas kami, maka penyidikan kasus perkelahian ini, akan terus kami jalankan,” pungkasnya.
Sementara itu, salah seorang warga setempat, yang berinisial SM (55), itu membenarkan jika adanya perkelahian sesama warga yang berada di Dusun Kaliaren, Desa Malingmati, Kecamatan Tambakejo, Bojonegoro itu.
“Perkelahian mereka tak ada hubuganya dengan urusan wanita atau urusan perguruan silat, tapi hanya masalah ego pribadi dan salah faham saja. Mungkin, karena lagi musim kemarau dan panasnya luar biasa, makanya bisa membuat otak mereka juga ikut kobong (terbakar) mas,” katanya sambil cengengesan.
**(Kis/Yan).