Tagana Bangun Jembatan Gantung di Koto Solok, Pangkas Waktu Tempuh Hingga 1,5 Jam , Kabar Terkini
Rakyatnesia – Tagana Bangun Jembatan Gantung di Koto Solok, Pangkas Waktu Tempuh Hingga 1,5 Jam Pencarian seputar Berita Nasional di dunia maya kian banyak dikerjakan masyarakat Indonesia, meski hakekatnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.
[quads id=10]
Pada Tulisan Tagana Bangun Jembatan Gantung di Koto Solok, Pangkas Waktu Tempuh Hingga 1,5 Jam ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian sistem penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget memperhatikan atau membacanya. Jika anda senang dengan berita ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.
[quads id=10]
Selain itu, lanjut dia, jembatan gantung difungsikan sebagai upaya mitigasi bencana. Pembangunannya ditujukan untuk mengantisipasi bencana tsunami yang menyebabkan air meluap hingga masuk ke sungai.
“Supaya kalau terjadi bencana kita bisa hindarkan, bisa lari dengan jembatan gantung ini,” jelasnya.
“Jadi bisa motor tapi jumlahnya dibatasi, satu per satu,” ungkapnya.
Diakui Sekda Pemerintah Kabupaten Dharmasraya Adlisman, selama ini akses masyarakat di kedua kecamatan tersebut cukup sulit. Mereka harus memutar dengan waktu perjalanan sekitar 2 jam untuk menjangkau daerah masing-masing. Padahal, pusat ekonomi di Sungai Rumbai seperti pasar.
“Jadi memang sangat membantu masyarakat dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, ia pun berpesan agar jembatan gantung dimanfaatkan sebaik-baiknya. Masyarakat harus tertib sesuai aturan yang ada mengenai pemanfaatannya. Seperti, kapasitas maksimal saat menyebrang dan lainnya.
Warga Koto Solok, Nursiyah mengaku sangat senang dengan kehadiran jembatan gantung ini. Pasalnya, ia tak perlu lagi menaiki perahu atau bahkan berenang untuk pergi ke ladang yang berada di seberang.
Ya, jika perahu sudah digunakan warga lainnya maka ia terpaksa harus berenang ke sebrang. Padahal, ada buaya yang kadang suka tiba-tiba muncul ketika ia menyebrang.
“Yo senang. Alhamdulillah. Ndak perlu takut lagi,” ungkapnya.
Opsi menggunakan jalan raya memang sengaja tak dipilihnya. Jarak dan waktu tempuh yang terlalu panjang membuat mereka nekat menyebrang dengan sampan atau berenang.
Dikutip dari Jawa Pos